#4

11 3 1
                                    

Aku berjalan pelan dari parkiran menuju ruang kelas.Sekarang rasanya berbeda,tidak ada lagi aura aura yang membuat bulu kuduk berdiri,yang ada hanyalah gelak tawa yang terus berkumandang tanpa henti.

Mungkin aku tidak akan merasa begini kalau tidak ada Erik dan kawan kawan.Saat bersama mereka aku jadi sangat tertarik membicarakan banyak hal yang tidak penting.
Langkah ku tiba-tiba berhenti tepat didepan pintu ruang kelasku sendiri.Seseorang sengaja menghadangku agar tidak bisa masuk kedalam,
"Hay," sapanya dengan semangat.
"Harus banget kamu berdiri disitu?"
"Gak wajib sih,tapi sunah!"
"Apaan sih?,gak nyambung banget."
"Kalo mau disambungin bisa loh,aku bawa kabel tadi.Mau?"
Aku hanya garuk garuk kepala.
"PDKT sih boleh,tapi gak berlu ngehalangin jalan juga kali!" ucap Bastian yang baru saja datang.
Keynan dengan senang hati memberi jalan masuk untuk Bas.
"Sensi banget lo!" ketus Keynan.
"Pepet terus sampai putus!" ucap Bas sambil terus berjalan.
"Susah banget ya liat orang seneng." balas Keynan.
"Bisa minggir sebentar gak?,aku mau masuk!."
"Bisa sih, kalo kamu maksa!"
Aku langsung menerobos masuk dan menuikirkan tubuhnya yang dari tadi menghalangi pintu.
"Terima kasih telah memaksaku untuk menginzinkan mu masuk." ucapnya.
Aku tak menjawabnya dan langsung berjalan menuju tempat duduk.Setelah aku duduk,aku sempat melihat kearah pintu dan ternyata gadis itu sudah tidak ada.
"Udah dapet gebetan aja lo!" ucap Erik.
"Ahh,gak usah dibahas!"
Aku menguap dan langsung menutupnya dengan telapak tangan.
"Tukeran posisi ah,ngantuk gue!" pintaku.
"Ini masih pagi,bro!"
Aku dan Erik langsung bertukaran tempat duduk.
"Nanti kalo ada guru masuk,jangan lupa bangunin gue!"
"Iya.Tapi kalo gak lupa,"
Aku langsung terdidur dengan tangan yang kuletakan dimeja dan menjadi tumpuannya.

***
Waktu pulang sekolah telah tiba,tanpa berlam lama aku langsung berjalan ke parkiran.Seperti yang sudah ku duga,seseorang telah menungguku disana,
"Permisi!", ucapku.
"Harusnya aku jawab "Mangga" tapi sekarang belum musimnya.Terus aku harus jawab apa?"
"Kenapa mangga?"
"Karena oma ku orang Sunda."
"Apa hubungannya?"
"Kalo di Sunda ada orang yang bilang "Permisi" pasti dijawabnya "Mangga".Gitu filosopinya!",ucapnya.
"Terus kalo mau bilang "permisi" ,harus nunggu musim mangga dulu gitu?" tanyaku belaga bodoh.
"Kalo itu aku gak tau!,tapi kalo kamu penasaran,aku bisa tanya omaku!"
Keningku mengkerut,"Aku rasa itu terlalu berlebihan!"
"Jeff?"
"Hmm,"
"Sekarang aku sudah menjadi temanmu kan?"
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Karena kalo sekarang aku temanmu,itu artinya aku sudah naik satu tingkat,Jeff.Percayalah,akan ada masa dimana aku berada ditingkat paling atas.Dan saat itu tiba berarti aku sudah memilikimu seutuhnya!".
Mendengar ucapannya membuat kedua alisku turun,sebuah jawaban yang tak pernah kuduga sebelumya.
"Jadi gimana?,aku sudah menjadi temanmu kan?" tanyanya lagi.
"Menurutmu?"
"Iya!" jawabnya dengan semangat.

Aku mengambil kunci dari dalam saku,"Awas!,aku mau pulang."
"Terus?"
"Kamu menghalangi motorku,Keynan."
"Jadi?"
"Kamu minggir." pintaku.
"Kalo aku gak mau,apa kamu akan memaksaku?"

Aku langsung menyenggolnya dan menaiki motor dengan cepat.Menancapkan kunci lalu memakai helm.Baru saja ingin ku hidupkan motor,Keynan langsung mengambil kuncinya dengan cepat tanggap.
"Keynan!" Bentaku secara refleks.
"Apa?!"
Aku melepas helm dan turun kembali,"Balikin gak?!"
"Gak!"
Tanganku mulai gregetan,mengepal dua duanya."Key?"
"Iya Jeff!"
"Kembalikan kuncinya!"
"Berhenti memaksaku,Jeff.Aku jadi seneng kalo dipaksa!"
"Idih..."
"Ok fine!,tunggu bentar,"
Dia langsung mengambil helm yang tersangkut di spion motor,entah milik siapa.Setelah helmnya ia dapatkan,dengan cepat dia langsung melemparkan kuncinya.
"Yuk pulang?" ajaknya sambil menaiki motorku lebih dulu.
"Itu helm siapa?"
"Punya temanku!"
"Kamu mencuri?"
"Aku hanya meminjamnya sebentar,besok juga langsung aku kembalikan!"
"Kamu mengambilnya tanpa izin,Keynan!.Itu artinya kamu mencuri."
"Sudah ku bilang ini punya temanku,Jeff!.Aku hanya peminjam bukan pencuri!"
"Sama aja."
"Beda Jeff!"

Di Atas NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang