Empat

23 2 0
                                    

LANGIT pekat di atas sana menandakan bahwa sebentar lagi sang surya akan tergantikan oleh sang purnama.

"Duh! Gue gimana nih baliknya." ucap gadis itu saat tidak menemukan satupun kendaraan umum yang lewat.

Kencangnya hembus angin yang menerpa Firly membuat tubuhnya kedinginan, "Mana gue kagak bawa jaket, dingin astagfirullah," katanya seraya melipatkan dua tangannya melingkar ke dada.

"Nih pake jaket gue aja." sontak Firly terkejut dengan adanya kedatangan Raka secara tiba-tiba. "Lo kok bisa disini?" tanyanya heran.

"Gue tuh tadi latihan basket dulu, makanya pulang agak larut. Pulang bareng yuk beb," godanya seraya merangkul tubuh Firly, Firly merasa risih diperlakukan seperti itu, "Apasih lo rangkul-rangkul, risih tau gak!" desisnya sembari menepiskan tangan kokoh Raka di pundaknya.

Raka mengerucutkan bibir nya, "Ayo naik." titah nya saat sudah sampai parkiran. "Ayo naik, mau gue gendong?" tanpa babibu Raka turun dari motornya dan menggendong Filry yang masih diam mematung di depan motornya.

"Ih lepas, Raka!" Raka tidak mendengarkan perkataan Firly, ia masih saja terus menggendong Firly untuk di taruh di motornya.

"Pegangan dong nanti jatuh Firly," titahnya. Firly hanya pasrah ia pegangan di pundak Raka, Raka merasa risih sebenarnya Firly memegang pundaknya bukan karena apa-apa, memegang dipundak itu seperti tukang ojek bukan(?)

"Kalau pegangan, di sini dong." Raka menaruh tangan gadis itu di perutnya.
Firly memutar bola matanya jengah, "Modus lo jadi orang." Raka tersenyum simpul.

"Modus sama calon istri mah gapapa kali" godanya.
Firly memutar bola matanya jengah, "Gasudi gue jadi istri lo." ketusnya seraya menepak pundak Raka.

Raka memilih diam, tidak ingin bertengkar lagi dengan gadis yang sedang duduk rapih dibelakangnya.
Firly menghendikan bahunya acuh, ia juga tidak peduli jika Raka tidak membalas ucapannya.

-o0o-

"Udah nyampe beb," Firly memutar bola matanya. "Bisa gak sih? Kalo ngomong sama gue gak usah pake beb."

"Kan lo pacar gue," ucapnya sembari nyengir watados, "Hah? Sejak kapan gue jadi pacarlo?" desisnya.

"Kode neng?" godanya seraya menaik turunkan alis tebalnya.

"NAJIS!"

-o0o-

"Eh anak mamah udah pulang." sambut Rara dengan hangat. "Iya mah, papah mana?" sebelum Rara menjawab, Raka memutar kepalanya, mencari keberadaan papahnya.

"Belum pulang, papah masih ada urusan dikantornya." Raka mengangguk menngerti saja.

"Yaudah Raka mau bersih-bersih dulu" ucapnya sembari melenggang pergi dari hadapan Rara.

-o0o-

Firly mendesah pendek seraya mengaduk-aduk kopi susu hangat di dalam gelas bening itu. Matanya lurus memandang kearah depan pintu.
Terlihat sepi sekali pengunjung di rumah ini. Ia hanya berpenghuni sendiri. Orang tuanya telah meninggal sejak ia berumur 6 tahun.

"Mah, pah. Keadaan kalian disana gimana?" gumamnya seraya masih mengaduk-ngaduk kopi susu yang diletakan di meja makan.

Firly tersenyum, "Semoga kalian, baik-baik aja ya. Firly kangen kalian."

-o0o-

Berdiam diri seraya menatap langit-langit indah sembari tersenyum, "Firly lagi ngapain ya?" gumamnya.

"Gue chat aja deh, daripada kefikiran terus." ucapnya seraya meraba-raba handphone yang ia geletakan asal di ubin dingin.

Lo lagi ngapain?
19.15

Gak ngapa-ngapain, napa emang?
20.01

Lama amat balesnya.
20.02

Serah gue.
20.03

Besok jalan yuk, mumpung besok wekeend.
20.04

Gak.
20.05

Gak ada penolakan! Besok gue jemput kerumah lo jam 10, dandan yang cantik ya ayang beb!
Read

Gadis itu memutar bola matanya malas, "Apasih ni cowok, segala ngajak gue jalan."

Ia meletakan ponselnya asal di sebelah kasur, jujur saja tubuhnya sangat lelah hari ini terlalu banyak melakukan aktifitas.
Perlahan-lahan ia menutup kelopak matanya untuk terpejam. Tanpa sadari gadis itu sudah masuk ke alam mimpi indahnya.

TBC

Pendek?
Gkmood soalnya:(

Btw komen dong:)

Raka ArdanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang