Luhan dan Byeol

460 78 30
                                        

9 months ago...
.
"Kudengar namanya Yeom Ahyeong."

Sehun menoleh pada Luhan yang berjalan mendekatinya. Perut Luhan yang besar di usia kehamilannya saat ini membuat cara Luhan berjalan jadi berubah dan kelihatan lucu. Sehun pikir mungkin sekarang sudah lima bulan. Sehun tersenyum karena cara jalan Luhan.

"Dia cantik?" Luhan mendudukkan diri di sebelah Sehun sambil bertanya kemudian.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya balik Sehun. "Kau tahu, tidak ada yang lebih cantik dari dirimu."

Luhan berdecak, namun pipinya bersemu. "Kau hanya bilang aku cantik kalau aku sedang marah."

"Kau memang cantik saat marah," jawab Sehun, tersenyum jahil. Luhan lantas menepuk punggung tangan Sehun kesal hingga membuat lelaki itu tertawa. "Serius, dia memang tak secantik dirimu. Kau masih pusat gravitasiku, tahu."

Luhan tersenyum kecil, memeluk tubuh Sehun dari samping. "Ibumu bilang kau bertemu dengannya tadi siang."

Sehun lantas menunduk untuk melihat ekspresi Luhan. "Kalian bersekongkol untuk mengawasiku?"

Luhan juga lantas mendongak untuk melihat ekspresi Sehun. "Oh. Jadi kau memang berniat selingkuh dariku?"

"Hah, yang benar saja." Sehun membuang napas tak percaya. "Kau duniaku, Sayang. Aku tak mungkin meninggalkanmu."

"Mulutmu memang manis sekali." kata Luhan sembari meraup bibir Sehun dengan jemarinya yang lentik. Ia menggoyangnya ke kanan dan ke kiri, lalu membiarkan Sehun meraih tangannya dan mengecupi bibirnya dengan lembut.

"Aku tak melihatnya. Aku tak tahu seperti apa wajahnya. Aku juga tidak peduli." aku Sehun kemudian. Ia merangkul Luhan dengan hangat. "Sekarang aku hanya peduli dirimu dan Byeol. Kalian berdua akan jadi manusia paling cantik yang pernah kumiliki."

Giliran Luhan yang membuang napas tak percaya. "Byeol akan lahir empat bulan lagi dan kau sudah mengklaim dia akan jadi bayi yang cantik sekali?"

"Ya, ibunya kan juga cantik."

Luhan tertawa karenanya. Ketika tawanya telah habis, ia menatap Sehun serius. "Ibumu juga bilang sesuatu."

Sehun diam saja. Firasatnya jadi buruk.

"Yeom Ahyeong itu, dia menemui ayahmu." kata Luhan pelan. Ia menjeda. "Aku tidak berpikiran buruk. Tapi kadang ayahmu juga tidak mendukung hubungan kita, benar?"

Sehun tetap diam. Lama ia diam hingga akhirnya berdiri dari sofa, membuat pelukan Luhan terurai, membuat perempuan itu menatap punggung Sehun yang lebar dengan sendu.

"Berhenti berpikir seperti itu." kata Sehun. Suaranya dalam dan rendah. Luhan tahu Sehun sedang kesal karena obrolan mereka malam itu. "Ayah menyayangimu, Luhan. Karena itu ayah memberimu rumah ini setelah tahu kau hamil. Ayah tak ingin kau kenapa-kenapa, bukan berarti tidak suka dengan hubungan kita. Kau bisa percaya pada ayahku. Ayah tak akan membiarkanmu kecewa."

Luhan melipat bibir, membasahinya, lalu menunduk. Saat tahu bahwa Luhan hamil di luar nikah karena Sehun, putranya sendiri, ayahnya Sehun nampak sedih sekali ketika melihatnya, memeluknya, lalu membisikkan kata, "Maaf," yang tulus kepadanya. Luhan tak menyangka hal itu, jujur saja. Mengingat Oh So Hyun terkesan tidak begitu memberinya perhatian dan tidak begitu peduli padanya setiap Sehun membawanya ke rumah lelaki itu. Oh So Hyun justru kelihatan marah dan kecewa pada putranya sendiri.

"Sehun berjanji untuk selalu menghargaimu sebagai perempuan, Luhan. Ayahnya Sehun kecewa karena Sehun tak bisa menjaga janji itu." jelas ibunya Sehun waktu itu.

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang