Chapter 20 (mencintainya sesulit itukah ?)

6 1 0
                                    

Arin POV

Kejadian semalam membuat ku sangat kalut, aku tidak habis fikir. Kenapa rega bisa setega itu memukuli hardi yang jelas jelas mereka itu berteman bahkan bersahabat. Apa yang sudah membuat rega menjadi gelap mata seperti itu ?.

Aku sungguh kecewa pada rega.

Kenapa semejak rasa cinta itu ada, semua nya berubah drastis. Lebih baik seperti dulu saat aku dan dia tak pernah tegur sapa, pertengkaran seperti musuh bebuyutan. Serius, aku lebih baik seperti itu.

Khawatir juga melanda ku, rega dan hardi sama-sama memiliki banyak luka lebam di seluruh wajah nya, tak hanya wajah mungkin. Di seluruh tubuh nya pasti banyak luka memar karna mereka semalam bertengkar seperti ingin menghabisi satu sama lain. Sangat brutal.

Ku lihat mereka mengikuti pak ghanis saat setelah mendapat bimbingan dari kepala sekolah. Ku yakin mereka sedang dihukum sekarang.

Dengan mata yang sembab, dan memerah. Aku masih mengerjakan pekerjaan ku sebagai kepanitiaan untuk acara ini, aku masih bergelut dengan bahan makanan yang akan dimasak untuk sarapan.

Saat sedang memotong sayuran, kulihat kedua sahabat ku datang menghampiri.

" Everything is ok ? ". Tanya mayang. Sok sekali dia menggunakan bahasa Inggris. Aku tahu dia pasti ingin menghiburku.

" Iya, everything's gonna be ok, i think ". Ku balas pula dengan bahasa Inggris. Dia terlihat manggut manggut, entah dia mengerti atau tidak.

" Lo semaleman nangis ga berenti2 dan sekarang lo bersikap seolah lo baik2 aja. Gue ga paham sama lo rin, kenapa lo bisa sekuat ini ". Ujar putri sembari merangkul bahu ku dari samping.

" Cuma ini yang bisa gue lakuin untuk menghibur diri put, gue ga tau sebenernya mau rega itu apa. Huuhh, gue udah terlanjur jatuh sangat dalam. Sampe2 untuk bangkit keluar itu sangat sulit buat gue put ". Ucap ku menghentikan sejenak kegiatan ku. Saat selepas aku berkata seperti itu, putri langsung memeluk ku. Sahabat yang terbaik memang.

" Udeh ah kok pada melow gini sih, rin cepet slesein masak nya. Gue udeh laper ". Ucap mayang menengahi mengalihkan pembicaraan.

" Iye iye ah, bawel bet lu may. Udeh kebo, doyan makan lagi. Dasar kebo karet ". Ejek ku.

" Waahh, kurang imunisasi nih anak. Bacot nye kagak disaring dulu tuh. Sini lu gue gibeng ye ". Kesal mayang lalu terjadilah kejar kejaran antara kami bertiga.

Apa ku bilang, mereka itu selalu jadi moodbuster ku saat keadaan ku sendiri sedang terpuruk. Aahh aku mencintai kedua sahabat ku itu.

~ ~ ~

Hari semakin siang, tapi aku belum juga dapat melihat kemana dan dimana rega dan hardi berada. Aku takut kejadian semalam terulang lagi.

Kuputus kan untuk mencari dimana mereka berada, rasa khawatir ku sudah tak bisa ku bendung lagi.

Ku kelilingi hutan ini mencari dimana mereka berada, apa pak ghanis menghukum mereka dengan sangat berat ? Lalu apa hukuman yang diberikan pada mereka ? Kenapa keduanya tak terlihat ?.

Pertanyaan2 itu terlintas begitu saja dibenakku. kembali ku lihat kiri dan kanan untuk mencari mereka.

Saat ku henti kan langkah ini, aku melihat hardi tengah terduduk sambil memegang kapak ditangan nya. Apa mereka berdua dihukum untuk mencari kayu bakar ya ?.

Ku hampiri hardi dengan perlahan, obat dari kotak p3k sudah ku jinjing saat sebelum kesini tadi.

" Hardi ! ". Panggil ku saat sudah dihadapan nya.

REALLY I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang