Kedua motor besar dengan warna yang berbeda tengah ugal-ugalan dijalan raya, lebih tepatnya motor yang berwarna putih besar yang lebih ugal-ugalan dijalan. Sampai tidak sengaja menyempret seorang pedagang bakso keliling, kini gerobrak itu jatuh diatas aspal membuat sang pemilik memaki sang pengendara motor warna putih yang tidak perduli dengan itu semua. Memilih melajukan motornya kembali.
Sedangkan motor besar satunya kini langsung berhenti dan melepas helm fullnetnya seraya turun dari motornya, berjalan mendekati pedagang bakso keliling itu untuk membantunya.
"Bapak nggak papa?" Tanyanya dengan perasaan yang bingung karna tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Nggak papa den." Pemuda itu menganggukkan kepalanya dan pamit untuk pergi.
Sampainya ditempat dimana kedua yang yang tengah menatap satu sama lain dengan pandangan yang sengit. Sampai salah satu dari geng itu tersenyum memang, karna ketua mereka berhasil dulu sampai digaris finis. Yang disusul oleh seorang pemuda yang kini melepas helmnya tanpa turun dari motornya.
"Gimana sekarang? Guekan yang memang, lo cuma berani dijalan yang sepi aja bro. Sedangkan dijalan rame, lo cupu." Sombong Dandi sang pemilik motor warna putih itu, membuat satu gengnya tertawa remeh.
Sedangkan pemuda yang di remehkan itu hanya diam dengan menganggukan kepalanya pelan, berbeda dengan salah satu temannya yang penuh emosi itu. Kini dengan teganya langsung menonjok wajah Dandi yang limbung.
Membuat semua anggota dibawah pimpinan Dandi maju, berbeda dengan anggota dibawah pimpinan pemuda yang masih tenang duduk diatas motornya. Menarik Adhi untuk tidak lagi menanggapi kemarahan anggota yang di hadapannya.
"Sebelum lo panggil gue cupu, lo harus lihat diri lo terlebih dahulu." Ucap santai pemuda yang kerap dipanggil Ravi oleh siapapun. Kini memakai helmnya dan melajukan motornya, yang diikuti teman-temannya membuat Dandi mengepalkan kedua tangannya.
"Lo seharusnya ngelawan perkataannya Dan, kenapa lo malah diem aja?" Bukan Raka yang tidak selalu menghasut Dandi dengan perkataannya. "Lo harus ingat Dan, dia itu udah rebut posisi lo dijalanan. Seharusnya yang nguasai ini semua itu lo, bukan Ravi sama gengnya itu.
"Lo tenang aja, gue bakal rebut kekuasaan gue kembali." Sahut tenang Dandi sebelum menaiki motornya dengan memakai helm fullnetnya itu. Dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat teman-temannya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebelum pulang kerumah masing-masing.
Motor Dandi terhenti didepan minimarket yang buka 24jam, saat masuk kedalam manik matanya melihat sekelilingnya yang tidak begitu ramai. Sebelum berjalan kearah dimana letaknya minuman dingin berada.
Setelah mengambil minuman itu mata tajam Dandi tidak sengaja melihat kearah gadis yang berusaha untuk mengambil salah satu makanan ringan yang berada diatas sendiri.
"Tahu pendek, ngapain juga ngambil yang diatas." Cetus Dandi yang berjalan mendekati gadis itu dan mengambil makanan yang di inginkan gadis yang asing bagi Dandi.
"Nih." Ketus Dandi seraya menyondorkan makanan ringan itu kearah gadis yang memasang wajah juteknya dan mengambil alih makanan itu dari tangan Dandi.
"Lain kali, jangan ambil makanan yang diatas, udah tahu pendek." Pelan tapi masih bisa didengar oleh sang gadis menatap kepergian Dandi dengan menarik sebelah sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Dirimu?
Teen FictionFollow terlebih dahulu, sebelum membaca --- "Nggak semua orang punya rasa perduli itu, menyimpan rasa sayang yang lebih dari seorang teman." 1506 2020 2507 2020