Hari ini Stela akan mengikuti try out ujian nasional. Semalam dirinya sudah belajar hingga pukul 12 malam. Stela sangat berharap hasil try out kali ini lebih baik dari sebelumnya.
"Stela!" Panggil seseorang saat Stela sedang berjalan menuju kelas.
"Eh? Kenapa Riz?" tanya Stela.
Ternyata sedari tadi Eriz mengejar Stela dari pintu gerbang.
"Dari tadi gue panggil-panggil lo ngga nyaut."
"Sorry, gue ngga denger."
"Jadi gini. Emmm... pulang sekolah gue mau ajak lo buat belajar bareng. Gimana?"
Stela sedikit bingung ingin menolak atau menerima ajakan Eriz. "Gue terima aja kali ya. Dari pada di rumah gue kepikiran Lio mulu," batin Stela.
"Boleh. Mau belajar dimana? Di rumah gue mau ngga?"'
"Yaudah di rumah lo aja. Lagian rumah lo kan nggak jauh dari rumah gue."
"Oke kalo gitu."
"Yaudah, gue duluan sampai ketemu nanti ya.."
Eriz berjalan pergi ke kelasnya. Sementara Stela sudah sampai di depan kelasnya. Namun ia masih berdiri di depan pintu kelas sambil menatap punggung Eriz. "Kaya ada yang aneh sama Eriz," batin Stela.
"WUAAAA."
Stela terkejut saat membuka pintu kelasnya. Ternyata sedari tadi mereka diam-diam memperhatikan kelakuan Stela di depan pintu kelas.
"Lo liatin siapin sih?" tanya Yura.
"Huhh untung mereka ngga liat Eriz," batin Stela.
"Oh itu. Temen gue tadi ketemu di gerbang terus jalan bareng."
"Ohhh temen?" tanya Nayla memastikan.
"Iya itu temen gue di tempat bimbel."
"Eriz?" tanya Karin.
"Bukan. Itu loh yang biasa bareng gue berangkat ke tempat bimbel, Raya namanya."
"Oooh Raya. Kirain Eriz."
"Udah ya, gue mau masuk kelas." Stela langsung masuk ke kelas dan meninggalkan ketiga temannya itu.
"Ada yang aneh dari Stela," kata Karin.
"Nggak kok. Perasaan lo doang kali. Udah yuk masuk," balas Yura.
###
Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Stela sudah keluar dari ruangan try out. Ia berjalan menemui ketiga temannya yang berbeda ruangan.
"Stel, belajar bareng yuk!" ajak Karin.
"Belajar bareng?" tanya Stela memastikan.
"Iya. Belajarnya di kafe biasa aja." balas Yura.
"Sorry guys. Gue nggak bisa."
"Lo nggak mau bantu temen-temen lo buat try out besok?" balas Nayla.
"Bu-bukan begitu, Nay. Tapi gue udah ada janji. Besok deh besok. Janji besok gue bakal belajar bareng kalian."
"Tapi Stel—"
"Gue duluan. Daah semuanya." Belum selesai Nayla bicara, Stela sudah pergi.
"Ada yang aneh nggak sih? Dia ada janji sama siapa coba? Nggak biasanya dia ninggalin kita gitu aja," tanya Nayla curiga.
"Emang dari pagi kelakuan Stela agak aneh," balas Karin.
"Ikutin aja yuk!" ajak Yura.
"Gue setuju! Ayo!"
Mereka bertiga pun pergi mengikuti Stela. Mereka berlari mengejar Stela yang mungkin belum jauh dari sekolah.
"Itu Stela." Karin menunjuk ke arah Stela yang sedang berjalan di trotoar.
"Gimana kalo kita naik taxi online aja? Stela biasa pulang naik ojek online kan?" usul Nayla.
"Yaudah, gue pesen sekarang ya. Tujuannya kemana?" tanya Yura.
"Aduh, kemana ya? Kemana aja deh. Ayo buruan pesen, Ra."
Yura pun memesan taxi online dengan tujuan ke rumah Stela. Karena jalan menuju rumah Stela satu arah dengan kafe yang biasa Stela kunjungi. Mungkin saja Stela janji bertemu seseorang di sana.
Yura, Nayla, dan Karin masuk ke dalam taxi online. "Pak, ikutin motor itu ya," pinta Karin.
"Siap, dek." Supir taxi online langsung tancap gas untuk mengikuti ojek online yang di tumpangi Stela.
"Nay, Ra. Liat deh itu." Karin menunjuk ke arah Stela. Tapi perkataannya tak digubris kedua temannya.
"Ih lo berdua tuh jangan main instagram mulu. Liatin tuh Stela," omel Karin.
"Dia nggak ke Yellow Cafe? Berarti dia janjian di tempat lain," balas Yura.
"Kira-kira kemana ya?" tanya Nayla bingung.
"Udah kita ikutin aja terus."
"Pak, terus ikutin motor itu ya," pinta Nayla.
Setelah 10 menit mengikuti Stela, akhirnya motor yang di tumpangi Stela berhenti. Ternyata Stela pulang ke rumahnya.
"Pak, berhenti di sini aja," pinta Karin.
Supir taxi online menuruti permintaan Karin. Mereka keluar dari mobil dan bersembunyi di balik pohon besar yang tidak terlalu dekat dari rumah Stela.
"Kok dia pulang ke rumah ya? Bukanya tadi bilang ada janji sama seseorang?" Nayla merasa heran.
"Makanya ngga usah curiga. Udah deh mending kita pulang," kata Yura.
"Eeehh bentar." Nayla menarik tangan Yura.
"Apa lagi?"
"Lo liat tuh." Nayla menunjuk ke arah Eriz yang sedang mengayuh sepedanya.
"Jangan-jangan dia mau ke rumah Stela."
Mereka bertiga masih berdiri di balik pohon besar sambil memperhatikan Eriz.
"Bener kan dugaan gue? Eriz ke rumah Stela," kata Karin.
"Udah yuk cabut. Mending kita ngobrol di Yellow Cafe," ajak Yura.
Nayla, Karin, dan Yura pergi ke Yellow Cafe menggunakan taxi online. Setelah 10 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai. Mereka memilih meja di dekat jendela.
"Lo berdua mau pesen apa?" tanya Yura.
"Green tea."
"Emm... gue caramel machiato."
"Yaudah pesen dulu." Yura pergi memesan minuman.
"Eh lo penasaran nggak sih Eriz ngapain ke rumah Stela?" tanya Nayla penasaran.
"Sebenarnya gue penasaran. Tapi masa kita mau ikutin sampe masuk halaman rumah Stela," balas Karin.
Yura kembali ke tempat duduknya. "Lo tau nggak Eriz ngapain ke rumah Stela?"
"Barusan kita bahas. Gue nggak tau, Ra. Mungkin dia mau main sama Stela," balas Nayla.
"Besok kita tanya aja langsung sama Stela."
"Lo aja deh Ra yang tanya sama Stela. Lo kan temen sebangkunya."
"Nah bener tuh kata Karin. Besok lo tanyain dia. Atau kita interogasi aja dia pas kita belajar bareng di sini."
"Ah gue setuju tuh. Oke besok kita interogasi dia di sini."
Thanks for Reading 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Stela, Move On Dong!
Teen FictionSekarang semua itu hanya sebuah kenangan. Kenangan hanya untuk di kenang tanpa tahu bisa di ulang atau tidaknya. Stela berkata dalam hatinya, "aku harus mulai membuka lembaran baru, cerita baru menjadi seorang jomblo." Kisah Stela yang susah move on...