Lorong yang dihiasi banyak potret pemandangan indah memberikan kesan estetik pada dinding.
Aku berjalan menuju ruangan Tuan Nam sembari mengingat bagaimana awal aku bisa bekerja disini.FLASHBACK ON
Awalnya adalah pada saat aku mengikuti event job fair aku melihat satu booth bertuliskan Nams Travel, aku mengunjunginya dan menaruh surat lamaran kerjaku disana. Seminggu setelah event itu berakhir, aku mendapatkan email bahwa aku lolos kualifikasi awal untuk masuk perusahaan tersebut. Dan pada saat itu aku menerima satu panggilan dari nomor yang tidak ku kenal.
Drrrtt... drrrtt....
Aku segera menjawab panggilan itu."Selamat pagi, dengan Nona Lee Ara? Perkenalkan saya Hyena dari Nams Travel. Apakah Anda bisa meluangkan waktu untuk interview di perusahaan kami? Waktu dan alamatnya akan saya kirimkan via email."
Tanpa berpikir panjang aku mengiyakan kabar baik tersebut.
"Ya betul, saya Ara. Baik, saya tunggu detailnya via email."
Mendapat panggilan interview adalah hal yang cukup menyenangkan bagiku. Bertemu dengan bagian personalia dan diberikan pertanyaan seputar dunia pariwisata membuatku bersemangat. Setelah panggilan berakhir, aku mendapatkan satu notifikasi email masuk dan gotcha!
Semua berjalan dengan lancar. Aku lolos pada tahap berikutnya dan sampai pada akhirnya aku bisa bekerja hingga saat ini.
FLASHBACK OFF
Aku tiba di ruangan Tuan Nam. Hyena mempersilakan aku masuk ke ruangan tersebut. Ruangan yang tidak sembarang orang bisa masuk. Entah mengapa sangat nyaman rasanya bila berada di ruangan ini, aroma ruangan yang harum dan disuguhi pemandangan kota Seoul dari balik jendela.
"Saya akan kembali ke meja, jika ada yang Tuan butuhkan segera panggil saya" Hyena pergi meninggalkan ruangan, hanya tersisa diriku dan Tuan Nam.
"Tuan, apakah saya membuat suatu kesalahan atau ada dokumen yang perlu diperbaiki?" tanyaku santun kepada pria paruh baya seusia ayahku ini.
"Langsung saja, aku memanggilmu kesini karena kau pasti sudah tahu aku menunjukmu untuk menemani putraku berlibur. Putraku sangat tidak bisa bepergian dengan sembarang orang dan aku yakin kau bisa diandalkan untuk hal ini. Dia ingin liburan private dan tidak ingin ada bodyguard. Jadi peserta tur-mu kali ini adalah putraku. The one and only"
Aku mendengarkan permintaan Tuan Nam dengan hati-hati.
"Tugasmu adalah membuat liburan yang sangat istimewa untuknya dan pastikan bahwa dia nyaman selama berlibur."
Deg....
Apakah Tuan Nam baru saja menyuruhku untuk menjadi baby sitter untuk putra semata wayangnya? Pikiran itu buru-buru ku tepis dari kepalaku dan di saat yang bersamaan terdengar suara dari seberang sana."Hai Nona, sudah dengar kan permintaan ayahku? Aku berjanji tidak akan merepotkanmu."
Entah bagaimana caranya pria bernama Jimin ini sudah berada satu ruangan denganku dan Tuan Nam, mungkin karena dia putra pemilik perusahaan maka akan sangat mudah baginya untuk masuk ke ruangan ayahnya sendiri.
Baiklah Ara, kendalikan pikiranmu. Ini hanya pekerjaan dan kau butuh uang untuk liburanmu kan? Sepertinya ada malaikat baik yang mendominasi pikiranku saat ini.
"Baik Tuan Nam, akan saya lakukan yang terbaik. Dan untuk Anda Tuan Jimin, mohon kerjasamanya" ucapku lembut sambil menatap kedua pria yang ada di ruangan ini.
"Bisa tidak kau memanggilku dengan nama saja? Aku rasa usiamu tidak terlalu jauh denganku... Ah dan ya, kau tahu aku sudah memiliki istri bukan? Jadi ku harap kau tidak salah paham mengapa Ayahku menyuruhmu untuk menemaniku. Istriku akhir-akhir ini sedang sibuk menyiapkan pameran busana di New York dan aku tidak mungkin bisa mengganggunya" cerocos lelaki itu.
Entah ini bisa disebut keberuntungan atau kesialan karena aku harus menemani pria yang sudah memiliki istri berlibur. Jika dilihat, Tuan Jimin memang cukup tampan. Ah tidak-tidak, aku memang terobsesi dengan pria tampan namun yang masih lajang. Jadi dia tidak masuk kategori.
"Baiklah Tuan, ah maksudku Jimin. Sampai bertemu kembali pekan depan dan jika Anda butuh sesuatu demi kenyamanan perjalanan ini silahkan hubungi saya. Tuan Nam, ada lagi yang ingin Anda sampaikan?" tanyaku terakhir sambil menghela napas.
"Tidak ada, kau boleh kembali bekerja atau jika semua sudah selesai kau boleh pulang. Kau tidak perlu khawatir untuk perjalanan kali ini, kau hanya tinggal berangkat saja dengan putraku"
Jawaban Tuan Nam mengakhiri sesi perbincangan kami.
Tidak terasa ternyata sudah cukup lama aku berada di ruangan Tuan Nam. Aku kembali ke ruanganku dan duduk di samping Bomi. Karena hari ini pekerjaanku tidak banyak dan sudah selesai, aku pulang lebih awal.
************************************
"Bomi, apakah kau yakin semua akan lancar? Entah mengapa aku sedikit khawatir karena di perjalanan kali ini aku harus mengurus Tuan Jimin, kau tahu dia sudah menikah bukan? Aku hanya takut orang salah paham jika melihat dia bersama denganku."
Satu pertanyaan terlontar begitu saja dari kepalaku ketika kami tiba di parkiran beberapa menit lalu.
"Ketika Tuan Nam sudah memberikanmu tanggung jawab, maka segala sesuatunya sudah dipikirkan secara matang olehnya. Kau tidak perlu khawatir, cukup jalani seperti biasa saja" ujar Bomi meyakinkan.
Entah aku harus kembali khawatir atau tidak namun jawaban Bomi barusan cukup membuat pikiranku sedikit tenang.
"Dan satu lagi, istri Tuan Jimin sudah tahu daftar karyawan di perusahaan kita jadi tidak mungkin dia salah paham tentangmu" tambah Bomi pada akhirnya.
Aku memikirkan tentang apa yang Jimin bicarakan padaku saat berada di ruangan Tuan Nam hari ini.
Dia menegaskan bahwa dia sudah memiliki istri dan semua orang tahu itu.
Sebentar-sebentar, apa dia menganggapku akan menggodanya begitu? Lucu sekali.Dia memang tampan dan aku tidak tertarik dengan pria yang sudah menikah. Jika saja dia belum menikah, mungkin aku akan menerimanya (?)
Hey Ara bangunlah! Kau dan Jimin itu beda kasta.
segini dulu ya partnya, semoga bisa mengusir rasa kebosanan kalian di siang hari ini.
yang puasa apa kabarnya? masih semangat ya sampe nanti maghrib. buat yang ngga lagi puasa, jangan lupa makan siang!semoga kalian sehat terus di tengah pandemi yang aku tidak tahu juga kapan berakhirnya, aku berdoa semoga corona cepat2 go away ya dari Indonesia aamiin 🙏
btw, kalau kalian ada masukkan untuk ceritaku boleh comment ya, aku akan coba pertimbangkan.
ditunggu comment dan votenya and see you on next chapter~

YOU ARE READING
SAUVEUR
Fanfiction"Wanita seperti apakah diriku?" "Haruskah aku bersamanya?" Itulah pertanyaan yang selalu muncul di dalam kepala seorang Lee Ara. Seorang gadis, yang selalu memikirkan segala sesuatunya dengan matang dan hati-hati. Namun segalanya berubah ketika ia d...