[BAGIAN 1] AWAL MENGENAL

27 10 2
                                    

   Dara sekarang tengah mengingat lagi awal pertemuannya dengan Deon. Sebenarnya bukan pertemuan, tapi pertama kalinya Dara tau tentang Deon, sosok yang selalu menghatui pikirannya.

Flashback

"Dar, anterin ke kantin kuy!" Ajak Vania pada Dara. Dara melongo, pasalnya dia baru saja duduk setelah turun ke bawah mengantar temannya yang lain.

"Van, gue baru aja dari bawah. Masa harus ke bawah lagi, sih? Cape tau," keluh Dara.

"Lo mah gitu Dar sama temen, gak enak tau ke bawah sendirian. Planga-plongo kayak anak ilang."

"Yaudahlah, ayo. Aus gue ngomong sama Lo."

"Nah, gitu donk."

   Dara yang mendengarnya pun berdesis kesal. 'untung temen'- batin Dara.

Mereka pun sampai di kantin, tempat itu didominasi anak kelas 10, wajar karena kelas mereka ada di lantai 3.

"Eeeh Van, gue nitip donk. Aer putih botolan, satu."

Pinta Dara pada Vania, sambil memberinya selembaran uang 5 ribu rupiah.

"Kembalinya buat gue, ya?" Pinta Vani

"Eh, enggak-enggak. Enak aja lo."

"Yaelah, Dar. Dua rebu doank. Ongkir kali kantinnya rame tau."

"Dua rebu doank mah kata lu. Udah, sono buruan keburu masuk."

"Yaudah, baperan anget si Lo."

Setelah itu Vania pergi. Tak lama kemudian dia datang dengan 2 bungkus basreng dan es teh serta air pesanannya.

"Dar, kita jangan ke kelas dulu ya. Tapi jangan di kantin juga."

"Ye si Bambang, kalo gak di kantin dimana lagi?!" Kata Dara ngegas

"Di pinggir koridor aja, di situ'kan ada bangku permanen."

Setelah sampai merekapun langsung duduk. Dara yang bosan dikacangi terus oleh Vaniapun mengedarkan pandangannya ke lapangan, kebetulan beberapa anak lelaki yang sedang bermain bola ada yang memakai pakaian olahraga dan ada juga yang memakai seragam putih abu-abu. 'enak ya kalo laki lagi gabut pas istirahat bisa maen bola bareng kakel. Coba kalo gue begitu pasti dikira caper' batin Dara.

Ketika mata Dara asik menjelajah, pandangannya jatuh pada remaja lelaki yang menggunakan pakaian olahraga khas sekolahnya.

"Van?" Panggil Dara

"Hmm," jawab Vani sambil meminum es teh nya.

"Itu yang lagi giring bola siapa namanya?"

"Hah? Yang mana bolanya pindah-pindah, anjir. Lo nunjuk yang bener napah."

"Yaudah, si, maap,"
"Itu tuh yang mau nge- gol- in."

Terlihat seorang remaja lelaki tengah mengambil ancang-ancang untuk menendang bola

"Oh, itu si Deon. Anak OSIS, seangkatan sama kita juga."

Tiba-tiba sebuah bola mendarat di kaki Dara. Dara pikir ini kesempatan emas agar Deon melihat dirinya.

Dara tak sadar jika ada yang hendak mengambil bolanya dari arah kiri. Karena mata Dara fokus ke depan, tempat Deon berdiri.

Dara sudah siap menendang. Raihan ---orang yang hendak mengambil bola--- langsung berlari setelah melihat bola itu melayang setelah ditendang Dara. Raihan yang kurang fokus pun tersandung dan sialnya kepalanya pun ikut terkena serangan dadakan dari bola yang ditendang Dara.

'yah, mampus! Kena orang lagi! Mati gue!'

Anak-anak yang tadi sedang bermain bola sebagian mendatangi Raihan, Berniat untuk membantunya. Darapun juga langsung menghampiri korbannya.

"Eh, maap kak! Hilap eh maksudnya gak sengaja. Aduh, gimana donk?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Woy, tanggung jawab lo! Jangan mentang-mentang lo cewe, lo kabur."

"Iya-iya, tanggung jawab kok. Su'udzon banget si."

"Yaudah, lo bawa dia ke UKS," ujar kakak kelas yang sedari tadi debat dengan Dara.

"Woy, Herman! Lo gila?! Masa gue juga yang bawa? Ya elo lah!" Kata Dara ngegas, dan menyebut asal nama kakak kelasnya. Dia bertambah kesal saat tau Vania kabur ke kelas tanpa memberitahunya.

Akhirnya Darapun mengobati Raihan yang ternyata seangkatan dengannya. Sejak saat itupun Raihan menjadi sok akrab dengan Dara.

Niat hati caper ke Deon, malah jadi pembawa petaka bagi Dara.

Flashback end

Itu terjadi saat Dara kelas 10, dan sekarang Dara menduduki kelas 11. Di kelas 11 ini Dara merasa bahagia karena dia satu kelas dengan Deon.

Semenjak kelas 11, Dara sering baper sendiri karena terkadang saat guru memberi tugas Deon suka melihat ke belakang dengan modus bertanya ke teman di belakangnya.

Dara'kan salting.

Maka dari itu setiap Deon melihat ke belakang, Dara menutupi wajahnya dengan buku di hadapannya.

                            .•°•.•°•.•°•.
         
                         TBC

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang