-Let's Begin-

63 4 0
                                    

Malam sudah larut, tetapi Arnes masih berkutat dengan latihan soal meskipun pikirannya tertuju pada buku kosong yang ia temukan di perpustakaan tadi pagi. Bukan hanya itu, gambar Bunga Mawar Hitam di pergelangan tangan kirinya pun masih menjadi tanda tanya hingga saat ini.

"Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk berpeluang besar terkena infeksi Entamoeba histolytica. Apabila mikroorganisme tersebut menginfeksi tubuh manusia dapat mengakibatkan... Apa ya? Ck! Jadi nggak konsen gue gara-gara tuh buku!"

Mengabaikan buku latihan soalnya, ia mengambil tas sekolahnya yang terletak di atas tempat tidur untuk mencari tahu lagi tentang buku tersebut.

Selain memperhatikan buku yang ada dipangkuannya, Arnes juga melirik gambar bunga yang ada di tangan kirinya."Kalau dilihat-lihat, kayaknya tanda Mawar Hitam yang ada di tangan gue mirip sama buku ini deh. Tapi kok bisa ya? Siapa yang gambar coba?"

Jika dilihat lebih teliti, Mawar tersebut bukan seperti gambaran dari bolpoin atau spidol. Lebih ke arah tinta permanen. Ya, seperti tato mungkin? Bahkan dibilas dengan air pun tidak bisa hilang.

"Oh, iya! Gue tanya Bang Gio aja deh!" Ujar Arnes sambil berlarian menuju ruang keluarga. Melihat Kakaknya yang sedang asyik menonton tv, Arnes pun memperlambat langkah kakinya tanpa menimbulkan suara.

"Bang!"

"Eh, Abang tukang bakso!" Snack kentang yang ada dipangkuan Gio pun seketika berceceran di lantai, sementara sang Adik sedang tertawa sambil memasang wajah tak berdosa "Hahaha alay banget lo!"

"Parah lo Nes! Emang Adik kurang ajar! Pokoknya lo harus gantiin makanan gue!" Kata Gio dengan wajah tertekuk.

Arnes pun segera duduk di samping kakaknya sambil membersihkan sisa-sisa snack yang berjatuhan "Gampang kalau urusan itu. Entar gue beliin sama tokonya sekalian. Bang, ada yang lebih penting nih dari pada makanan lo." Kata Arnes dengan wajah serius.

Gio melirik Arnes dengan raut penasaran "Urusan apa? Tumben lo serius." Akan tetapi setelah itu ia langsung menarik pergelangan tangan kiri Arnes sambil berteriak heboh.

"Ya Allah Nes! lo tatoan sekarang?! Gila, awas aja lo ketahuan Mama. Beh, bisa-bisa nggak dianggep anak!"

Belum sempat Arnes menceritakan apa yang ia alami, respon Kakaknya sudah diluar nalar seperti itu "Gini nih, resikonya punya Kakak alay." Kata Arnes sambil menghela nafas.

Akhirnya Arnes menceritakan semuanya dari awal sejak ia menemukan buku aneh itu hingga dimana tangannya tiba-tiba ada gambar Mawar Hitam.

Sementara Gio hanya terdiam setelah mendengar cerita Arnes. Sambil mengusap dagunya, Gio mulai memikirkan teori-teori yang pernah ia baca tentang warna bunga. "Ikut gue Dek!" Katanya sambil menarik tangan Arnes menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Gio langsung mengobrak-abrik rak bukunya. Entah apa yang dicarinya, sedangkan Arnes hanya menatap malas sang Kakak yang terlihat bingung.

"Nah! Ini dia! Untung masih gue simpen." Kata Gio saat menemukan sebuah buku tebal berwarna Kuning Gading yang terlihat lusuh.

"Buku apaan tuh Bang?" Tanya Arnes, sedangkan Gio terlihat serius menelusuri daftar isi buku tersebut.

"Bunga Kana, Krisan, Lavender, Lily, Lotuss..., M, Mana sih huruf M. Nah, Mawar!" Disaat Gio sibuk mencari filosofi Bunga Mawar Hitam, Arnes malah memikirkan darimana Kakaknya itu mendapatkan buku seperti ini?

"Bang, sejak kapan lo suka baca buku beginian? Kesambet apaan lo?" Tanya Arnes penasaran.

Gio menoleh, lantas menceritakan bagaimana asal usul ia mendapatkan buku tersebut. "Nih buku sebenernya punya teman gue Nes, dia kuliah di jurusan Filsafat gitu. Nah, pas dia maen kesini... kapan ya, lupa gue. Udah lama banget pokoknya. Beberapa barangnya ketinggalan, termasuk buku ini" Ujar Gio panjang lebar.

The Fault In Our PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang