BIP BIIP BIP BIIIP BIP BIIIP BIP
Tangan panjang Wei berusaha menjangkau asal suara dengan meraba-raba nakas yang berada di sampingnya -di sisi tempat tidurnya-.
Meski dengan mata terpejam, Wei berhasil meraih ponsel nya. Ibu jarinya yang menggenggam ponsel bergerak-gerak acak di atas layar bermaksud menghentikan alarm otomatisnya.
Namun bukannya alarm tersebut mati, benda persegi panjang itu malah memekik semakin keras. Mau tak mau, mata Wei yang semula terpejam perlahan-lahan mulai terbuka -meskipun berat- demi dapat menggeser tombol yang sesuai.
"Sunday, huh?" Gumamnya saat melihat layar ponselnya sambil mengecek notifikasi yang masuk.
NYUT
Mendadak Wei meraba kepalanya.Rasanya nyeri, seperti habis tertimpa benda tumpul. Ia sejenak berpikir apa yang sebelumnya terjadi. Tapi nihil. Ia tak mengingat telah melukai kepalanya. Ia hanya ingat;
Ouija
Serta
Wooshin
"Wooshin.. Wooshin? Wooshin.. Iya benar Wooshin" Wei terus merapalkan sebuah nama seolah-olah ia tak mau melupakannya.
Seulas senyum terkembang saat Wei mengingat mimpinya lebih jauh. Ingatannya tentang Wooshin memenuhi sel otaknya. Senyum -dan sesekali tawa kecil- yang muncul dari bibirnya menunjukkan pertemuan mereka bukanlah hal buruk. Ia senang.
Namun detik berikutnya, senyum itu memudar. Terbersit keraguan atas kebenaran memorinya dalam diri Wei.
"Jadi, Wooshin itu nyata? Tapi aku hanya melihatnya dalam Ouija dan mimpi? Atau jangan-jangan bermain Ouija juga termasuk dari serangkaian mimpi?"
Ia rasanya ingin gila, nyaris tak mendapat petunjuk untuk membedakan mana kenyataan serta mana yang bukan.
Daripada berpusing-pusing, lebih baik ia beranjak dari empuknya tempat tidur, lalu segera berjalan mengambil segelas air demi menjernihkan pikiran serta membasahi kerongkongannya yang kering.
Matanya membulat saat melihat papan Ouija yang tergeletak di atas meja makan. Fakta yang ia tahu;
Semalam ia benar-benar bermain Ouija, dan ia benar-benar bertemu dengan Wooshin.
"Selamat pagi, Wei"
.
.
."Selamat pagi, Wei"
Sapa Wooshin riang yang muncul dari arah dapur. Netranya langsung bertemu dengan obsidian Wei.
Sepersekian detik berikutnya, gelas yang semula dalam genggaman Wei kini telah jatuh ke lantai menumpahkan air bening di dalamnya. Beruntung, gelas tersebut tidak terbuat dari bahan pecah belah sehingga hanya perlu mengelap tumpahannya saja.
Wooshin yang panik langsung mengambil beberapa lembar tisu lalu menghampiri Wei. Dengan segera ia berusaha membereskan kekacauan itu.
Wei yang tersadar dari lamunannya kemudian langsung berjongkok membantu Wooshin yang sedang membersihkan lantai.
Dalam kondisi terburu, tangan keduanya bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shooting Star [Weishin][✔]
Fanfic"Tuhan, bolehkah aku berada di sampingnya dan membantunya?" Pinta sebuah bintang jatuh bxb lee jinhyuk x kim wooseok fantasy