08

4 3 0
                                    

"Lo beneran pacarnya Clara?" Ravi menghela napas pelan seraya menganggukkan kepalanya pelan. Dan itu membuat Dandi yang telah jalur diselimuti emosi langsung memukul wajah Ravi yang limbung, karna tidak bisa menyeimbangi tubuhnya sendiri. Mengusap ujung bibirnya yang sedikit robek, sehingga darah segar itu keluar.

"Kenapa selama ini gue nggak tahu? Hah." Dandi mencengkram baju Ravi yang masih diam membalas tatapan dari Dandi. "Udah berapa lama lo pacaran sama Clara?"

"Kurang lebih setahun ini." Sahut tenang Ravi, membuat Dandi melepas cengkramannya dari kaos Ravi, sebelum melayangkan kembali pukulan tepat dirahang Ravi yang ngilu sendiri mendapati dua pukulan sekaligus dari Dandi.

Ravi tidak ada niatan untuk membalas pukulan dari Dandi, karna Ravi tahu. Dandi tengah diselimuti emosi. Jika dirinya membalas pukulan dari Dandi, mungkin dirinya atau Dandi akan mati konyol, karna masalah sepele.

"Gue pastiin lo bakal putus dari Clara." Cetus Dandi sebelum menaiki motornya, dan pergi meninggalkan Ravi yang berdiri menatap kepergian Dandi.

"Dan Clara tidak akan semudah itu pergi dari kehidupan gue."

Disinilah sekarang Ravi berada, tempat dimana semua anggota gengnya berkumpul. Saat kedatangan Ravi dengan wajah yang sedikit bonyok, membuat semua anggota menatap tanya kearah Ravi yang duduk disamping Surya. "Lo kenapa Vi?"

"Gue nggak papa." Sahut tenang Ravi untuk menanggapi pertanyaan dari Zidan yang mewakili semua anggotanya.

"Beneran lo nggak papa Vi?" Adhi sedikit khawatir dengan temannya itu, karna Dandi sudah tahu, siapa kekasih Ravi.

"Iya, gue nggak papa. Tenang aja nggak usah khawatir."

"Ya udah Vi, gue sama Anas pulang dulu ya." Ravi hanya menganggukkan kepalanya, menatap kedua temannya yang melajukan motor mereka masing-masing.

Rumah Danu dengan Anas memang searah, dan saat dipertengan jalan pulang kedua pemuda itu langsung dikepung oleh yang motor dari pimpinan Dandi kini turun dari motornya menatap datar kearah Danu ataupun Anas yang sedikit merasa takut.

Jujur, mereka berdua tidak sanggup melawan yang kini berdiri mengelilingi mereka. Karna jumlah mereka tidak sebanding dengan dua orang pemuda itu. "Lo semua cupu tahu nggak? Beraninya keroyokan." Cetus Danu menatap beberapa anggota yang di hadapannya, terutama kearah Dandi.

"Gimana ni Nas, kita nggak mungkin ngelawan mereka."

"Kita nggak punya pilihan lagi, kita harus lawan mereka." Anas turun dari motornya menatap semua geng itu.

Dilain sisi seorang Clara yang tengah berjalan pelan diatas trotoar yang ditemani gelapnya malam dan semilirnya angin yang menyelimuti tubuhnya. Kini manik matanya menyipit kulihat kearah para pemuda yang tengah berkelahi.

Saat manik matanya melihat Dandi, dengan kesal Clara berjalan cepat mendekati kerumunan itu. Melihat dua pemuda yang begitu Clara kenal, dengan diroyok oleh anggota geng Dandi.

"DANDI?" Tidak hanya pemuda itu yang menghentikan perkelahian itu.

Semua mata kini tertuju ke Clara yang menatap tajam kearah Dandi yang membuang napasnya kasar. "Lo udah janji sama gue, kalo lo nggak akan berantem lagi. Tapi mana buktinya? Lo masih aja berantem Dandi."

"Gue nggak masalah lo pacaran sama siapapun Ra, tapi kenapa harus Ravi yang jadi pacar lo?"

"Setahun lebih Ra, lo jadi pacarnya Ravi. Dan gue baru tahu malam ini. Apa itu alasan lo dulu nolak gue Ra?"

Clara diam membisu berdiri ditempat, menatap Dandi yang menatap tajam kearah Clara. Dan itu membuat Danu dengan cepat mengirim pesan ke Ravi yang kini langsung berdiri dari duduknya, membuat semua anggotanya menatap kearah Ravi.

Siapa Dirimu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang