Banyak satu atau dua hal lebih yang harus disiapkan sebelum seseorang akan berkunjung ke suatu negara.
Dokumen perjalanan yang paling utama. Selebihnya pasti sudah tertulis di travel check list.Sehari sebelumnya, Ara datang ke kantor untuk mengambil apa-apa saja yang menjadi mandatory untuk trip kali ini.
Paspor, visa, kartu embarkasi, tiket pesawat, voucher hotel, daftar restoran, tidak lupa juga kartu kredit perusahaan yang beberapa saat lalu diberikan oleh Hyena.
Apapun yang berhubungan dengan Jimin pasti sudah diatur sempurna oleh Ayahnya. Tuan Nam sangat menyayangi putra semata wayangnya itu. Maka hanya dengan memberikan kartu kredit perusahaan bukanlah hal yang sulit.Semua perlengkapan kembali satu per satu dicek oleh gadis itu. Mobil private selama disana pun sudah tersedia untuk menemani perjalanannya dengan Jimin.
"Apa aku terlihat benar-benar ingin berlibur dengannya? Astaga pikiranku sudah tidak waras sepertinya akhir-akhir ini" terdengar seperti lelucon tapi memang itu yang terbesit di dalam benaknya.
Sambil menyelam minum air.
Cukup untuk mewakili apa yang dipikirkan gadis itu, bekerja sekaligus berlibur. Menyenangkan untuk Ara dan ia bersyukur akan hal itu.****************************************
Di bandara Incheon, terlihat matahari dengan berani menampakkan diri dari jendela yang ada di lounge bandara. Ara dan Jimin tiba disana 3 jam sebelum boarding time diantar oleh Pak Oh, supir pribadi Jimin.
Perjalanan kali ini akan cukup melelahkan karena kurang lebih memakan waktu 19 jam.
Tidak ada penerbangan langsung dari Seoul ke Paris, maka memilih penerbangan dengan transit tidak lebih dari 2 jam adalah pilihan tepat.Penerbangan yang transit di kota Doha itu akan take off pada pukul 1.30 pagi dan akan sampai di kota Paris sekitar pukul 2 siang.
Mereka menuju garbarata dan menunjukkan boarding pass sebelum menaiki pesawat.
Senyuman diberikan oleh petugas yang berdiri disana.Biasanya jika liburan mewah versi Ara, ia hanya akan mengambil kursi dengan kelas ekonomi atau paling tinggi di premium economy.
Namun karena kali ini bersama putra pemilik perusahaan tempat dimana ia bekerja, dengan nyaman ia bisa duduk di first class.
Lagi-lagi gadis itu bersyukur di dalam hatinya.Ara berharap jika ia tidak bersebelahan dengan Jimin. Namun yang terjadi malah sebaliknya mengingat konfigurasi seat di pesawat yang mereka tumpangi adalah 1-2-1 dan sudah pasti kursi mereka berada di tengah-tengah. Sama-sama di lorong. Padahal ia sangat berharap bisa duduk dekat jendela agar bisa melihat pemandangan yang indah dari atas awan.
Ara mengisi kartu embarkasi miliknya dan Jimin. Yang dibantu mengisi tengah sibuk dengan ipad-nya. Dilihatnya penumpang lain juga sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
****************************************
Waktu demi waktu terlewati dan gadis yang tengah mengantuk itu kelelahan duduk di pesawat. Ingin memejamkan mata namun tidak bisa.
Pribadi di sampingnya itu sudah terlelap sejak tadi, mungkin dia sudah mengarungi dunia mimpi. Pikirnya.Seorang wanita berseragam sama dengan awak kabin lainnya melewati lorong dimana kursi Ara berada.
"Hello Madame, how may I assist you?" satu kalimat yang terdengar ramah dan santun dilontarkan pada Ara.
"Can I have a cup of tea?" tanya Ara pada wanita itu.
Pramugari tersebut kemudian tersenyum seraya mengangguk mengiyakan permintaan Ara. Kemudian berjalan dan mengisyaratkan bahwa Ara harus menunggu.
Tidak butuh waktu lama untuk pramugari tersebut kembali menghampiri Ara.
"Be careful because it's hot" ujar pramugari tersebut.
Ara tersenyum dan mengucapkan terima kasih padanya.Tidak mudah bagi Ara saat hendak meminum tehnya, karena tiba-tiba tangan Jimin dengan tidak sengaja memegang pergelangan tangan mungil itu.
"Astaga, tidur saja menyebalkan. Ya Tuhan, dosa apa yang aku telah lakukan di masa lalu sampai harus bertemu dengan pria ini?" ia kembali menggerutu untuk kesekian kalinya.
Ara mencoba melepaskan tangannya namun tidak mudah, ia khawatir Jimin akan terbangun dan nanti malah akan membuatnya pusing kepala. Jadi lebih baik tidak usah dibangunkan.
Dengan hati-hati layaknya sedang mengisi formulir visa, ia mencoba kembali melepaskan tangan Jimin dan meletakkannya pada pembatas kursi. Berhasil!
Tidak ingin uap dari cangkir itu pergi, Ara menyesap minuman yang mengandung kafeina itu secara perlahan.
Gadis itu sangat ingin terlelap dan berharap ketika ia bangun ia sudah sampai di negara tujuan.siapa yang udah nungguin cerita ini? coba dong aku mau liat vote dan comment-nya hehehe <3
kalau kalian jadi Ara, kalian mau pilih liburan kemana? kalau dikasi kesempatan buat perginya sama Jimin, pada mau ngga ya kira-kira?
halu aja dulu gapapa, siapa tau kesampean! hahahaanyway, congratulations buat para pemenang giveaway e-book charity project yang beberapa minggu lalu aku adain di instagram~
kalau aku GA lagi, hadiahnya mau apa? mau Jimin ya?
ngga boleh, udah punya istri soalnya 😝see you on next chapter! ❤

YOU ARE READING
SAUVEUR
Fanfic"Wanita seperti apakah diriku?" "Haruskah aku bersamanya?" Itulah pertanyaan yang selalu muncul di dalam kepala seorang Lee Ara. Seorang gadis, yang selalu memikirkan segala sesuatunya dengan matang dan hati-hati. Namun segalanya berubah ketika ia d...