Pagi ini Stela pergi ke sekolah tidak di antar Ayahnya. Ia berangkat sekolah bersama Gavin menggunakan mobil sekolah. "Aku berangkat ya, Bun." Stela mencium punggung tangan Lian. Begitu juga Gavin.
Setelah berpamitan, Stela dan Gavin berjalan keluar rumah. Mereka harus berjalan sampai pinggir jalan besar untuk bisa menemukan mobil sekolah. Mobil sekolah ini merupakan mobil angkutan umum yang setiap pagi mengantar anak- anak ke sekolah. Setelah itu, baru mobil angkutan umum mengantar penumpang lain. Saat mereka sampai di pinggir jalan, beruntung ada satu mobil sekolah yang sedang berhenti dan masih memiliki kursi kosong.
"Hai, Stela," sapa seseorang saat Stela sudah duduk di kursi.
"Anggi? Sekarang sekolah dimana?" tanya Stela.
"Aku sekolah di SMP Budaya Bangsa," balas Anggi.
Anggi adalah teman SD Stela yang dulu sempat pindah keluar kota.
"Kapan kamu pindah lagi ke sini?"
"Baru sebulan yang lalu."
Saat sedang asik berbincang dengan Anggi, Gavin menghampiri Stela.
"Kak, gue duluan ya," kata Gavin.
"Iya, ati-ati. Jangan telat pulang," balas Stela mengingatkan.
Tak lama setelah Gavin turun, Stela akhirnya sampai di depan sekolahnya.
"Gi, duluan ya. Daah.."kata Stela.
Anggi tersenyum, "Ati-ati, Stel. Kapan-kapan kita main ya."
"Oke," balas Stela sambil berjalan turun.
Saat Stela berjalan menuju kelasnya, ada kerumunan yang menghalanginya.
"Ini ada apa sih?" tanya Stela pada teman sekelasnya yang juga ada di sana.
"Itu loh pengumuman nilai try out."
"Ooh try out. Yaudah gue ke kelas dulu ya."
"Ehh lo ga penasaran, Stel?"
"Nanti gue liatnya."
Stela pergi meninggalkan Raka yang masih bertanya-tanya mengapa Stela bisa se santai itu. Setelah sampai di kelas, Stela duduk di bangkunya dengan tas yang masih ia gendong. Ia mengeluarkan ponsel dari saku roknya. Matanya membulat saat melihat notifikasi instagramnya.
Adelio B Xavier menyukai postingan anda
Stela langsung membuka instagramnya. Lio menyukai semua postingan Stela. Stela jadi heran. "Kenapa Lio tiba-tiba gini?" batinnya.
"Stel, kenapa? Kok kayak bingung gitu," tanya Yura.
"Ah nggak. Ini biasa berita artis-artis hollywood suka bikin gue kaget," balas Stela.
"Ohhh berita Shawn Mendes sama Camila ya? Omaygatt kalo mereka beneran putus tandanya nggak ada yang ngehalangin gue buat dapetin Shawn."
"Lo mimpi, Ra? Inget ya lo sama Shawn itu bagaikan inti bumi sama planet neptunus. Jauhhhh banget. Jadi lo gausah kebanyakan ngehayal."
"Stel, gue tuh nggak bisa lupain Shawn. Dia tuh pokoknya.. ah lop yu banget deh."
"Ando apa kabar?"
"Eh? Ando baik-baik aja kok. Oh iya ga usah jauh-jauh ya, pilih Ando aja deh. Hehe.." kekeh Yura.
KRIIINGG KRIIINGGG
"Eh udah bel tuh. Lo udah liat hasil try out belum?" tanya Yura.
Stela menggelengkan kepala.
"Lo mau liat kapan? Atau nggak mau liat?"
"Emmm... Mau sih sebenernya. Tapi nanti aja deh, pasti masih rame."
"Yaudah jam istirahat ya.."
"Jam istirahat pasti rame juga, Ra."
"Jadi kapan dong? Lo ngga penasaran sama sekali ya?"
"Nanti pas pelajaran IPS kita izin ke kamar mandi. Nah pasti di mading sepi. Baru deh kita liat hasil try out kita."
"Bener juga lo. Emang cerdas ya lo."
Bu Rike masuk ke kelas Stela. Semua murid mempersiapkan buku-buku di atas meja mereka, bersiap untuk belajar.
###
Stela membuka ponselnya saat jam istirahat. Ia teringat kejadian semalam, saat Lio mengikuti akun instagramnya. Sekarang Stela jadi memikirkan Lio. Dulu saat dirinya berpacaran dengan Lio, hubungan mereka hanya bertahan sebulan. Maka dari itu, kenangan bersama Lio tak sebanyak kenangan bersama Arsen. Lio dan Arsen sama-sama baik. Diantara mereka tidak ada yang menyakiti Stela. Kecuali saat Arsen tiba-tiba menghilang dan Stela mengetahui kalau Arsen chattingan dengan mantannya. Tapi Stela sudah memaafkannya. Sehingga Stela menganggap Arsen tak pernah menyakitinya dan semuanya baik-baik saja.
"Stelaaaa...." panggil Karin.
Stela terbangun dari lamunannya. "Hah? Kenapa?"
"Lo tuh ya ngelamuuun aja. Kenapa sih? Udah lah nggak usah galau mulu. Lupain aja tuh si Arsen. Lo kan bisa cari yang lebih baik dari Arsen," omel Karin.
"Eh nggak kok. Gue nggak mikirin Arsen. Iya iya gue emang udah lupain dia."
"Nahh gitu dong. Udah ayo ke kantin," ajak Nayla.
"Bentar, gue ambil bekal dulu," kata Stela.
"Udah mau SMA masih aja bawa bekal," ejek Karin.
"Setidaknya makanan yang gue bawa dari rumah lebih sehat," balas Stela.
"Hmm bener sih." Karin menyetujui perkataan Stela.
Mereka berempat berjalan menuju kantin. Saat berjalan melewati koridor kelas IX, mereka bertemu Ando.
"Yura, itu ada Ando," kata Nayla.
"Cieee.." goda Stela.
Ando sedang berjalan menuju arah mereka bersama temannya yang bernama Eriz. Saat mereka berpapasan, Ando melempar senyum pada Yura dan Eriz melempar senyum pada Stela. Stela hanya membalasnya dengan senyuman kaku.
"Ihiyy ada yang di senyumin Ando nih," goda Karin saat sampai di kantin.
Yura hanya tersenyum bahagia. Hatinya di tumbuhi jutaan bunga.
"Eh tapi tadi Eriz juga senyum ke Stela. Iya nggak sih guys?" tanya Nayla.
"Eh iyaa bener. Gue liat Eriz tadi senyum ke Stela," balas Karin.
"Wahh kayaknya dia suka sama lo, Stel," goda Yura.
"Apaan sih. Nggak lah. Cuma senyum doang kok kalian udah mikir gitu sih?" balas Stela.
Sedari tadi mereka hanya mengobrol hingga lupa kalau mereka belum memesan makanan. Akhirnya mereka segera memesan makanan saat sadar kalau waktu istirahat tersisa 15 menit lagi.
Thanks for Reading 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Stela, Move On Dong!
Teen FictionSekarang semua itu hanya sebuah kenangan. Kenangan hanya untuk di kenang tanpa tahu bisa di ulang atau tidaknya. Stela berkata dalam hatinya, "aku harus mulai membuka lembaran baru, cerita baru menjadi seorang jomblo." Kisah Stela yang susah move on...