Chapter 22 (Mulai tak mau kehilangan)

12 1 0
                                    

" Thea, lu liat arin gak ? Ini acara udah mulai dari tadi. Napa dia gak ikut kumpul ?, Gue kewalahan nih atur2 nya ". Tanya haikal saat sudah berada disamping thea.

Hari sudah semakin petang, acara penutupan sudah dimulai sedari tadi. Namun entah kemana dan dimana keberadaan arin sekarang masih jadi pertanyaan bagi haikal dan panitia yang lain nya.

" Dia tadi siang pen istirahat bilang nya kal, tapi cuma sejam juga dia udah bangun kok. Gue udah coba hubungin walkie talkie nya tapi gak ada nyaut dia nya ". Jelas thea.

" Gue tanya mayang aja kali ya, siapa tau dia juga tau arin kemana ". Setelah berkata begitu haikal pun lantas bergegas pergi menghampiri mayang dan putri yang terlihat cemas diraut wajah mereka berdua.

" May, put, kalian liat arin gak sih ? Dari siang dia gak keliatan tau ". Ucap haikal begitu sampai didepan mayang dan putri.

" Itu dia kal, kita juga bingung banget. Tadi sih terakhir dia bilang mau ke tenda panitia, tapi kita cek kesana gak ada. Duh gue khawatir deh kal ". Jelas mayang semakin khawatir akan keadaan arin yang sampai sore hari ini tidak ada kabar nya.

Haikal menghela nafas kasar...

" Yaudah deh, ntar selesai acara gue bakal minta anak2 yang lain buat cari arin. Kalian gak usah khawatir ". Ujar haikal mencoba menenangkan mayang yang terlihat sangat mengkhawatirkan sahabat karib nya tersebut.

Ditempat lain, seorang wanita masih tergeletak begitu saja diantara ranting dan dedaunan kering dengan tubuh yang dipenuhi luka dan goresan.

Tak jarang darah segar masih terlihat mengalir di beberapa sudut tubuh nya, seperti saat ini juga kening dan pelipis nya cukup banyak mengeluarkan darah.

Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah arin..

Ia masih tak sadarkan diri, dibawah jurang yang entah siapa pun mungkin tak berani mendekat kearah itu.

Berbeda hal nya dengan ditempat yang menjadi pusat acara, keramaian murid yang berpesta di hari terakhir kemah terlihat sangat antusias dengan beberapa hiburan yang disuguhkan oleh para panitia tanpa mengetahui bahwa ada seseorang yang kini sedang membutuhkan pertolongan.

Haikal sudah kembali ke pusat acara, namun wajah nya terlihat sulit diartikan. Haikal dengan langkah yang cukup tergesa segera menghampiri kepala sekolah dan juga guru pembimbing dan membisikan sesuatu.

Siswa siswi yang lain ada yang menyadari keanehan haikal ada pula yang masih menikmati acara. Yang menyadari keanehan haikal kini banyak yang berbisik pada teman yang berada disamping nya.

Haikal kini mulai serius dengan pembicaraan nya, kepala sekolah maupun guru pembimbing terlihat kaget atas penuturan haikal.

Dengan cepat kepala sekolah meminta perhatian pada semua siswa..

" Mohon perhatian sebentar semuanya, saya mendapat info dari ketua osis kita bahwa telah terjadi suatu hal yang mencengangkan bagi saya...

Teman kita, yang juga seorang panitia acara ini. Tak lain dan tak bukan adalah Arin Nathania, dikabarkan MENGHILANG sejak siang tadi...  Barang kali kalian ada yang tau arin kemana. Bapak harap segera informasikan kepada kami dan juga panitia. Bapak sangat meminta kerjasama dari kalian, ini adalah tanggung jawab kita semua jadi untuk acara hari ini dicukupkan sekian, kita harus fokus dulu untuk mencari keberadaan arin ". Ujar kepala sekolah panjang lebar, haikal yang berdiri tak jauh dari kepala sekolah pun hanya menatap kosong entah kemana karna khawatir pada arin.

Dikerumunan orang orang, ketiga wanita itu terlihat berbisik bisik...

" Tuhkan bill, apa gue bilang. Keyzora tuh gak bisa dipercaya. Kalo arin mati gimana ? ". Khawatir salah seorang teman Billa.

REALLY I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang