Kicau burung pagi ini terdengar merdu. Mereka bersuka cita menyambut cerahnya pagi. Langit yang biru terbentang luas tanpa adanya gumpalan awan, matahari yang hangat bersinar dengan senyumnya. Pohon-pohon yang menjadi tempat bernaung burung-burung serta beberapa hewan kecil lainnya mulai tampak menyembulkan tunas dan tangkaian barunya, serta bunga-bunga mulai bermekaran menandakan datangnya musim semi.
Atmosfir menyenangkan ini juga dirasakan oleh pemuda jangkung bersurai hitam yang duduk bersandar dekat jendela kamarnya--atau kamar seseorang?-- tengah asyik membaca headline news yang tertera pada ponsel pintarnya;
Kim Wooseok, seorang webcomic artist yang dikabarkan mengalami koma akibat percobaan bunuh diri pada Maret tahun lalu, akhirnya diizinkan pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan intensif---
Hatinya bahagia, ujung bibirnya terangkat membuat senyuman, sampai-sampai lesung pipinya tercetak jelas.
"Byungchan! Sedang apa kau senyam-senyum terus begitu, huh?"
Tiba-tiba pipi berlesung pipi itu dicubit cukup kuat oleh pria mungil dengan surai dark brown, matanya tertutup dengan lensa kacamata yang bulat.
"A-Aw!"
"Sakit, hyung!"
Keluh pria yang bernama Byungchan ini sambil mengelus pipinya yang sakit.
"Bukannya bantuin mindahin barang, malah asyik duduk-duduk sambil main hp!"
"Ish! Ngga sadarkan diri selama sebelas bulan ternyata gak bikin Wooseok-hyung kehabisan tenaga ya?"
Canda Byungchan sambil beranjak, mengambil jarak beberapa langkah sebelum kena amuk lagi oleh pria yang lebih kecil.
"Apa katamu?!"
Balas Wooseok sambil menggulung lengan sweater oversized nya hingga ke siku, seakan-akan ingin memukul Byungchan.
"Aah! Ampun, hyung!"
Teriak Byungchan bercanda sambil membawa kardus untuk ditata.
Pria kecil itu mendengus pelan. Netranya melihat ke sekeliling ruangan itu.
Terlihat berantakan, banyak kardus bertumpukkan di sudut-sudutnya. Sebuah pemandangan wajar ketika seseorang tengah pindah rumah.
Benar.
Tempat ini akan menjadi rumahnya.
Setelah bangun dari tidur panjangnya, Kim Wooseok memutuskan untuk memulai kembali hidup barunya. Dimulai dari neninggalkan rumah lamanya yang berisi ribuan kenangan bersama mantan kekasihnya.
Jika dibandingkan rumah sebelumnya, unit apartemen ini jauh lebih sederhana. Wooseok bisa saja membeli yang lebih mahal namun pada akhirnya ia tetap memilih saran Byungchan--selaku editor webcomic nya--
Selain dekat dengan tempat tinggal Byungchan--tempat tinggal Seungwoo sebenarnya--, alasan lainnya agar Byungchan dapat selalu menjaga dan mengawasi Wooseok.
Wooseok mengusap wajahnya sejenak agar memori tempo hari itu tidak terus muncul dibenaknya.
Wooseok berjalan ke dapur, mengambil beberapa bungkus bingkisan berisi cookies vanila dan cokelat yang ia buat bersama byungchan tadi malam sebagai salam perkenalan untuk beberpa tetangga disana.
"Byungchan, aku pergi dulu ya mengantarkan bingkisan"
Pamit Wooseok--agak sedikit berteriak--sebelum meninggalkan unitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shooting Star [Weishin][✔]
Fanfiction"Tuhan, bolehkah aku berada di sampingnya dan membantunya?" Pinta sebuah bintang jatuh bxb lee jinhyuk x kim wooseok fantasy