Stela, Yura, Nayla, dan Karin sedang duduk berkumpul di salah satu meja mereka. Mereka sedang bermain kartu uno. Permainan lama yang kembali booming d kelas IX - A, kelas Stela.
"Aaaah kalahhhhh. Gara- gara elu nih," keluh Karin saat dirinya dinyatakan kalah dari Nayla.
"HEH KALO KALAH NGGAK USAH NYALAHIN ORANG," balas Nayla.
Karin dan Nayla memang selalu begitu. Selalu saja ribut dan tak ada yang mau mengalah. "Hey udahlah, kalian tuh ribuut terus. Ini kan cuma permainan," kata Stela.
Karin dan Nayla saling membuang muka. Walaupun sering sekali ribut, mereka tak pernah marahan dengan waktu yang lama. Hanya selang beberapa jam saja mereka sudah akur kembali. Stela dan Yura hanya bisa geleng kepala melihat sikap kedua temannya itu.
KRIIIING KRIIIIING
Bel pertanda waktu istirahat selesai berbunyi. Semua murid kembali ke bangkunya masing-masing. Pak Arya, guru Fisika di kelas Stela tak bisa masuk ke kelas karena ada keperluan, sehingga mereka diberi tugas untuk mengerjakan soal latihan di buku paket. Stela memeriksa ponselnya saat mendengar suara notifikasi. Ternyata itu adalah peringatan anniversarynya dengan Arsen. Stela menghela nafas dan segera menutup poselnya. Ia mengambil buku fisika dari tasnya dan mulai mengerjakan soal. Namun saat mengerjakan soal pikirannya tidak fokus. Ia teringat akan hari jadiannya dengan Arsen. Berjuta rasa bahagia ia rasakan saat itu. Kini semuanya hanya kenangan. Butuh waktu yang cukup lama bagi Stela untuk melupakan semua kenangan bersama Arsen.
"Stela, are you okay?" tanya Yura saat menyadari teman sebangkunya melamun.
Stela tersadar dari lamunannya dan tersenyum, "aku ngga papa."
Yura mengintip layar ponsel Stela yang tak terkunci. Disana terdapat foto Stela bersama Arsen. "Inget Arsen lagi?" tanya Yura.
Stela menghela nafas dan mengunci ponselnya, "cara move on gimana sih, Ra? Sampai kapan gue terus inget sama Arsen?"
Sudah 2 bulan sejak Stela putus dengan Arsen. Sepertinya Arsen memberikan banyak sekali kenangan dalam hidup Stela. Hingga Stela sulit untuk melupakannya. Alasan Stela belum move on karena dirinya terbiasa dengan adanya Arsen di hidupnya. Setiap Stela memiliki masalah pribadi, Arsen selalu memberi semangat dan menasehatinya. Nasihat Arsen yang sampai saat ini selalu Stela ingat.
"Sebenernya lo sendiri yang belom mau move on, Stel. Kalo lo ada keinginan buat bener-bener move on pasti sebulan juga lo udah lupa. Dan inget, lo nggak butuh cowok lain yang ngebuat lo bisa move on dari Arsen. Jangan pernah berpikir untuk lakuin hal itu. Lo bisa move on karena diri lo sendiri," kata Yura.
"Lo bener, Ra. Oke gue bakal move on." Stela tersenyum. "Nahh gitu dong," balas Yura.
###
Stela duduk di kursi tempatnya belajar. Ia memandang foto di galerinya, foto dirinya bersama Arsen. Ibu jarinya sudah berada di atas tanda delete. Ia ingin menghapus fotonya bersama Arsen. Namun bimbang, ingin di hapus tetapi juga ingin foto itu menjadi sebuah kenangan bersama Arsen. Jika tidak ia hapus, ia akan terus teringat dengan Arsen. Stela membuka room chatnya dengan Yura.
Room Chat Yura
Stela : Ra, gue butuh saran.
Yura : Kenapa Stel?
Stela : Gue hapus foto sama Arsen atau ngga?
Yura : Semuanya balik lagi ke lo, Stel. Lo masih butuh foto itu atau ngga?
Stela : Apa butuhnya gue sama foto ini.
Yura : Yaudah biar lo bisa move on dari Arsen, mending lo simpen foto itu di google drive terus lo hapus fotonya dari galeri. Jadi sewaktu-waktu lo mau liat foto itu lo bisa cari di google drive.
Stela : Bener juga lo. Oke makasih ya sarannya.
Stela langsung mengupload foto bersama Arsen di akun google drivenya. Setelah itu, ia menghapus foto itu dari galeri ponselnya. Stela menghela nafasnya. "Hufft lega juga akhirnya. Pokoknya gue harus lupain Arsen."
Setelah itu Stela beralih pada Whats App. Ia membuka room chatnya dengan Arsen. Ia membaca kembali nasehat-nasehat dari Arsen. Senyum merekah di bibirnya. Sebenarnya Stela rindu dengan masa-masa itu. Namun, takdir berkata lain.
Lagi lagi ibu jarinya ingin menekan tanda delete. Sebelum itu ia pikirkan baik-baik. Lalu ibu jarinya bergerak menjauh. Stela ingin tetap menjaga pertemanan dengan Arsen. Ia mengurungkan niat untuk menghapus semua obrolannya dengan Arsen. Karena itu akan menjadi kenangan. Dan ia yakin bahwa kenangan memang tak bisa di lupakan. Kenangan tetaplah kenangan yang suatu saat bisa membuat kita bangkit dari keterpurukan. Satu-satunya cara untuk move on adalah terus bergerak maju memikirkan masa depan yang jauh lebih penting.
"Makasih ya, Sen. Gue ngerasa beruntung pernah dapetin lo. Banyak pelajaran yang gue dapet dari lo. Gue gak nyesel kok pernah pacaran sama lo. Mungkin udah jalannya begini. Semoga lo selalu bahagia ya," kata Stela sambil memandang foto profil Arsen.
Ternyata kenangan dari Arsen tak cukup segitu. Stela membuka sebuah kotak yang berisi karya karya Arsen. Sebuah gambar yang Arsen buat untuknya.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Mata Stela sudah terasa lelah, pertanda tubuhnya butuhnya butuh istirahat. Stela menaruh ponselnya di atas nakas, lalu berbaring di kasur empuknya. Matanya perlahan terpejam.
TRING TING
Suara notifikasi dari ponselnya membuat Stela terduduk kembali. Ia memeriksa ponselnya.
Adelio B Xavier_ meminta mengikuti anda
Matanya membulat saat membaca notifikasi dari akun instagramnya. Adelio atau yang dikenal Lio adalah mantan pertama Stela. Hubungan mereka kandas karena Stela merasa Lio tak peduli dengannya. Pasalnya, Lio jarang sekali menghubunginya.
Stela mengkonfirmasi permintaan mengikuti di instagramnya. Setelah itu ia kembali berbaring di kasur. Matanya belum terpejam. Ia masih memikirkan Lio yang tiba-tiba meengikuti instagramnya dengan akun yang baru. "Mungkin dia cuma mau nambah followers doang gara-gara akun lamanya nggak bisa di buka," pikir Stela.
Thanks for Reading💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Stela, Move On Dong!
Teen FictionSekarang semua itu hanya sebuah kenangan. Kenangan hanya untuk di kenang tanpa tahu bisa di ulang atau tidaknya. Stela berkata dalam hatinya, "aku harus mulai membuka lembaran baru, cerita baru menjadi seorang jomblo." Kisah Stela yang susah move on...