SABAR 1

455 18 4
                                    

Awal cerita di sebuah rumah sakit, Afgan sedang menjenguk Fauji sang sahabat yang sedang sakit.
"Sebenernya lo sakit apa Ji?" Tanya Afgan pada sahabatnya yang terbaring lemah dengan jarum infus di tangan kanannya dan alat bantu pernafasan di hidungnya.
"Gue kena kanker paru-paru stadium lanjut Gan, entah berapa lama gue bisa bertahan" tutur Fauji datar.
"Astagfirullah'aladzim sejak kapan lo tau tentang penyakit lo?" Tanya Afgan dengan wajah cemas.
"Sejak gue pingsan waktu kita lagi meeting 3 bulan lalu aduuh" Jawab Fauji yg terus merintih menahan sakit
"Kenapa lo gak bilang sama gue? Lo itu sahabat gue" runtuk Afgan kecewa
*
Fauji hanya diam tangan nya terus memegangi dadanya yang terasa nyeri dan sesak, sesekali rintihan terdengar dari bibirnya.
"Sakit banget Ji, gue panggilin dokter ya?" ucap Afgan yang kian cemas.
"Gak usah Gan, arrgh kalau boleh gue mau minta sesuatu dari lo, mungkin ini permintaan terakhir gue" ucap Fauji mengungkapkan keinginannya
"Lo minta apa Ji, kalau gue bisa pasti gue akan kabulkan permintaan lo" ucap Afgan pelan.
"Gue mau buat pengakuan Gan, sebenarnya udah lama gue jatuh cinta sama Ocha pacar lo, tapi gue juga tau lo sahabat gue sendiri juga sangat mencintai Ocha, karenanya gue cuma bisa memendam perasaan gue ini" tutur Fauji dengan suara terbata.
"Lo cinta sama Ocha Ji?" Tanya Afgan.
"Iya Gan dan gue minta sama lo, pinjamkan Ocha buat gue, ijinkan Ocha jenguk gue kesini, ini permintaan gue terakhir Gan" tukas Fauji memohon dengan suara bergetar, membuat Afgan hanya bisa terdiam tanpa bahasa.
*
Waktu berlalu, Afgan terus memikirkan permintaan Fauji, dan akhirnya membuat janji bertemu dengan Rossa sang kekasih di cafe favorite mereka, jam di dinding menunjukkan pukul 19.15, Rossa sudah tiba di cafe dan duduk di tempat favoritenya, park view dengan pemandangan bunga warna-warni.
Rossa asik dengan hp nya, hingga tanpa terasa 30 menit berlalu, Afgan baru datang dan langsung menyapa sang pujaan hati.
"Sayang, maaf aku telat" sapa Afgan yang di balas tawa renyah Rossa.
"Udah biasa, ayang beib aku kan punya waktu sendiri WIBA Waktu Indonesia Bagian Afgan hahaha" seloroh Rossa dengan tawa terkekeh
*
Melihat tawa lepas tanpa beban Rossa, membuat Afgan ragu mengutarakan maksudnya mengajak Rossa ketemuan.
"Yaah hujan sayang, tapi lihat deh air hujan yang jatuh di antara kelopak bunga, kelihatannya indah banget" ucap Rossa dengan nada ceria dan senyum khasnya membuat Afgan kian serba salah dan takut untuk mengungkapkan makksudnya.
"Ya Allah apa aku tega menghapus senyum itu, apa aku rela membiarkan cintaku bersama orang lain" batin Afgan dengan raut sedih.
"Kok diem aja, kamu kenapa sayang?" Tanya Rossa lalu meraih tangan Afgan dan menggenggamnya.
Tbc

SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang