The City

41 8 12
                                    

"Tuan Jimin, bagaimana perjalananmu? Apakah nyaman?" tanya Paman Ahn kepada Jimin yang sedang melihat lalu lintas yang cukup padat di kota Paris.

"Paman, tidak perlu resmi seperti itu. Paman kan sudah ku anggap sebagai Pamanku sendiri. Bicaralah santai denganku."

Ara yang duduk di samping Jimin hanya menatapnya terdiam.

"Perjalananku cukup nyaman. Dan sebelum aku lupa, kenalkan ini Ara. Dia yang akan mendampingiku selama berlibur. Ayah sudah cerita kan?" tukas Jimin dengan semangat.

Paman Ahn melirik ke arah Jimin kemudian menatap Ara dari kaca spion "Ternyata lebih cantik dari dugaanku, berbeda dari foto yang Ayahmu berikan padaku. Ayahmu memang tidak salah pilih jika sudah menyangkut putra kesayangannya"

Ara tersenyum menanggapi tutur dari pria paruh baya itu dan sepertinya apa yang dikatakan Paman Ahn terdengar cukup baik di indra pendengarannya. Jimin tersenyum bisa melihat senyum Ara yang begitu manis, karena dari pertemuan singkat di kantor hingga detik ini, baru sekarang Ara menyuguhkan senyuman. Walaupun senyum itu tidak ditujukan untuknya. Jimin tahu itu.

"Saya Ara, yang akan menjadi Tour Leader Jimin selama disini. Mohon kerjasamanya Pak" ujar gadis itu memperkenalkan diri.

"Kau tidak perlu kaku, panggil saja aku seperti Jimin memanggilku. Agar kau merasa nyaman. Dan jika Jimin macam-macam padamu, katakan padaku. Dia cukup rewel jadi aku mohon bersabarlah"

Ara tertawa kecil melihat Paman Ahn menjahili Jimin "Baik Paman, terima kasih. Informasi yang Paman berikan cukup membantuku"

****************************************

Setelah kurang lebih 45 menit, mereka tiba di hotel. Hotel yang mereka tempati cukup strategis letaknya, dan poin plusnya adalah dari balkon hotel disuguhkan pemandangan Eiffel Tower. Untuk mendapatkan kamar dengan view sebagus ini, tentu harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Benar begitu bukan?

"Paman biar aku saja, kau boleh pulang. Dan terima kasih sudah mengantar kami" ujar Ara sambil mengambil koper yang ada di bagasi.

Paman Ahn mengangguk kemudian masuk kembali ke mobil setelah Ara selesai mengambil semua kopernya.

"Baiklah, sampai jumpa besok. Jika ada sesuatu tolong hubungi aku" mobilnya terlihat menjauh dari lobby hotel.

Ara terlihat kesusahan membawa kopernya dan Jimin.
Tidak lama seorang door-man memanggil staf lain untuk membantu membawa koper mereka.

"Thank you very much" ujar Jimin kepada staf tersebut.

Jimin mendekat menghampiri Ara.

"Tidak usah sok kuat untuk membawa 2 koper. Malu sekali ya meminta bantuan padaku? Hhhmm?" Ara menatap Jimin sinis saat langkahnya menuju concierge.

Jimin menunggu di lobby sambil mengecek ponselnya dan menatap Ara sesekali yang berada disana. Tidak lama kemudian staf di balik meja concierge tersebut memberikan 2 buah kunci yang diyakini itu adalah kunci untuk kamarnya dan Ara.

Jimin dan Ara menuju kamar masing-masing. Sampai di depan pintu kamar Ara terlihat sedang memberikan uang tips kepada staf hotel yang membawa koper mereka.

"Silahkan beristirahat dan apabila ada yang Anda butuhkan silahkan hubungi saya. Kamar saya di seberang kamar Anda" ujar Ara datar dan profesional.

"Bisa tidak ya dia tidak kaku seperti itu? Aku ingin menikmati liburan dengan santai. Lagipula kenapa dia suka sekali canggung? Aku kan bukan bosnya. Apa aku harus berusaha agar dia tidak canggung lagi kepadaku? Tapi bagaimana caranya? Ah lihat nanti saja deh" ujar Jimin dalam batinnya.

"Ara, aku harap kita bisa menjadi teman baik. Tidak usah canggung, aku akan menganggapmu seperti teman. Menarik bukan berteman dengan pria tampan?" ujar Jimin pada akhirnya memberanikan diri dan pernyataan seperti itu menyebalkan menurut Ara.

"Mungkin ini terdengar tidak sopan tapi apa putra seorang bos memang banyak mau, hhmm?" jawab gadis itu perlahan menunjukkan senyum pada wajah mungilnya.

Jimin menambahkan seraya tertawa sinis "Apa aku terlihat seperti banyak mau? Sepertinya tidak?"

Mereka berdua sudah tidak canggung. Lebih tepatnya Ara sudah bisa menyesuaikan diri berbicara dengan Jimin. Kalau Jimin sih tidak usah ditanya, percaya diri sekali.

"Menjadi teman bukan ide yang buruk" ujar Ara terlihat santai. Jimin yang menanggapi itu mengulurkan tangannya, Ara bingung dan tidak mengerti apa yang pria aneh ini lakukan.

"Jabat tanganku, kita teman kan?" tanya Jimin yang terlihat seperti memberikan pernyataan daripada pertanyaan.
Ara menjabat tangan Jimin kemudian lanjut berucap "Iya sudah, kita teman"

Jimin senang. Pipinya merona, malu-malu.
Senang sekali katanya bisa memiliki teman baru, apalagi saat sedang liburan seperti ini.
Di dalam hidup Jimin, ia hanya bekerja dan bekerja. Persis seperti Ara yang hardworker.

****************************************

Jika kalian pikir di waktu luang Jimin akan menghabiskan waktu bersama dengan istrinya, kalian tidak seratus persen benar. Istri Jimin lebih suka menghabiskan waktu bersama dengan geng sosialitanya ketimbang dengan Jimin. Di rumah pun mereka hanya bertemu pada saat sarapan atau jika ada pertemuan keluarga.

Jimin dan istrinya, keduanya saling menyayangi namun tetap sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan ada satu hal yang membuat mereka belum menjadi pasangan sempurna. Mereka belum memiliki anak.

Aera, istri Jimin tidak ingin memiliki anak karena masih terlalu fokus dengan bisnisnya di bidang fashion. Jimin pun mengerti akan hal itu, namun terkadang Jimin benar-benar ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi Ayah.

finally bisa update seminggu sekali, eh tapi ini seminggu lebih sehari deng :p
coba comment dong di part ini, ada yang bikin kalian penasaran ngga?
tenang tenang, belum masuk ke konflik, masih panjang hehe semoga kalian setia menunggu ya~

btw kemarin Jungkook update selca terus aku galau 😭😭

SIAPA COBA YANG GAK OLENG LIAT JUNGKOOK SELCA BEGINI 😭
jungkook be like : "aku bosen, kangen kamu pengen ketemu"
(ih mampus gue yg ngetik gue juga yg ambyar, maapin guys ✌🏻)

SIAPA COBA YANG GAK OLENG LIAT JUNGKOOK SELCA BEGINI 😭jungkook be like : "aku bosen, kangen kamu pengen ketemu"(ih mampus gue yg ngetik gue juga yg ambyar, maapin guys ✌🏻)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


jadi pengen bikin cerita tentang si adek tapi mau fokus selesaiin yang hyung-nya dulu hahaha
semoga aku konsisten update jadi biar cepet beres ceritanya aamiin...

jangan lupa share cerita ini ke semua social media kalian dan ramein juga notifku dengan vote dan comment.
aku tunggu ya and see you on next chapter, thank you! 🖤

SAUVEURWhere stories live. Discover now