Petani surgawi

Chapter 45 Kelinci

Sejak mencabut satu bibit kuning abadi, Ye Xiaochen telah memperhatikan situasi tiga bibit kuning abadi lainnya.

Karena pembuangannya yang tepat waktu, tidak satu pun dari ketiga bibit lainnya menunjukkan tanda-tanda kelainan, bahkan yang menunjukkan sedikit gejala mulai pulih.

Namun, Ye Xiaochen masih menemukan beberapa bibit wortel yang berada di dekat kacang abadi berwarna kuning menderita tingkat kekurangan gizi yang berbeda.

Ye Xiaochen tahu itu tidak bisa dihindari. Untungnya, itu tidak menyebar banyak. Selain itu, wortel memiliki kemampuan beradaptasi dan daya tahan yang kuat, mereka tidak akan mudah layu.

Pelajaran kali ini, Ye Xiaochen terus dalam pikirannya.

Dia tidak bisa mengulanginya lagi.

……………….

Pagi ini, Ye Xiaochen bangun pagi-pagi.

Baru-baru ini dia merasa baik, dan kualitas tidurnya juga hebat. Meskipun dia hanya tidur selama lima-enam jam, dia selalu merasa segar setelah bangun tidur.

Masih gelap.

Setelah menyikat, dia makan mentimun dan pergi ke pertanian.

Tiba-tiba, dia berhenti di ladang kedelai.

Jagung dan kedelai juga tumbuh di pertanian, mungkin beberapa hektar. Awalnya, Ye Xiaochen tidak mau menanamnya, tetapi ibunya berkata akan sia-sia untuk menjaga tanah kosong.

"Siapa yang makan tanaman kedelai ini?"

Ye Xiaochen memandangi daun kedelai dan mengamati bahwa itu telah dimakan oleh sesuatu.

Dia melihat-lihat bibit kedelai dan menemukan banyak tinja berwarna hitam.

Itu adalah kotoran kelinci.

"Aneh, bukankah di sekeliling ada pagar, bagaimana bisa kelinci liar masuk?"

Ye Xiaochen bingung.

Peternakan itu terletak di celah gunung dan dikelilingi oleh pegunungan. Pemulihan ekologis sangat cepat, jadi ada lebih banyak hewan liar.

Kelinci, burung pegar, musang, dll sangat umum. Kadang-kadang bahkan babi hutan dapat terlihat di hutan sekitarnya.