Dunianya pergi, dan Sehun tentu saja marah besar.
Dari awal, Luhan pergi darinya karena masalah sepele. Sehun tahu akarnya namun ia tak mengerti mengapa Luhan justru melepasnya daripada meminta uluran tangannya. Memangnya, dia tidak sebecus itu melindungi Luhan? Apakah Luhan berpikir seperti itu?
Lelaki itu mengeraskan, menegaskan, dan mempercepat langkahnya. Ia melalui lorong yang panjang dengan pandangan berapi-api, menusuk pintu kayu di ujung lorong. Merasa tak perlu mengetuk dan berbasa-basi, Sehun membuka pintu itu dengan kasar. Ia masuk, berseru, "Ini semua gara-gara ayah!" pada pria tua yang duduk santai di sofa dalam ruangan itu.
Oh So Hyun, ayahnya Sehun, menurunkan sebatang rokok, menatap putranya kebingungan. Kali ini, apa lagi masalahnya?
"Masuklah dengan sopan, Sehun. Kau tak ingat apa yang kuajarkan padamu?" sindir So Hyun. Pria itu mematikan puntung rokok lalu menyilangkan kakinya santai.
Sehun memanas. Melihat ayahnya sesantai ini di saat dunianya hancur, Sehun tak tahan untuk tidak meledak-ledak di depan ayahnya sendiri. "Aku sebenarnya sudah tidak tahan lagi. Luhan. Ahyeong. Lalu aku. Siapa lagi yang mau ayah korbankan demi kepuasan ayah?!"
"Duduklah." Ayahnya masih bersikap tenang.
Sehun tidak menurut. "Hentikan semua ini! Ayah sungguh keterlaluan!"
"Bagian mana yang kau anggap keterlaluan di saat ayahmu ini sedang berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu?"
"Ahyeong bukan yang terbaik!"
"Lalu siapa? Luhan?" Kini So Hyun mengubah posisinya. Ia membuatnya jadi serius ketika mencondongkan tubuhnya pada Sehun. "Kau saja tidak mau memperjuangkan Luhan selama ini. Maumu apa?"
"Mau aku memperjuangkan Luhan atau tidak, ayah tidak perlu tahu!"
"Kau menyia-nyiakannya. Kau merusaknya." So Hyun berkata dengan tenang.
Pernyataan itu membuat Sehun merasa tertuduh. Padahal, So Hyun memang mengatakan fakta. Sehun sadar kalau dia belum mampu memperjuangkan Luhan dengan sungguh-sungguh di masa lalu. Sehun sadar Luhan pantas mendapatkan yang terbaik darinya namun perempuan itu tetap bertahan. Luhan tetap bertahan walaupun tahu Sehun telah merusaknya.
Sehun jatuh terduduk di sofa. Ia menatap kosong meja di depannya, merasa So Hyun menohoknya dan itu menyakitinya.
"Ayah tak meminta Ahyeong. Ahyeong yang memintamu." Kata So Hyun. Ia bangkit sambil menghembuskan napas lelah, lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Meninggalkan putranya yang tercenung sendiri, meninggalkan Sehun yang membara dalam diam.
...
"Apakah ini bagus?"
"..."
"Sehun?"
"..."
"Kenapa kau diam saja?"
"..."
"Aku bertanya padamu, Sehun." Ahyeong tersenyum ketika ia kembali bertanya, "Apakah bajunya bagus untukku?"
Sehun melirik sekilas. Ia mengalihkan pandangan, berbalik, lalu berjalan menjauh dari Ahyeong. Lelaki itu sama sekali tak berminat. Menemani Ahyeong saja, Sehun sudah benar-benar malas. Baginya, tugasnya sudah selesai.
Tugas dari Luhan maksudnya.
Sebelum memutuskan untuk break dan putus, Luhan memohon padanya tentang hal yang tidak bisa Sehun mengerti. Malam itu Luhan datang padanya, memohon untuk menuruti ayahnya sambil menangis. Padahal saat itu ayahnya menuntutnya untuk meninggalkan Luhan dan memaksanya untuk menjalin hubungan dengan Ahyeong, putri dari salah satu kolega ayahnya. Sehun jelas menolak. Ia tak mengerti Luhan justru ingin melepasnya di saat Sehun ingin mempertahankan perempuan itu. Sehun marah. Namun Luhan terus memohon, menangis, dan mengancam akan mengakhiri hubungan mereka kalau ia tak menurutinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
FanficHUNHAN GENDERSWITCH!! "Kalau mereka menghancurkan duniaku, maka aku juga akan menghancurkan dunia mereka lebih kejam dari cara mereka menghancurkan duniaku." Luhan pikir Sehun sudah berubah. Apa yang mereka alami dan membawa hubungan mereka pada akh...