Waktu terus saja berjalan tanpa bisa kuminta untuk berhenti.Sampai akhirnya tiba saatnya untuk menjadi orang asing di sekolah baru yaitu SMA Purnama.Aku berangkat dengan mengendarai motor yang telah menemaniku sejak kemarin.Aura yang kurasakan sejak pertama kali menginjakan kaki di sekolah itu cukup tidak enak,seperti ada hal hal tak terlihat yang membuat bulu kuduk seketika berdiri.
Aku langsung berjalan dari parkiran menuju ruang guru untuk melengkapi persyaratan yang belum selesai.Namun terjadi suatu hambatan karena aku tidak tau dimana ruang gurunya berada.Aku bertanya kepada dua orang gadis yang sedang membaca buku di depan sebuah kelas,
"Ruang guru dimana ya?"
"Ruang guru?" salah satu gadis bertanya balik kepadaku.
Aku mengangguk.
"Di HP!" lanjutnya.
"Ishhh..." desis gadis yang satunya lagi
"Ruang ketiga dari sini!" lanjutnya dengan tersenyum.
"Ouhhh,terima kasih!" aku tersenyum.Aku melanjutkan langkahku dan akhirnya sampai ditempat yang aku tuju.Aku mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam.Mengisi biodata beserta yang lainnya ternyata tak memakan waktu yang lama.Saat bel tanda masuk berbunyi akupun diantar oleh seorang pak guru bernama Pak Syan (wali kelas) untuk masuk kedalam kelas.
Setelah sampai disana,Pak Syan langsung menyerahkanku kepada seorang Bu guru yang belum ku tau siapa namanya.
"Anak-anak,hari ini adalah hari pertama kalian sekolah setelah liburan panjang dan hari ini juga kita kedatangan seorang murid baru.Berikan sambutan yang paling meriah untuk teman baru kita!" ucap bu guru.Semua siswa langsung memberikan tepuk tangan dengan sangat meriah,itu semua sedikit melegakan hatiku karena artinya mereka bisa menerima kehadiranku.Aku hanya bisa tersenyum membalas penyambutan mereka.
"Silahkan perkenalkan diri kamu!" pinta bu guru.
Aku mengangguk pelan.
"Nama,Jeffri.Pindahan dari Lombok!",ucapku dengan nada datar.
"Ada yang mau bertanya?" ujar bu guru.
Seorang gadis tiba-tiba mengacungkan tangannya,
"Saya bu, "
"Ya,silahkan!"
"Lombok itu bukannya sahabatnya wortel ya?" tanya gadis itu dengan sangat meyakinkan.
"Itu mah Lobak!" jawabku.
Seluruh isi kelas langsung menyuraki gadis itu.Namun sepertinya gadis itu terlahir dengan kepercayaan diri yang terlalu tinggi sehingga bukannya mau malah bertingkah seperti tak pernah terjadi apa-apa.Bu guru pun langsung terbawa suasana dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan salah satu siswinya.
"Kamu silahkan duduk!"
"Terima kasih bu."
Aku langsung duduk di bangku kosong yang berada di sebelah kanan baris ke tiga dari depan.Di sebelahku sudah ada sosok seorang lelaki yang dari tadi tersenyum cukup lebar menyambutku,dialah teman sebangku ku.Penampilannya bisa dikategorikan sebagai lelaki tampan namun agak kurang rapih,ramputnya juga ditata seperti jambul katulistiwa.
Dia langsung mengajaku berkenalan,
"Heyo wazzab,mamen!" ucapnya dengan semangat sambil memegang sebentar pundaku.
"Wazzab!" balasku berusa cepat mengakrab kan diri dengannya.
Dia langsung mengajaku bersalaman dengan tangan yang mengepal,dan dengan senang hati aku menerima salamnya.
"Erik Ario Pamungkas,cowok paling ganteng se Asia tenggara!" ucapnya sambil merapihkan rambut jambulnya itu.
"Jeffri."
"Ini Bastian,dan yang ini Kunto bin Somat!" lanjutnya sambil mengenalkan dua temannya yang duduk tepat dibelakang kita.
Penampilan Bastian dan Kunto tidak jauh beda dengan Erik,bajunya sama-sama tidak dimasukan,dasinya kendor,dan begitulah.
"Jeffri."Pandanganku dan Erik kembali menghadap kedepan.
"Bro?"
"Hmm.."
"Cewe yang tadi nanya itu namanya Ariska.Anaknya cantik sih tapi otakanya aja yang kadang kadang gesrek!" ucap Erik sambik menunjuk seorang gadis yang tadi bertanya tentang sahabatnya wortel.
"Ouhhh!"
"Yaelah bro,gak perlu kaku gitu.Santai ama gue mah!"Bu guru langsung menyampaikan materi.Masih juga pagi udah dikasih sarapan matematika.Sungguh malang!.
"Itu yang didepan namanya Bu Ratih!.Galak emang tapi kadang ada lucunya juga."
"Segalak itu kah?"
"Sekali aja Lo ketauan tidur atau gak ngerjain tugas,uhhh, tiang bendara udah siap nunguin lo!"
"Anjir."
"Gue jamin 100 persen,lo bakalan betah sekolah disini!"
"Semoga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Normal
Teen FictionCinta tanpa rasa hanyalah hal yang sia-sia dan tidak akan berakhir bahagia melainkan hanya derita yang membuat sesak didada. Jeffri Andara dan Keynan syahira akan membatu anda mencari arti cinta yang sesungguhnya.