Jam menunjukkan pukul 19.00. Seorang gadis sedang termenung duduk di depan meja belajarnya. Gadis berkulit sawo matang ini bernama Auristela Eileen Zerlina, panggil saja Stela. Akhir-akhir ini Stela memang sering melamun. Pasalnya sudah sekitar satu setengah bulan kekasihnya tak memberi kabar padanya.
"Eileen, ayo makan dulu. Nanti lanjut belajar lagi." Suara lembut milik Lian, ibunda Stela terdengar dari depan pintu kamar Stela. Lian terbiasa memanggil anaknya Eileen. Panggilan khusus katanya. Sementara teman dan kerabat lainnya tetap memanggil Stela.
Stela terbangun dari lamunannya. Ia langsung pergi menghampiri sang bunda dan keluarganya di meja makan. Stela adalah anak pertama dari Lian dan Dika. Stela mempunyai adik laki-laki bernama Gavin Arfan Alhusayn. Adik Stela berumur 11 tahun. Ia masih duduk di bangku kelas 4 SD.
"Makan yang banyak ya. Bunda udah masak makanan kesukaan kalian nih," kata Lian.
Stela dan Gavin hanya mengangguk, tanpa banyak bicara mereka langsung menyantap makanan kesukaan mereka. Suara sendok dan piring saling mengadu di ruang makan. Hingga akhirnya Gavin selesai makan lebih dulu. Lalu Gavin menceritakan kalau di sekolahnya ada murid baru dari Malaysia.
"Kak, aku punya temen baru loh, namanya Abay. Dia dari Malaysia jadi dia belom bisa ngomong Bahasa Indonesia. Dia bisanya ngomong Bahasa Inggris," cerita Gavin.
"Pasti kamu nggak ngerti kan kalau dia ngomong Bahasa Inggris? Kasian deh. Hahaha.." ejek Stela.
Stela memang suka sekali mengerjai adiknya itu. Walau sudah besar tapi kelakuannya saat di rumah masih seperti anak kecil. Karena Stela tau, orang tua tidak ingin anaknya cepat besar. Karena semakin besar maka akan semakin cepat juga seorang anak pergi meninggalkan rumah. Jadi Stela membuat suasana menjadi ramai agar orang tuanya bisa menikmati setiap waktu bersama anaknya.
Setelah selesai makan malam, Stela kembali ke kamarnya. Ia membereskan buku-buku di meja belajarnya. Setelah itu ia memilih untuk rebahan sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba mendapat pesan dari Arsen, pacarnya. Rasa senang bercampur kecewa hadir dalam dirinya. Ia senang Arsen kembali memberi kabar padanya. Namun ia kecewa mengapa pacarnya kembali di saat Stela memilih untuk melupakannya.
Room Chat Arsen
Arsen : Hai
Stela : Hai Arsen
Arsen : Stela, aku mau ngomong
Stela : Ngomong apa?
Arsen : Aku nggak bisa lanjutin hubungan ini. Maaf ya
Stela : Ok ngga papa. Tapi kita bisa sahabatan kan ?
Arsen : Iya kita bisa sahabatan
Stela : Aku boleh tau alesan kamu mutusin aku?
Arsen : Aku mau tekunin hobi aku. Nanti aku bakal sibuk. Kasian kamu.
Stela : Yaudah, semangat ya!
Stela memang sudah memiliki firasat bahwa hubungannya dengan Arsen akan kandas dalam waktu dekat. Dan inilah kenyataan dari firasat Stela. Stela memang sudah ikhlas jika harus putus dengan Arsen. Pasalnya Arsen seperti sudah memberi tanda bahwa hubungan mereka tidak lama lagi akan kandas. Dan sekarang Stela resmi berstatus 'jomblo'.
Hari-hari Stela lewati seperti biasanya tanpa rasa aneh atau ada yang hilang. Sejujurnya Stela berterima kasih karena Arsen tak menghubunginya selama sebulan setengah sebelum akhirnya putus. Dengan begitu, Stela jadi terbiasa tanpa Arsen. Setelah selesai membalas pesan dari Arsen, Stela memilih untuk berbaring di kasur empuknya dan tertidur.
###
KRIIING KRIIING....Suara alarm membuat Stela terbangun dari tidurnya. Jam menunjukkan pukul 05.00. Ia langsung pergi mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Ia selalu berdoa agar diberi jodoh yang terbaik. Setelah selesai, Stela duduk di pinggir kasurnya dan mengambil ponselnya di nakas.
Stela membuka room chatnya dengan Arsen. Ia membaca obrolan lamanya dengan Arsen. Senyum merekah di bibirnya. Ia ingat candaan dan nasehat dari Arsen. Baginya Arsen adalah mantan yang paling asik di ajak ngobrol apalagi bercanda. Hampir setiap hari Stela tertawa karena candaan Arsen. Namun sekarang semua itu hanya sebuah kenangan. Kenangan hanya untuk di kenang tanpa tahu bisa di ulang atau tidaknya. Stela berkata dalam hatinya, "aku harus mulai membuka lembaran baru, cerita baru menjadi seorang jomblo."
###
"Aku berangkat ya, Bun," Stela mencium tangan Lian.
"Iya, belajar yang bener ya," balas Lian.
Setelah berpamitan dengan bundanya, Stela langsung pergi menemui ayahnya yang sudah siap mengantar Stela ke sekolah menggunakan motor kesayangannya. Stela duduk menyamping di jok motor.
"Sudah siap?" tanya Dika.
Stela mengangguk, "udah, ayo berangkat."
Mereka pun segera berangkat sebelum palang pintu kereta api di jalan menuju sekolah Stela tertutup. Karena itu dapat memperlambat Stela sampai di sekolah.
"Pagi, Stel," sapa Yura, teman sebangku Stela.
Stela membalasnya hanya dengan senyuman lalu ia langsung duduk di kursinya.
"Lo tau gak sih, Stel?" tanya Yura.
Stela menggelengkan kepalanya, "emang ada apa?"
Wajah Yura terlihat gembira, "Ando tadi malem tiba-tiba ngechat gue. Sumpah gue seneng banget."
Ekspresi Stela terlihat ikut bahagia, namun seperti ada yang mengganjal. Mungkin karena kejadian tadi malam.
"Serius lo? Dia ngechat apa?" tanya Stela.
"Nanti gue ceritain, sekarang mending anterin ke kantin. Gue laper nih belum sarapan," Yura langsung menarik tangan Stela dan pergi ke kantin.
Setelah sampai di kantin, Yura memesan semangkok bubur. Sementara Stela hanya menemaninya tanpa memesan apapun. Sambil menunggu buburnya siap, Yura menceritakan tentang Ando.
"Jadi, semalem Ando tiba-tiba nanya ke gue tentang materi yang di bahas di tempat bimbel. Soalnya waktu itu dia nggak berangkat dan temen deket dia di tempat bimbel nggak bisa di hubungin. Katanya sih mau ulangan fisika. Ya walaupun cuma nanya materi doang, tapi gue seneng bgt sumpah. Terus gue ketiduran, pas bangun ada notif dari dia. Bikin gue senyum-senyum aja pas bangun tidur."
Stela hanya tersenyum tipis sambil berkata, "akhirnya dia ngechat lu juga ya, Ra."
Dalam pikiran Stela masih saja teringat kejadian semalam. Ia masih belum move on dari Arsen. Di tambah Yura malah menanyakan kabar tentang Arsen. "Eh gimana, Stel? Udah ada kabar dari Arsen?" tanya Yura.
Stela tersenyum tipis dan diam sesaat.
"Kenapa Stel? Arsen udah kabarin lo lagi?" tanya Yura sekali lagi.
"Gue udah putus, Ra," balas Stela.
"HAH?! PUTUS?! Aduh Stel kenapa putus sih? Lo kan udah dua tahun lebih loh sama Arsen. Ada masalah? Bukanya lo nggak pernah marah sama dia?" tanya Yura bertubi-tubi.
"Ngga ada masalah, Ra," balas Stela.
"Terus kenapa?" tanya Yura, lagi. Akhirnya Stela menjelaskan semuanya. Sampai akhirnya bel pertanda jam pelajaran petama berbunyi dan mereka kembali ke kelas.
Thanks for reading💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Stela, Move On Dong!
Teen FictionSekarang semua itu hanya sebuah kenangan. Kenangan hanya untuk di kenang tanpa tahu bisa di ulang atau tidaknya. Stela berkata dalam hatinya, "aku harus mulai membuka lembaran baru, cerita baru menjadi seorang jomblo." Kisah Stela yang susah move on...