#5

11 3 1
                                    

Pagi ini tepat satu bulan sebelas hari aku berada ditempat ini.Tempat yang awalnya menjadi sebuah mimpi buruk namun setelah berjalan beberapa hari ternyata tak seburuk yang kuimpikan.Aku menemukan sesuatu hal yang berbeda,sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya,seperti bisa merasakan sesuatu namun tak bisa terdeskripsikan.

Satu bulan sebelas hari pula aku mengenalnya.Tak butuh waktu yang lama untuk bisa dekat dengannya,karena dia adalah sesosok manusia yang ramah dan mau dekat dengan siapa saja, termasuk aku.Bertemu denganya adalah suatu keberuntuan yang lebih beruntung dari pada mendapatkan hadiah di lotre dan kenangan kenangan itu tak akan pernah kulupakan sampai kapanpun.Pertemuan pertama dipesawat itu semoga membawaku untuk terus bersamanya hingga ujung hayat.Terlalu bucin seorang laki-laki berkata seperti itu,bukan?

Gadis bernama Keynan itu mampu menembus tembok baja yang melindungi hatiku dari serangan apapun.Dia dengan kesederhanaannya cukup membuatku betah tinggal didunia.
Dan lagi lagi aku kembali berkata lebay seperti itu.

Setelah pulang sekolah aku langsung menunggunya diparkiran.Seperti janjiku beberapa hari lalu,aku akan mengajaknya pergi kesuatu tempat.
"Selamat sore Keynan Syahira."
Dia tersenyum sambil berjalan mendekatiku,"Sekarang masih siang!"
Aku meliat kearah jam tanganku,ternyata menunjukan angka 15.00.
"Jam tiga menurutmu masih siang?" tanyaku.
"Iya!"
"Terserah kamu,aku malas berdebat!"
"Siapa yang mengajakmu berdebat?,lagian kita bukan pengacara,Jeff."
"Kenapa lama sekali datangnya?"
"Sengaja."
"Dasar aneh!"
"Aku sengaja datangnya lama,supaya kamu yang nungguin aku.Biar kamu tau gimana rasanya menunggu.Enak bukan?"
"Kamu ingin balas dendam?"
"Niatku bukan seperti itu,tapi karena kamu menganggapnya begitu.Aku bisa apa?"

Menghabiskan waktu dengannya adalah sebuah kenikmatan yang tidak akan pernah bisa kubeli dengan materi.Dia memeluku cukup erat bahkan sangat erat,aku membiarkannya saja karena akupun merasa nyaman.Membiarkan aroma wanginya menempel dibaju ku agar bisa kunawa pulang.
"Tasmu kemana,Jeff?"
"Sengaja kutinggalkan disekolah!"
"Kenapa?"
"Supaya kamu bisa leluasa memeluku."
"Ishhh"

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ditempat yang telah kurencanakan.Kami pun turun dari atas motor dan melepaskan helm,
"Kenapa kita kesini?"
"Aku heran kenapa sekarang kamu suka sekali bertanya?"
"Aku bertanya karena aku tidak tau,Jeff!"

Dari pada nantinya dia marah marah,aku sengaja langsung memegang tanganya dan menariknya.Terliat sekali dia sangat kegirangan karena tangannya aku pegang,
"Kamu senang?" tanyaku.
"Apaan sih?"
"Yaudah aku lepas."
Hapir saja kulepas,dia langsung tercengir sambil mengeleng kepala,"Jangan.."
Aku terus memegang tangannya sampai kami benar benar sampai.Setelah sampai,kuliat dengan jelas wajah Keynan tercengang melihat keberbagai arah.Aku mengajaknya kesebuah rooftop salah satu gedung yang ada diJakarta.Dari atas sini,pemandangan Jakarta bisa dilihat dengan begitu jelas.Tempatnya cukup nyaman apalagi sore hari,angin berlalu lalang dengan bebas mengibaskan rambut indah Keynan.Membuatku semakin kagum dengan gadis itu.Ditempat tinggi itu hanya ada aku dan dia,tidak ada yang lain.
"Gila,ini indah banget Jeff!" ucapnya dengan tersenyum lebar.
"Masa anak Jakarta baru pertama kali kesini?"
"Aku gak bohong,Jeff.Ini bener bener pengalaman pertama aku!"
"Aku tau kamu tidak sedang berbohong."
Dia tersenyum lebar.

Aku duduk dan terus memihatnya yang sedang asik berdiri entah memandangi sudut jakarta yang mana.Setelah merasa puas,diapun menghampiriku dan duduk tepat disampingku.
"Menurut kamu,kalo ada orang jatuh dari gedung setinggi ini ,apa yang akan terjadi?"
"Aku tidak tau."
"Ya sudah!"
Dia memrebahkan tubuhnya dan menatap kelangit yang mulai senja.Aku mengikutinya,tapi bukan melihat kelangit melainkan kewajahnya.
"Jeff?"
"Hmmm..."
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Why not?"
"Aku boleh tau alesan kamu datang ke Jakarta?"
"Lombok sengaja mengirim aku kesini untuk bertemu denganmu!"
"Aku serius."
"Aku juga sedang tak ingin bercanda!."
"Jeff..."

Di Atas NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang