"Jeff...aku mau nanya satu hal penting!"
"Tentang?"
Aku menatapnya dengan tajam,semakin mendekat,mendekat lagi,lebih dekat,dah ahh aku gak kuat.
"Nanya apa?",tanyanya.
"Aisshhh....tapi aku gengsi Jeff!"
"Ya udah gak usah nanya!"
"Kalo gak nanya aku penasaran."
"Jadi?"
"Aku nanya aja deh ya,ta..tapi janji ya gak boleh ngetawain,gak boleh marah,dan gak boleh jauhin aku!"
"Iya!"
"Janji?"
"Hmmm..."
"Aduhh...aku harus mulai dari mana ya?"
"Mana aku tahu!"
Aku mendekatkan wajahku pada telinganya,aku bisa lihat betapa kagetnya dia sampai tubunya terkekeh pada tembok.
"Ka...kamu mau ngapain?",tanyanya dengan tebata-bata.
"Kamu...ssss..."Jeffri!Keynan!",teriak seseorang secara tiba-tiba membuat kami berdua menengok ke arah sumber suara secara bersamaan.
Ooowww ternyata dia adalah bu Ratih.
"Lagi ngapain kalian?",tanyanya dengan penuh penekanan.
Kami berdua hanya saling menatap lalu tercengir merasa tak berdosa.
"Lagi mesum tuh bu!",ucap salah satu murid laki-laki dikelas itu.
"Anjirr..jaga mulut lo!",sentak ku jelas tak terima.
"Saya gak ngelakuin apa-apa bu!",ucap Jeffri.
"Iya bu suer dah!",
"Keynan kembali ke kelasmu sekarang sebelum saya berubah pikiran!",perintahnya dengan tegas.
"I...iya bu!"Aku keluar dari kelas itu dan berjalan menatap kebawah.
Brukk.....
Terjadi tabrakan yang tak terhindarkan.Tubuhku terpental ke lantai begitu pula dengan dia,buku yang dia bawa tersebar kemana-mana.
"Ma...maaf ka.Aku gak sengaja!",ucapnya dengan gugup sambil memunguti bukunya yang berserakan satu per satu.
Dia adalah seorang siswi kelas Xl yang terkenal dengan keluguannya namun memiliki paras menawan,aku tidak tau namanya.
"Udah santai aja gak papa,lagian gue yang salah!",balasku sambil membatunya memunguti buku.
Aku berdiri dan dia pun sama.
"Lo anak kelas Xl IPA 1 kan?",tanyaku benar-benar penasaran.
"Iya ka.",dia tersenyum manis.
"Nama lo siapa?,gue Keynan!",aku meminta bersalaman.
"Yuvi!"
"Bagus!"
"Maksud kaka?"
"Nama lo bagus,pasti bapak lo kan yang kasih nama!"
Dia tersenyum lebar.
"Gue juga sama."
"S..sa...sama?"
"Iya.Gue juga dikasih nama sama bapak gue,di azanin lagi!"
"Ouhh yayaya,aku ngerti!,ta..tapi...."
"Ah sudahlah,gue duluan ya.Hati-hati kalo jalan,nanti nabrak lagi loh!",ucapku sambil memegang pundaknya.
"Iya ka."
"Sorry nama gue bukan Raka jadi jangan dipanggil Ka.Panggil Key aja,itu lebih keren."
"Ouhh,i...iya!"Aku masuk ke dalam kelas dan disana sudah ada Rara yang sedang tekun membaca buku yang tebalnya gak ketulungan.
"Rajin amat lo Ra?,"
Dia menatapku sambil menarik nafas panjang,"Itu harus!"
"Emang apa yang lo kejar sampe bela belain ngehabisin waktu istirahat buat baca buku setebal itu?"
"Semua ini gue lakuin semata mata karena gue harap setelah lulus nanti hidup gue bisa jauh lebih baik.Gue pengen kerja ditempat yang enak biar bisa dapetin banyak uang buat ibu bapak gue,itung itung gue mau balas budi sama mereka!"Mendengar ucapannya membuatku teringat akan kejadian semalam.Aku sadar betapa lancangnya ucapanku terhadap mama papa.
"Kalo lo mau kerja yang enak kenapa lo gak jadi bosnya aja?,kan lo pinter kenapa harus kerja sama orang lain?"
Dia tersenyum kecil,"Semua butuh proses,Key!,disaat kita ingin menjadi yang teratas berarti kita harus mulai dari yang paling bawah!"
"Hiyaiyaiyaiya..tapi kenapa gue gak bisa serajin lo ya?,padahal kita duduk dimeja yang sama!"
"Lo rajin kok!"
"Serius?"
"Iya...Rajin.Tapi rajinnya ke arah yang berbeda!,"
"Maksud ente apa bahlul?
"Rajinnya ke arah meminta jawaban dari temen sendiri bukan rajin belajar!"
"Ahh gak asik loh ngomonginnya yang kaya gitu."Aku mengacak ngacak rambutku,merasa jadi orang paling berdosa di dunia karena sering menentang omongan orang tua.
"Orang tua gue pengen banget kalo gue bisa jadi pengacara."
"Bagus dong,itu pekerjaan yang mulia pembela kebenaran dan penumpas kejahatan.",kata Rara.
"Ia sih kesannya pahlawan banget,tapi masalahnya gue pengennya jadi.."
"Sutradara!,iya kan?",tebaknya.
Aku tersenyum lemas,"Hooh!"
"Ehh ngiming-ngiming,cerita yang lo buat gimana kabarnya?,ditolak lagi sama penerbit?",tanyanya penasaran.
Aku mendengus,"Lo ngeremehin gue banget!,gue sakit hati nih."
"Ya maaf.Ahh tapi gue beneran penasaran nih!,gimana?"
"Untung masih penasaran aja belum jadi arwah penasaran!",aku tercengir.
Rara menatapku dengan sinis,"Ente mau ngajak ribut?"
"Kalo iya,emang lo mau ladenin?"
Rara menggeleng sombong,"Engga!"
"Gimana?,ayolah jangan buat gue dikejar hantu penasaran!",tanyaya sekali lagi.
"Belum ada satupun penerbit yang ngerespon,ya mana gue tau diterima engga nya."
"Sabar.Hidup itu ujian!,tugas lo cuman buat cari jawaban dari semua pertanyaan yang disediakan,dan ketika lo berhasil menyelesaikan semuanyanya itu artinya lo menang!,jadi tenang aja masih banyak kesempatan!"
Aku menghela nafas panjang,"Aiisshh.....lo selalu pintar membuat hati gue tersentuh!"
"Gue juga pinter dalam pelajaran.Jangan lupa gue selalu peringkat pertama!"
"Aahh sombong lu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Normal
Teen FictionCinta tanpa rasa hanyalah hal yang sia-sia dan tidak akan berakhir bahagia melainkan hanya derita yang membuat sesak didada. Jeffri Andara dan Keynan syahira akan membatu anda mencari arti cinta yang sesungguhnya.