Renald hanya diam memperhatikan wajah di balik punggung Miko sejak 10 detik yang lalu.
Dia mendegarkan setiap kalimat yang diucapkan keduanya dengan seksama, tak mau menggangu obrolan yang sedang berlangsung.
Anka hanya diam tak berkutik sedikit pun, hatinya sakit mendengar tekanan kata yang diucapkan Miko itu. Dia sadar Miko tak akan pernah menyukainya walau secuil pun, tapi perasaan Anka masih sama sejak 5 tahun yang lalu, tepatnya kelas 7 SMP.
Saat itu dia tidak tahu jenis perasaan apa itu, ia selalu merasa nyaman saat di dekat Miko dan hatinya selalu berdebar tak menentu.
Anka mencoba bertanya pada google, tapi google menyarankan untuk menbaca novel/wattpad, jadi ia membaca di wattpad dan teryata itu gejala jatuh cinta. Setiap malam sebelum tidur, dia pasti menciumi foto Miko.
Dan sekarang? Ia tahu perasaannya akan bertepuk sebelah tangan dan dia akan merasakan sakit itu sendirian.
“ANKA YANG COMEL KATA EMAKNYA, TAPI MENURUT GUE PALING COMEL KALO DI SANDINGKAN DENGAN TIKUS! NGELAMUN AJA NENG!” ucap Miko membuyarkan lamunannya.
Anka hanya mengedikkan bahu acuh, dan pergi dari kantin menuju kamar mandi. Dia tak sanggup lagi menahan air mata yang sebentar lagi keluar.
“Mau kemana lo?” tanya Miko sambil memegang ujung seragam Anka yang terlepas dari tempatnya. “Bukan urusan lo!” balas Anka tak acuh.
Segera saja ia menghempas tangan Miko dari seragamnya dan pergi dari sana sebelum air mata tumpah dari matanya.
“Lah si Anka kenapa dah? Datang-datang langsung pergi lagi.” bingung Miko.
“Sumpah Ko, lo cowok gak peka yang pernah gue kenal.” balas Renald malas.
“Lo juga kenapa si? Kok hari ini pada sensi? Dan gak peka ... emang gue gak peka apa?” ucap Miko.
“Harusnya lo sadar, kalau sahabatan terlalu lama pasti salah satu dari mereka ada yang naksir, menurut mata batin gue yang tertutup, siapa yang gak akan baper kalau di perlakuin seolah mereka spesial? Nah Anka sebagai cewek pasti ngerasain itu. Tapi karena lo cowok paling gak peka sedunia makanya lo gak sadar. Kalian itu kejebak friendzone tau gak. ” jelas Renald.
“Gue gak pernah tu ngelakuin hal spesial sama dia,” balas Miko yang semakin bingung.
“Lo bilang gak pernah? Lo selalu ngacak rambut dia, sering berangkat pulang bareng, itu yang namanya gak ngelakuin hal spesial? Good ngelak aja terus.” Renald sepertinya sedang diuji dengan ke tidak pekaan sahabatnya ini.
“Ngaco lo, Anka aja biasa.” elak Miko lagi. Sebenarnya ia masih mencerna setiap kata yang diucapkn sahabatnya ini. Apakah benar selama ini Anka suka padanya? Apakah selama ini Anka baper akan perilakunya?
Ah rasanya mustahil, Anka sedang suka sama anak kelas IPS yang diceritakan kemarin. Pasti Renald ngaco, tapi kadang analisis Renald bener juga si kalo soal cewek.
“Terserah, jangan sampai nyesel ketika Anka nanti ninggalin lo.” akhir Renald dan pergi meninggalkan Miko dengan pikiran berkecamuk.
🍁
“Anka semua udah dibersin dan dimasukkan ke koper?” tanya Maya ibu Anka yang sedang bersiap-siap di bawah.
“Udah Ma, ini mau ke bawah.” teriak Anka dari atas. “Miko udah dikasih tau kalo nanti kamu pindah?” tanya Maya setelah siap dan Anka sudah turun.
Anka hanya diam, sebenarnya kemarin ia mau mengasih tau Miko, tapi setelah mendengar pembicaraan itu ia jadi males bertemu Miko. “Anka,” tegur Maya yang hanya melihat Anka diam.
“Mama tau kamu pasti sedih karena harus pindah dan pisah sama Miko. Tapi ini semua sudah takdir.” lanjut Maya.
“Iya Ma, Anka tahu tapi bukan itu yang Anka pikirkan. Anka takut ngasih tau Miko, takut kalo Miko marah karena Anka ngasih taunya telat.” balas Anka dengan muka murung.
“Yaudah biar Mama aja yang kasih tau.” putus Maya.
“Biar Anka aja Ma, Anka pergi dulu ya ke rumah Miko.” pamit Anka.
Di sepanjang perjalanan dia terus melamun, apa sebaiknya dia jujur saja dengan perasaannya? Atau membiarkan perasaaan itu hanya dia dan Sang Pencipta yang tahu? Anka memilih opsi yang kedua saja, karena itu pilihan aman baginya.
“Assalamualaikum!” teriak Anka. Miko yang sedang menonton tv segera bangkit dan menemui Anka. “Paswordnya?” balas Miko.
“Anka datang membawa keranjang isinya kacang.” jawab Anka diakhiri kekehan. “Lah mana kacangnya Ka?” tanya Miko seperti biasanya.
“Gak ada, hehe ....” balas Anka di akhiri cengiran. “Kebiasaan!” balas Miko sambil mengacak rambut Anka pelan.
Pipi Anka merah akibat perlakuan Miko tadi dan mungkin ini terakhir kalinya dia merasakan sentuhan Miko.
“Gue mau pamit Ko,” mulai Anka serius. “Pamit? Kemana? Mau gue anter?” balas Miko. Dia sekarang sudah tahu perasaannya bagi Anka setelah berfikir semalaman, dia jadi takut kehilangan Anka.
“Gak usah, gue cuman mau bilang kalo gue pindah.” terang Anka. Benar apa firasat Miko tadi malam, ia memutuskan mau mengungapkan perasaannya sekarang.
“Anka gue mau ngomong serius. Gue suka sama lo.” jujur Miko.
Anka yang mendengar itu shock, pasalnya baru kemarin Miko bilang bahwa ia tak menyukai Anka.“Jangan bercanda Ko, perasaan gak bisa dimainin.” Tegas Anka.
“Gue beneran Ka, kemarin gue emang belum menyadari kalo gue suka sama lo, tapi sekarang gue sadar. Mau kan lo jadi pacar gue?”
Sungguh Anka rasanya ingin menangis sejadi-jadinya, ia tak menyangka di saat dia pindah orang yang disukainnya mengungkapkan apa isi hatinya.
“Gue mau, tapi gue mau pindah Ko, kita gak bisa.” jelas Anka.
“Kita LDR, gue mau nunggu lo pulang kok.” balas Miko cepat.
“Tapi menyakitkan Ko, menunggu gak enak.” ucap Anka.
“Gue percaya kalo lo bakal balik buat gue.” tegas Miko dengan senyum menenangkan.
Anka segera memeluk Miko untuk salam perpisahan mereka. “Jadi?” tanya Miko. “Jadi ....” ulang Anka. “KITA JADIAN!” ucap keduanya bebarengan di akhiri tawa rendah dan bahagia.
🍁
.
.-Huhu :( udah ending gaiss, semoga kalian suka ceritanya ya!-
📢 Jangan lupa vote and comment, gratis kokk!
📢 Kalian juga bisa kunjungi wattpad @fitrinurlailah5 penulis dari story "ANKAMIKO"
.
.
.SEE U IN NEXT STORY
💟 virtual
Penulis dan tim wattpad OKI
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kita-vol 1
General FictionHanya sekumpulan kisah mengenai rasa yang tak terbalas, sepihak, terpendam, atau dalam kurung persahabatan. So? Kalo kalian rasa cerita ini sesuai sama kalian, langsung aja cek! -Kumpulan Antologi Cerpen dari anggota level 1 grup literasi Omah Karya...