Lagu ini seharusnya dinyanyikan dengan versi ini sejak awal.
In another life, I would be your girl
We keep all our promises, be us against the world
In another life, I would make you stay
So I don't have to say you were the one that got away*****
Beam POV
Aku berjalan pulang bersama Phana dan Kit. Akhir-akhir ini, aku sering memikirkan kenangan masa lalu. Kenangan antara aku dan Pho. Memori demi memori terus berputar dikepalaku. Seperti non stop playlist. Walau aku tidak mengingat persis memori tersebut tapi aku mengingat perasaanku saat itu. Seperti saat aku harus tinggal di panti asuhan. Saat itu, setiap minggu aku akan menunggu Pho di taman dengan perasaan gelisah. Menunggu dia datang seperti janjinya. Ketika kepala panti membawaku, aku tahu aku tidak akan bisa tinggal bersama Pho lagi. Jadi aku senang ketika Pho mengatakan dia akan menemuiku. Aku berharap setidaknya bisa menemuinya sesekali tapi, tidak peduli berapa kali aku menunggu dan menunggu, dia tidak juga datang.
Aku merasa patah hati. Aku berpikir kesalahan apa yang aku lakukan sehingga tidak ada yang menyayangiku. Sampai suatu hari akhirnya dia muncul dengan senyum lebar di wajahnya. Aku ingat hari itu. Aku merasa sama seperti saat mereka menemukanku di kontainer gelap. Rasanya begitu senang tapi aku juga takut. Takut kehilangan kebahagiaan itu lagi. Takut kembali ke tempat gelap itu lagi.
Langkahku terhenti ketika menatap pria yang berdiri di depan gerbang sekolahku, New Vongviphan.
"Siapa?"
"Kamu mengenalnya?"
Tanya Phana dan Kit bergantian.
"Ayahku" Jawabku. Mereka berdua membelalakkan mata mereka dan menatap Tuan Vongviphan terkejut.
"A-apa yang mau dia lakukan disini?" bisik Kit
Aku menaikkan kedua bahuku dan berjalan ke arah Tuan Vongviphan.
"Naiklah" Ujar Tuan Vongviphan tanpa menyapa kedua temanku. Aku membalik tubuhku dan menatap Phana dan Kit. Phana dan Kit menatapku khawatir tapi mereka tidak mengatakan apapun.
"sampai jumpa besok" Ujarku sebelum naik ke mobil Tuan Vongviphan. Aku tidak melihat istrinya dan anaknya Benjamin di mobil. Tuan Vongviphan melajukan kendaraan ke arah kota.
"Kamu lapar? Bagaimana jika makan dulu?" Tanyanya.
Aku menggeleng. Dia tidak mengatakan apapun dan berhenti di sebuah restoran italia.
"Tuan Jamornhum bilang kamu tidak bisa makan seafood jadi disini mungkin lebih aman" Ujarnya sambil melepaskan sabuk pengamannya. Aku menatap restoran di depanku. Aku dan Pho sering kemari untuk makan pizza. Aku turun mengikuti Tuan Vongviphan. Semakin cepat kami bicara maka akan semakin baik.
Seorang pelayan menuntun kami duduk. Tuan Vongviphan memesan makanan. Aku tidak mengatakan apapun karena aku tidak tertarik untuk makan dengannya. Kami terdiam beberapa saat. Aku tidak mau memandangnya. Setelah suasana canggung dan senyap diantara kami, dia berdehem.
"Ada hal yang ingin Pho bicarakan" Ujarnya.
Aku memalingkan wajahku dan menatapnya lekat "jika ini soal kepindahanku ke Bangkok maka jawabannya adalah tidak" Ujarku. Dia terdiam dan menatapku terkejut sesaat.
"Jadi dia sudah mengatakannya padamu?" Tanyanya.
Aku mengangguk "tidak ada rahasia diantara kami" Jawabku.
Dia menunduk dan tersenyum.
"Pho mengerti. Bagi manusia, perubahan itu sulit tapi perubahan harus dilakukan untuk tujuan yang lebih baik" Ujarnya sambil menatapku.
![](https://img.wattpad.com/cover/218884452-288-k621207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Home For Me & You
FanfictionIni tentang tempat dimana kamu ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang kamu sayangi. Tempat dimana kamu bisa menyebutnya sebagai rumah. karakter milik chiffon_cake BL story jadi dibawah umur 21 dilarang baca.