2

260 49 0
                                    



Pagi ini, Jung Kook tampak tidak seperti biasanya. Ia berangkat pagi sekali di saat teman-teman sekelasnya belum ada satu pun yang hadir. Jung Kook berjalan memasuki ruang kelas, memegang sebuah cokelat dengan kedua tangannya. Setelah kejadian kemarin malam, Jung Kook semakin percaya diri. Apa pun yang terjadi, Jung Kook akan memberanikan diri mendekati Ye Ri. Mengubah gadis itu untuk mau terbuka pada orang lain, dan... menjalin hubungan dengan orang lain.

Jung Kook berdiri di bangku paling pojok belakang. Kursinya memang ada dua, namun hanya Ye Ri sendiri yang menempatinya. Gadis itu belum datang, belum ada siapa pun yang datang. Jung Kook meletakkan sebungkus cokelat itu di kursi Ye Ri. Berharap-harap Ye Ri mau menerimanya, kemudian menyeret kursi itu ke dalam agar tak terlihat. Ia berbalik, berdoa dalam hati, kemudian segera keluar kelas.

Jung Kook menanti-nanti tanggapan Ye Ri. Di saat kelas sudah mulai ramai oleh murid-murid, Jung Kook duduk di depan. Ye Ri belum datang, mungkin sebentar lagi. Jung Kook menunggu. Tak ada siapa pun yang akan mengetahui cokelat itu ada di kursi Ye Ri, karena teman-temannya jarang bermain di 'daerah kekuasaan' Ye Ri. Jung Kook menoleh ke belakang, masih kosong. Gadis itu belum datang, padahal kelas sebentar lagi akan dimulai. Tae Hyung yang duduk di samping Jung Kook sesekali menangkap sesuatu yang aneh dari pemuda itu, namun ia sedang malas bertanya. Tae Hyung hanya dapat geleng-geleng kepala saja.

Sepasang kaki jenjang memasuki kelas. Jung Kook menahan napas sejenak, namun kemudian ia mendengus kecewa. Jelas itu bukan kaki Ye Ri, tapi kaki Ibu Guru Kim. Di mana Ye Ri? Gadis itu belum datang sampai sekarang. Ketika Ibu Guru Kim bertanya mengapa Ye Ri tidak masuk, tidak ada yang bisa menjawab karena memang tidak ada yang tahu. Tidak biasanya Ye Ri tidak berangkat sekolah, ia termasuk salah satu murid yang paling rajin berangkat sekolah.

Jung Kook berpikir, apa mungkin Ye Ri masih shock dengan kejadian kemarin malam? Mungkinkah Ye Ri trauma? Gadis itu memang tidak kelihatan baik-baik saja setelah hampir tertabrak, tapi bukankah ia memang seperti itu? Jung Kook semakin bingung. Sia-sia saja cokelat yang ia beli dengan harga yang cukup menipiskan uang sakunya, sia-sia ia menyetel alarm dengan suara kencang agar ia bisa bangun lebih pagi. Gadis yang membuatnya seperti ini tidak datang. Tidak masuk sekolah. Di mana dia?


**********


Ye Ri berdiri mematung di sebelah lampu penyeberangan jalan. Sudah hampir lima belas menit ia berdiri di sana, dan Ye Ri tak melakukan apa pun. Gadis itu tampak sangat rapi dengan seragam sekolah dan tas punggungnya, namun cukup membuat orang-orang yang lewat melirik sekilas dengan tatapan aneh. Ye Ri masih setia di tempat itu, tak bergerak meskipun lampu hijau bagi pejalan kaki sudah menyala beberapa kali.

Hari ini, Ye Ri tak berniat untuk sekolah. Memilih pergi ke tempat yang memilukan baginya, tempat yang tidak disukainya. Di depan sana... adalah tempat di mana langit mengubah semuanya. Mengubah hidup bahagianya. Di tengah jalan itu, sebelas tahun lalu, ia harus menyaksikan kedua orangtuanya meninggal. Kecelakaan. Ditabrak seorang pemabuk tak bertanggung jawab. Bahkan sampai saat ini Ye Ri masih mengingat betul wajah penabrak itu.

Di belakang gadis itu, sebelas tahun lalu Ye Ri selalu belajar piano di sana. Sejak usianya lima tahun, Ye Ri sudah sangat tertarik pada piano. Ia sangat pintar dan terbilang cepat dalam belajar piano dibanding anak-anak lain seusianya saat itu. Sejak itu Ye Ri ingin sekali menjadi pemain piano. Sayang, mimpi itu harus hilang begitu saja. Tempat kursus pianonya dulu kini sudah berganti menjadi toko pakaian setelah sang pemilik sekaligus pengajarnya meninggal karena sakit sepuluh tahun lalu. Tepat satu tahun setelah Ye Ri tak kembali hadir dalam kursus itu.

YOU ARE MY MYSTERY [JUNGRI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang