07

25 9 5
                                    

Clara turun dari motor Dandi yang melepas helmnya, menatap Clara yang menyunggingkan senyum tipisnya. "Makasih Ra, udah mau nemenin gue hari ini." Clara hanya berguman sebelum masuk kedalam rumahnya yang langsung mendapati sosok Ravi.

Pemuda itu tengah duduk menatap tajam kearah Clara yang tersenyum kecut. "Darimana aja kamu? Jam segini baru pulang."

"Lo ada perlu apa kerumah gue."

"Bahasa kamu Ra."

"Biarin, gue nggak perduli."

Clara begitu malas untuk menanggapi Ravi yang hanya menghela napas pelan, menatap punggung Clara yang hilang dibalik pintu kamar gadis itu. Sampai sang bunda yang berjalan dari arah dapur menghampiri Ravi yang berdiri dari duduknya. "Ravi pamit ya tante?

"Maafin Clara ya, nanti tante bilangin gadis itu."

"Iya tante, tapi jangan dimarahi ya tante, kasihan Claranya nanti." Wanita itu menatap kepergian Ravi dengan senyum simpulnya.

Sebelum berjalan kearah kamar Clara yang sudah mengganti baju sragam sekolahannya dengan kaos oblong warna putih dan celana selutut, tidak lupa dengan surai panjangnya yang dicepol dengan asal. "Ravi tadi udah nungguin kamu lama loh Clara."

"Clara nggak minta ditungguin." Cetus Clara yang duduk bersila diatas kasurnya dengan membuka laptopnya itu.

"Seharusnya kamu nggak gitu Clara." Gadis itu menghela napas sebelum menyahuti perkataan dari bundanya.

"Clara capek bun sama Ravi."

"Kalo ada masalah, bicarakan baik-baik Clara. Jangan ambil kesimpulan sendiri. Bunda nggak mau kamu menyesal nanti akhirnya."

Clara menatap pintu kamarnya sebentar yang telah ditutup oleh bundanya yang telah keluar dari kamarnya. Membuat gadis itu merasa kesal, Clara menutup laptopnya yang menyala dengan kesal. Diletakkan diatas nakas samping tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang entah melayang kemana.

Apa dirinya terlalu egois dengan Ravi?

Apa dirinya harus minta maaf dengan Ravi?

Tidak, Clara tidak akan minta maaf dengan Ravi. Biarkan saja jika Ravi berpikir Clara begitu egois, Clara tidak perduli.

Belum sempat Clara menutup kedua matanya untuk pergi kealam mimpi sebuah pesan masuk kedalam handponenya membuat gadis itu dengan malas meraih benda pipih yang berada disamping laptopnya.

Membaca pesan itu dalam hati dan merasa bersalah dengan Ravi. Apa dirinya harus menemui Ravi untuk meminta maaf? Tapi, apa Ravi akan memaafkannya?

Bodoh ah, mau dimaafin apa enggak itu urusan belakang. Pikir Clara yang beranjak dari tempat tidurnya dan dengan cepat mengganti bahunya. Keluar kamar yang langsung mendapati kakaknya yang menatap hanya kearah Clara.

"Kau kemana?"

"Pergi, bentar." Sahut cepat Clara dengan berjalan keluar rumah untuk menemui Ravi.

Saat didepan rumah, Dandi yang berada dibalkon kamarnya menatap Clara dengan kening yang sedikit mengerut. "Mau kemana tu bocah, bentar lagi maghrib juga."

Siapa Dirimu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang