Luhan

524 80 12
                                    

"Tadi malam Bibi menelpon." Ahyeong berkata sembari membaca buku. Sejenak ia melirik lelaki di depannya itu sebelum kembali pada bacaannya. "Kau kabur dari rumah‚ ya?"

"Tidak." Sehun menjawab sekenanya.

"Lalu kemana? Bibi kedengaran khawatir sekali." tanya Ahyeong kalem.

"Kau perlu tahu‚ ya?" Sehun balik bertanya. Kedengaran cuek dan itu menyebalkan bagi Ahyeong.

Ahyeong cemberut mendengarnya. Sehun menyebalkan sekali. Ia hanya bertanya seadanya namun Sehun selalu menjawab demikian. Selalu saja begini. Sebenarnya‚ Ahyeong heran. Apa yang membuat Sehun seperti ini? Ayahnya Sehun pernah bilang kalau Sehun tak sedingin itu. Sehun hanya lelaki yang irit bicara. Tapi juga tak sebeku itu.

"Aku pergi."

Suara Sehun pun membuyarkan lamunan singkat Ahyeong. Segera Ahyeong mendongak dan melihat lelaki itu sudah melangkah menjauhinya. Keluar dari halaman depan rumah Ahyeong menuju mobilnya yang berada di luar. Ahyeong merapihkan buku-buku di meja yang memang sengaja diletakkan di halaman depan rumahnya‚ dipeluknya buku-buku itu‚ lantas berlari kecil menyusul Sehun yang beruntung tak jauh-jauh juga jaraknya.

"Sehun!" panggil Ahyeong. Setelah ia berdampingan dengan Sehun‚ perempuan itu mulai protes. "Kebiasaan sekali ya pergi meninggalkanku begitu saja."

Sehun tak menanggapi. Ia berhenti melangkah saat Ahyeong menarik salah satu lengannya. Sehun menoleh tanpa ingin bertanya‚ "Ada apa?" pada Ahyeong.

"Bisakah kau mengantarku ke rumah Luhan?" pinta Ahyeong.

Refleks Sehun melirik ke arah lain dengan kening berkerut mendengar nama Luhan. Baginya‚ ini lucu. Luhan yang notabene nya masih berstatus sebagai kekasihnya itu terlihat biasa saja saat Ahyeong merangkul‚ memeluk‚ atau mencium pipinya di depan Luhan. Padahal‚ Sehun tahu‚ bahwa Luhan tak suka kalau Ahyeong berlaku seperti itu. Ahyeong hanya orang baru di antara mereka. Dan Ahyeong sendiri pun tak tahu bahwa Luhan masih memiliki hubungan dengan Sehun. Lalu beberapa hari yang lalu‚ dengan baik hatinya‚ Luhan meminjamkan buku pada Ahyeong. Dan kini‚ Ahyeong ingin mengembalikannya dengan mengajak Sehun.

Tidakkah ini lucu? Sehun harus pura-pura tak mengenal Sang kekasih hanya karena perempuan yang sama sekali tak disukainya.

"Aku harus mengembalikan bukunya." ujar Ahyeong‚ kali ini sembari merengek pada Sehun.

Sehun menghela napas. "Baiklah." ujarnya pura-pura mengalah. Sebenarnya‚ ia juga ingin ke rumah Luhan. Namun Luhan selalu bilang jangan ke rumahku lagi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu.

Ahyeong tersenyum senang. "Masuklah ke mobil dulu‚ ya. Aku harus mengambil beberapa buku yang kupinjam lama darinya. Jangan tinggalkan aku!" ujarnya seraya berjalan menjauh. Sebelumnya‚ ia memberikan buku yang tadi dipeluknya itu pada Sehun.

Sehun memperhatikan buku tebal itu dengan senyum. Buku ini milik Luhan. Ada nama perempuan manis itu di halaman pertamanya. Seraya mengambil langkah untuk masuk ke dalam mobil‚ Sehun menuliskan beberapa kalimat di salah satu halamannya dengan pulpen milik Ahyeong yang tadi terselip di buku itu. Berharap dengan cara ini ia bisa bertemu dengan Luhan‚ dan menjelaskannya empat mata.

Semoga...

...

Luhan tak tahu lagi harus bersikap bagaimana ketika siang itu ia melihat Ahyeong datang padanya untuk mengembalikan buku, berikut Sehun yang menunggu Ahyeong jauh di belakang sana. Sehun memang tak melakukan apa-apa. Lelaki itu hanya memperhatikan mereka sambil bersedekap. Luhan berusaha untuk tak balas memperhatikan Sehun. Ia tak ingin berhadapan dengan Sehun untuk saat ini. Setidaknya, begitu. Sebab sampai sekarang, ia tak nyaman dengan keberadaan Sehun. Apalagi Sehun datang bersama Ahyeong.

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang