40.

1.4K 55 17
                                    

Cinta'pov

Tadi bunda membangun kan ku untuk sahur, dengan nyawa yang belum terkumpul aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Seenggaknya itu bisa membuat mataku lebih segar.

Dimeja makan sudah kumpul, tinggal bang Bayu. Sepertinya dia begadang lagi untuk menelfon pacarnya. Apalah daya diriku yang jomblo sejak lahir, nasib nasib.

Aku jomblo bukan karena tidak ada yang mau, akunya saja tipe orang yang pemilih. Sebenarnya tidak baik, tapi mau bagaimana lagi bukan? Huhh.

Mengapa hari hariku tampak membosankan tanpa Dimas disampingku. Apa mungkin karna sudah terbiasa menghabiskan waktu bersama Dimas, dan sekarang jauh diriku merasa kehilangan?

Kubuang nafasku kesal, arghh mengapa Dimas selalu saja muncul di fikiranku. Belum tentu dia memikirkan ku juga.

"Kamu kenapa sayang?" Ibu mengelus rambutku.

Aku yang tersadar dari lamunanku segera menggeleng dan tersenyum. Aku segera memakan makananku.

Tiga puluh menit sebelum imsak, bang Bayu datang dengan terburu buru. Dia langsung mengambil lauk dan memakannya.

Keselak baru tau rasa kau, batinku.

Dan benar saja, bang Bayu tersedak terbatuk-batuk. Bukannya membantu aku malah tertawa, dan kalian tau? Semua yang ada disini langsung menengok kearah ku, yatuhann mati akuu, mengapa keadaan tidak berpihak kepadaku. Ditambah tatapan ayah sembari geleng geleng kearahku. Aku hanya nyengir dengan polosnya tanpa dosa untuk sedikit mencairkan suasana.

Ibu segera mengambil kan minum untuk bang Bayu, dengan cepat bang Bayu segera meminumnya.

"Kualat lo dek ngetawain gue" aku mengangkat dua jari tanganku dan tersenyum kikuk.

"Sudah sudah, bereskan pakaian kalian. Nanti kita akan pulang ke kampung" jelas ayah.

Whatt? Apakah secepat ini?

"Dadakan sekali yahh" ucap bang Bayu yang pasti sama herannya sepertiku.

"Iya, ayah lupa memberi tahu kalian. Tapi semuanya sudah ayah persiapkan dari jauh jauh hari" semuanya mengangguk kecuali ibu, ya mungkin ibu sudah tau.

"Kalian tidak tau saja bagaimana sibuknya ayahmu" goda ibu.

"Sudah jangan menatapku seperti itu, mari kita selesaikan makanan kita keburu imsak" ucap ayah salah tingkah, lucunya sikap ayah.

Setelah solat subuh tadi aku langsung menuju kamarku, untuk apalagi selain membereskan pakaianku.

Ponselku berdering, segera ku ambil di nakas tempat tidurku. Oh ternyata panggilan grup dari Lila dan indah, aku segera mengangkatnya.

"Yaa"

"Cintaaa" teriak mereka bersamaan.

Segera kujauhkan ponselku dari telinga, suara teriakan mereka membuat kupingku sakit.

"Kitaa kangenn bangett sama lo, sombong banget nii jarang nongol digrup" ucap Lila.

Untuk apa dirinya ikut menimbrung? Mereka selalu membicarakan orang, dan itu akan membatalkan puasanya.

"Sibuk, gak sempet menyimak gibahan kalian. Gue gak tertarik" ucapku sok cuek.

"Dihh sombong sekali wanita ini ndah"

"Hahaha, biasa dia jadi galau karena ditinggal pacarnya ituu" tambah indah, aku tau ada nada bercanda disana.

Aku mengerucutkan bibirku, mengapa sobatku ini semenyebalkan ini.

Sahabat rasa pacar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang