Izana bangkit dan mengambil pedangnya, dia masi pening karna air itu.
Dia menghelan nafas dan menatap gadis yang kini menatapnya galak. "Nona, anda sepertinya salah paham. Saya tidur di sini dari tadi." ucap Izana.
Gadis itu menatap tajam dan Air di dekeliling gadis itu naik hingga setinggi orang dewasa. Apa lagi posisi gadis itu yang masi di tengah sungai.
"Tak bisa ku ampuni! DASAR MESUM!" triak gadis itu dan air di sekelilingnya menyerang Izana.
Izana dengan cepat membekukannya menjadi Es san jatuh ke sungai. Gadis itu mundur dan tak sengaja terpeleset hingga tubuhnya oleng.
Izana dengan cepet bergerak dan menangkap gadis itu hingga mereka jatuh bersama karna Izana juga ikut terpeleset. Sial!
Wajah gadis itu memerah.
Izana tersentak. Tangan kirinya mendarat di tempat yang salah, dobel sial!
Plakk!
"cabul!"
*
Izana duduk di bawah pohon dengan pipi kanan yang merah karna tamparan tadi. Raut wajahnya masi tetap tenang seperti biasa, datar.
Sedangkan gadis berambut merah itu berdiri di depan Izana dengan wajah jengkel dan bahkan pedang Izana di sita.
Gadis itu suda tapi dengan pakaian layaknya masyarakat. Tapi gadis itu juga membawa busur dan anak panah.
"Aku minta maaf karna kejadian tadi, Sungguh. Aku ingin pergi ke kerajaan Wisteria dengan mengendarai kuda dan aku tersesat di hutan. Karna lelah aku tidur di bawah pohon. Saat aku sadar aku suda di sana dan kudaku tidak tau di mana" jelas Izana datar.
Mata gadis itu memicing tajam. Lalu menarik pedang Izana dari sarungnya. Pedang itu berwarna emas dan gagangnya juga sama, ada lambang bunga biru.
Gadis itu mengendus pedang itu dan melukai telapak tangannya sendiri. Izana melihat itu merasa bingung. Apa yang dia lakukan?
"Ksatria Wisteria, orang kepercayaan ya?" gadis itu mengendus lagi. "Izana, si Ksatria pedang Emas. Iza, hem" gadis itu mendengus.
Terkejut, Izana benar benar terkejut mendengar itu. Ayolah, semua orang kecuali 3 orang—Ryuu, Mia dan sahabat Payboynya Geo, tak ada yang tau siapa dirinya.
Gadis itu kembali memasukan pedang itu ke tempatnya, wajah gadis itu berubah. Terlihat lebih muda. Rambut merahnya menjadi hitam dan mata hijaunya menjadi hitam dengan warna pupil merah.
Izana tau alaram bahaya suda berdering di kepalanya sejak tadi. Tapi dia diam, seolah olah gadis itu tak akan melukainya.
"Bagaimana kabar sahabatku?" tanya gadis itu tiba tiba.
Izana memicingkan matanya dan bangkit memakai jubahnya kembali. "Mia, bagaimana kabarnya? Dan Ryuu." ulang gadis itu.
Izana mengingat perkataan Geo di desa tadi. "Ratu menyuruh saya mencari anda"
Gaya bahasa Izana menjadi formal. Gadis itu melempar pedang di tangannya ke Izana dan di tangkap dengan mudah.
"Selain mesum kau dingin juga. Membosankan"
Izana diam diam meringis. Apa maksudnya membosankan? Tapi dia teringat sesuatau. "Tunggu, penyihir yang Ratu maksud-
Gadia itu melesat dan menyerang Izana.
Traannggg...
Izana langsung menangkis pedang gadis itu. Gadis itu melompat mundur dan melompat ke dahan pohon lalu duduk di sana.
"Gak asik amat. Dasar cabul, Membosankan pula~" ucap gadis itu lalu bernyanyi mengulangi kata membosankan berkali kali.
Izana heran sendiri melihat itu. Tapi melihat mata gadis itu bisa dia simpulakan jika gadis itu adalah—
"Iblis? Hah? Sebutan macam apa itu?"
Izana mengerjapkan matanya. Wajah gadis itu berubah jengkel.
"Dasar orang mesum. Mengintip seorang gadis mandi, dan kau! Kau juga menyentuh area prifasiku! CABUL. Memanggilku dengan sebutan tak sopan setelah kau menodaiku!" triak gadis itu jengkel.
"Hah?" sebenarnya sedang membicarakan apa mereka?
"Dasar kau lelaki batu!"
Izana tercengang. Apa yang gadis itu bilang? Lelaki cabul! Menodai?!
"Hei Nona, nona, hati hati kalau bicara. Aku Ksatria. Dan aku tidak menodai anda" balas Izana jengkel.
Baru sekarang dia merasa kesal dan jengkel pada seorang. Dan gadis ini juga menuduhnya sekbarangan!
"Hellooo! Ksatria? Dari negri Wisteria? Ksatria Wisteria tidak mesum sepertimu tuan!" balas gadis itu makin jengkel.
"Hem, nona, aku saja tak percaya kau sahabat Ratu Mia. Sifatmu Absurd seperti tadi dan kau bahkan menipuku dengan merubah tampilan mu" balas Izana tak mau kalah.
"Aku menyamar tuan mesum. Dan kau mengintipku mandi!" suntuk gadis itu masi betah duduk di dahan pohon.
Izana tertawa mengejek. "Benarkan? Iblis sepertimu masi tau malu huh"
"Aku manusia!" seru gadis iru tak terima.
"Dan aku Ksatria bukan orang mesum!" balas Izana tak mau kalah.
"Dasar orang Mesum"
"Iblis!"
"Cabul!"
Gadis itu memakingkan wajahnya dengan kesal, sudut bibir Izana naik sedikit menampilkan senyum tipis. Dia melihat sekeliling, mereka masi ada di kawasan sungai tadi.
Izana menatap sekeliling "Hei Nona Iblis, sebenarnya ini dimana?" tanya Izana.
Gadia itu mendelik dan turun dari pohon. Penampilannya berubah kembali menjadi gadis rambut merah.
"Ini daerang paling ujung Negri Wisteria aku menduga kau tak sengaja terhisap kemari. Ikut aku, dan satu lagi."
Gadis itu menatap jengkel "Namaku Yuko. Yuriko Lambert. Aku manusia"
Izana membungkuk memberi hormat "Izana, Izana Frankyls, aku seorang Ksatria"
Yuko tersenyum "Ayo, ikut aku sebentar. Dan jangan pernah berfikir macam macam tuan Cabul" Ujar Yuko demgan nada dingin.
Izana tertawa hambar. Gadis ini membuatnya jengkel karna memanggilnya Cabul dan mesum. Sangat sangat membuatnya—
"Ku bilang jangan fikirkan apapun. Kau memang pria Cabul dan mesum tuan Ksatria"
Jengkel.
"Hei aku bilang aku tak sengaja. Jangan panggil aku mesum!" protes Izana.
Gadis itu tersenyum mengejek "Ahh~ jangan tuan! Aku masi polos!" jerit Yuko dengan nada err... (gak tau sebenarnya).
Izana bergidig "Pergi kau! Aku tak minat dengan dada datarmu!"
Yuko mendelik. Jika dilihatpun dadanya tak terpalu datar "jadi kau lebih suka yang dadanya besar ya? Uh... Echi!"
Izana mendelik tak terima sedangkan Yuko tersenyum penuh kemenangan. Dia sepertinya punya hobi membuat Izana kesal.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of Night : Loyalty.
General FictionIzana adalah seorang lelaki yang memiliki talenta tinggi. Dia berbakat dalam bidang budaya, beladiri, politik dan lainnya. Izana bagaikan pangeran berkuda putih yang mencari sang putri. Dengan wajah rupawan, mata biru yang tajam, dan rambut pirang y...