Rindu

1.4K 200 51
                                    

Rindu itu, adalah segelas pelukan. Kau siapkan dan jaga agar tetap hangat. Hingga ia menghampirimu - Rheina Putri

****

"Suami saya dan anak saya akan ikut bersama saya ke Chiang Mai minggu ini. Jadi bisakah kami bertemu Baramee?"

Aku mendesah melihat pesan Anita. Lam menatap handphoneku penasaran

"Anita?" Tanyanya

Aku mengangguk dan menatap pesan Anita sesaat. Anita mengirimkan beberapa pesan. Seperti minggu lalu, dia mengucapkan terima kasih padaku karena sudah mengizinkannya bertemu Beam.

"apa kamu menyukai hadiah pemberianku? Baramee sendiri yang memilihnya. Aku ingin membelikan lebih banyak hadiah untukmu tapi Baramee bilang kamu tidak akan menyukainya. Aku juga ingin membelikan sepatu kulit untukmu tapi Baramee bilang kamu tidak akan mengenakannya"

"Apa dia ingin bertemu dengan Beam lagi?" Tanya Lam

Aku melepaskan pandanganku dari handphoneku "ehm" Jawabku sambil menatap makananku "dia akan datang dengan suami dan anak tertuanya"

Lam mendesah dan menatapku perihatin "lalu apa yang akan kamu lakukan?" Tanyanya.

Aku menatap Lam dan tersenyum tipis "apa lagi yang bisa kulakukan? Tentu saja aku tidak bisa melarang mereka" Jawabku.

"Bagaimana dengan Beam?" Tanyanya

Aku mendesah dan menatap jalanan di depan warung tempat kami makan. Sudah seminggu ini Beam mengurung diri di kamarnya. Dia tidak mau bicara padaku. Tapi dia selalu menemaniku makan malam dan sarapan.

"Aku akan bicara dengannya" Jawabku.

Lam menggeleng dan menyulang makanannya "kalau begitu makanlah. Kamu butuh energi untuk menghadapi anak itu" godanya.

Aku tertawa dan menatap makananku "ehm..." Jawabku sambil menyulangkan makananku.

*****

"Tidak mau!"

Jawab Beam saat aku memberitahu pesan Anita. Beam menatapku tajam "kenapa Beam harus menemui mereka?"

Aku mendesah dan menatap Beam yang duduk di seberangku.

"Karena mereka orang tuamu" Jawabku

Beam mendengus "orang tua? Beam cuma punya satu orang tua"

"Beam" Pintaku "hanya untuk sekali ini, temuilah mereka"

Beam meletakkan sendok dan garpunya lalu menatapku tajam "Sekali? Itu yang Pho katakan waktu wanita itu datang, sekali saja tapi dia terus datang. Bagaimana jika kali ini dia datang untuk membawa Beam pergi?" Tanyanya

Aku terdiam. Bukannya aku tidak pernah memikirkan hal ini. Tentu saja aku memikirkannya berkali-kali. Bagaimana jika mereka ingin membawa Beam pergi?

"Kalau begitu Pho yang akan menemuimu, seminggu sekali di Bangkok" Jawabku. Dia tertawa kecil dan menatapku tajam

"Apa pho bisa melakukannya?" Ujarnya sambil bangkit dari tempat duduknya. Dia hendak berjalan ke kamarnya tapi aku menahannya.

"Ok sebulan sekali. Pho berjanji akan menemuimu sebulan sekali"

Beam menatapku sesaat sebelum dia memalingkan wajahnya "Apa sebulan sekali cukup bagi Pho?" Tanyanya tanpa menatapku. Aku bisa merasakan tangan Beam yang mengepal.

"Tidak tentu saja tidak. Pho akan memikirkan cara lain. Pho bisa mengajukan pindah ke Bangkok" Jawabku.

Beam memalingkan wajahnya dan menatapku. Air mata jatuh mengalir di kedua pipinya "untuk apa? Kita bahkan tidak bisa tinggal bersama!!" Protesnya sambil menangis.

A Home For Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang