Impian Ibu

76 5 0
                                    

" Ibu saya memendam sebuah impian yang besar, dan beliau melampiaskan sebuah impian itu kepada kami anak - anaknya dengan mendorong sepenuhnya kami, agar bersekolah sampai tingkat tinggi dan harus memiliki cita-cita yang tinggi"

.
.
.

Saya terlahir di kota besar di DKI Jakarta, dan berasal dari keluarga sederhana. Ayah saya seorang pedagang kecil keliling sedangkan ibu saya ibu rumah tangga yang juga ikut membantu mencari sesuap nasi untuk adik-adik saya yang masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit pula.

Saat remaja, Ibu saya pernah bermimpi menjadi seorang pramugari.
Tapi sayang, impiannya tidak pernah terwujud, bahwa hanya sekedar impian belaka karena tradisi keluarga yang kolot tidak mengizinkan Ibu melanjutkan sekolahnya sampai tingkat menengah pertama (SMP).

Ibu saya yang hanya lulus Sekolah Dasar (SD), hanya bisa memendam impian untuk merubah nasib. Maka dari itu ibu saya melampiaskan seluruh impiannya itu dengan mendorong sepenuhnya anak-anaknya agar bersekolah sampai tingkat tinggi dan bercita-cita tinggi. Saya selalu ingat saat beliau memberi semangat pada saya dan adik-adik saya,

°
"Kamu harus bersekolah Sampai setinggi - tingginya. Biar ibu dan ayah yang bekerja mencari uang . Ibu tidak akan menghalangimu untuk meraih cita-cita mu. Ibu merasakan kekecewaan yang mendalam karena tidak bisa mengejar cita-cita. Sedangkan pendidikan ibu hanya sebatas sekolah dasar saja. Ibu tidak mau hal itu terulang kepada mu dan adik-adik mu".

°

Ibu saya bijak dalam memotivasi anak-anaknya agar selalu melangkah meraih impian. Beliau selalu memotivasi saya sebagai anak pertama dari enam bersaudara untuk selalu memberikan contoh yang baik bagi adik-adik saya,

°

" kamu harus memberikan contoh yang terbaik untuk adik-adikmu. Kamu harus sukses. Adik-adikmu nanti akan melihat keberhasilan mu, menjadi teladan dan motivasi bagi mereka. Tapi, jika kamu gagal, kamu akan menjadi contoh buruk untuk adik-adik mu", demikian kata ibu saya.

°

Jujur saja, setiap kali saya mengingat ungkapan tersebut,, ada perasaan tergugat dalam benak. Saya membayangkan, kegagalan ibu saya meraih cita-cita begitu dalam menghujam dibenaknya. Ia merasa hidup sendiri di dunia ini saat tak seorang pun mendukungnya untuk meraih cita-cita.

Ibu saya bekerja keras mencari penghidupan yang layak, terkadang sampai larut malam. Hal itu membuat saya semakin terpacu untuk mewujudkan keinginan ibu, saya sering berkata dalam hati.


°

"Aku harus sukses! Ibu, aku akan mewujudkan impian ku. Aku akan bersekolah setinggi-tingginya. Akan ku tunjukkan bahwa ibu luar biasa dan sangat mulia bagi kami",

 °

Ada perasaan yang memicu semangat saya untuk mencapai impian-impian sekaligus membahagiakan ibu saya. Kata-kata beliau tertancap kuat didalam benak saya, yang membuat saya berani untuk bermimpi dan melangkah mewujudkan mimpi untuk jadi kenyataan dikemudian hari. Ibu adalah dorongan kuat bagi saya.

******



IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang