10 . [ Believe ]

16 3 0
                                    

"Si sialan itu sudah meminta maaf kepada mu?."

Pertanyaan Leon membuat Yera kembali menolehkan pandangan nya untuk menanggapi kalimat sinis dari pria itu. Ia sedang memasak,dan tentunya Yera sangat merasa terganggu karena Leon terus menganggu konsentrasi nya.

"Bukankah sudah ku katakan sebelumnya,bahwa Zyan telah meminta maaf sebesar-besarnya kepada ku beserta Raja dan Ratu yang turut menundukkan kepala mereka hanya untuk meminta maaf kepada ku. Bukankah itu sudah cukup?."
terang Yera kesal.

"Dan berhentilah menganggu ku,kau membuat konsentrasi ku buyar karena suara jelek mu itu."tambah Yera yang kemudian kembali melanjutkan masakannya.

Leon menghela nafas nafas nya panjang. Baiklah,ia mengalah.

Suasana hati Yera mungkin sedang tidak bagus,jadi ia tidak ingin membuat istrinya berubah menjadi sesosok ' iblis ' di pagi nya yang cerah.

°°°°°

Leon sedikit terkejut ketika melihat surat pernikahannya dengan Yera yang
tergeletak begitu saja di laci meja nya.

Pria itu sedikit terkekeh geli ketika melihat sebuah surat yang selama ini ia simpan bagaikan menyimpan sesuatu yang berbahaya.

Ia mengambil surat itu dan memilih untuk membaca nya. Karena merasa bosan,Leon memilih untuk menutup kembali surat pernikahannya,karena hanya berisi surat-surat formal biasa.
Namun pandangan nya menangkap sesuatu yang membuat pria itu membelalakkan mata nya.

Yera Quella kelahiran : 22 April ****

Itu berarti besok?!!!

Dan sekarang,pria itu harus menyiapkan nya lebih cepat.

°°°°°

"Kau mau kemana?."tanya Yera yang melihat suami nya itu turun dengan tergesa-gesa dari ruangan kerja nya.

Leon sedikit terkejut,lalu menyeruput secangkir kopi yang di pegang oleh Yera.

"Aku akan pergi sebentar,kau tunggulah di rumah. Dan ingat,jangan pergi kemana pun sebelum aku pulang, mengerti?."pesan Leon yang kemudian memberi kecupan ringan pada bibir sang istri.

Yera sedikit tersentak, lalu kembali menatap Leon curiga," Kau mau kemana?dan kenapa aku tidak boleh kemana-mana,hm?."selidik nya.

"Tenang,aku tidak akan berani untuk mencari pengganti mu. Sudah cukup puas aku melihat wajah garang mu ini setiap hari."goda Leon seraya tertawa.

Yera menghela nafas nya pasrah,"Baiklah,cepat kembali sebelum makan malam,ingat?."pesan Yera.
Karena tak tahan melihat kelembutan yang istrinya salurkan,Leon sontak meninggalkan ciuman ringan di dahi wanita nya.

"Aku pergi dulu.."

Sepeninggal Leon,Yera memilih untuk membersihkan ruangan kerja milik suami nya itu.

Kriett~

Pintu coklat itu pun terbuka dengan mudah nya,karena memang Leon tidak pernah menguncinya.

Ruangan bernuansa abu-abu itu terlihat sangat rapi dan bersih,namun masih ada beberapa debu yang tertinggal.

Seulas senyum merekah begitu saja di bibir Yera. Ia merasa cukup senang karena mendapati bahwa Leon adalah sosok yang rapi dan benci jika ada sesuatu yang berantakan. Ia merasa bangga akan hal itu.Perlahan, Yera melangkahkan kakinya menuju meja kerja Leon,Beberapa tumpuk kertas memang tampak sedikit berantakan,dan Yera memilih untuk merapikan nya serta membersihkan sedikit debu yang berada di sekitar tumpukan kertas itu.

Tetapi tiba-tiba pandangan nya menangkap sebuah pigura foto yang berdiri cantik di sisi kanan meja Leon,sebuah foto yang memiliki ' arti ' tersendiri bagi mereka.

My BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang