#7

14 3 1
                                    

"Keynan!"

Aku langsung memcopot earphone dan melihat kearahnya yang sedang berdiri di dekat pintu kamarku,"Apa?"
"Turun gih,dicariin mama papa!"
"Males ahh.."
"Cepetan turun,gak baik bikin orang tua nunggu!"
"Gangguin orang yang sedang istirahat,apa itu baik?"
"Key...ayolah",ajaknya.
"Bang...Maleslah!"
"Nanti gue beliin es criem deh."
"Lo pikir gue anak kecil lagi!"
"Dibeliin hp baru,gimana?"
"Ini juga masih bagus!"
"Mobil?,motor?"
"Gue belum punya SIM!"
"Emmmm,baju baru atau sepatu baru?"
"Emang lo punya duit?"

Dia mendekat kearahku,"Kamu maunya apaan sih?"
"Tadi Lo sekarang kamu,yang bener yang mana sih?,ayolah sepakat pake Lo gue apa aku kamu?,kalo begini kan kelihatan banget kalo gue bukan adik yang baik!"
"Turun bentaran apa susahnya sih?,ada hal yang pengen mama papa bicaraain sama kamu."
"Susah Bang Tom.Otak dan tubuh aku gak mau kerja sama!,lagi pula aku udah tau apa yang ingin mereka katakan."
"Key...tolonglah!,sekali aja dengerin orang lain,ini juga kan demi kebaikan kamu!",ucapnya memelas.
"Gitu ya?"
"Gue tunggu dibawah,awas kalo lo gak turun!",ancamnya.
"Udah bener pake aku kamu,sekarang ganti lagi!"
"Cepetan turun!"
"Sekarang?"
"Nanti kalo udah lebaran monyet!"
"Ya udah,santai aja masih lama inih!"
"Turun...Sekarang!",teriaknya.
"Sekarang atau nunggu lebaran monyet dulu?"
"SEKARANG!"

Lah santai aja kali,emang gue berani?.benakku.

Aku turun kebawah dengan sangat terpaksa,setiap kali kaki melangkah rasanya sangat berat sekali.
Aku mendapati ketiganya sedang duduk dimeja makan dan sedang membicarakan seauatu namun setelah mereka menyadari kedatanganku tiba-tiba saja mereka langsung diam tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
"Duduk Key!",pinta Bang Tomi,kakaku.
Lalu aku duduk disampingnya tanpa menentang perkataannya.Di depanku sudah disiapkan nasi beserta lauk pauknya,tugasku hanya tinggal memakannya.
"Makan dulu."

Suasananya cukup sunyi,tak ada kata terucap.Semuannya fokus menikmati menu makan malam yang disediakan.
"Keynan...",tiba tiba mama memanggilku.
"Hmm..." balasku sambil terus mengunyah makanan.
"Kamu tau kan sebentar lagi kamu lulus SMA?"
Aku mengangguk.
"Terus kenapa kamu masih males-malesan?.Ingat Key,kamu harus lulus dengan nilai sempurna supaya bisa diterima di universitas ternama!"
"Universitas ternama apa yang mama maksud?,semua universitas punya namanya masing masing,mah!"
"Kamu bisa gak sih seperti kakak kamu?,kalo orang tua ngomong itu dengerin bukannya malah ikutan ngomong!"
Aku mengangguk pasrah.
"Pokoknya kamu harus masuk UI,apapun caranya!"

Selera makanku langsung hilang dalam hitungan detik,aku meletakan sendok serta garfunya diatas piring.
"Tolong berhenti bahas hal yang sama setiap hari,mah!.Tiga kali dalam sehari mama ngucapin kalimat yang sama.Pagi,siang,malam!.Urutannya udah sama kaya minum obat,emang mama gak cape?,aku aja yang ngedenger sampe operdosis!."
"KEYNAN!",sentak papa.
"Pah,tolonglah!.Dapetin nilai sempurna tidak segampang membuat telur ceplok!"
"Kapan sih kamu bisa ngerti?,kamu pikir Bill Gates bisa mencapai puncak kesuksesannya hanya dengan bermalas-malesan?.Hah?,semuanya butuh perjuangan dan pengorbanan Key."
"Keynan pernah baca salah satu motivasi dari Bill Gates,dan papa tau apa bunyinya,"Saya memilih orang malas untuk melakukan pekerjaan yang sulit karena orang malas akan mencari jalan yang mudah untuk menyelesaikannya!".Itu bukan aku loh yang ngomong melainkan dia seseorang yang dianggap paling sukses."
"Itu hanya konspirasi Keynan!"
"Tapi tidak menutup kemungkinan,bahwa konspirasi itu bisa jadi benar bukan?"
"Dasar bodoh!"

Mendengar ucapannya membutku tak bisa menahan tawa.Sungguh lelucon paling lucu yang pernah aku dengar.

"Key..",tegur bang Tomi.
"Papa mama tenang aja,Key gak akan malu-maluin kok!.
"Mama akan carikan kamu guru les privat yang terbaik!,tugas kamu cuman satu...",Mama mulai ambil suara.
"Belajar...belajar...dan belajar....,itumah tiga bukan satu!",aku memotong ucapannya dengan cepat.
"Hahahaahaha....",aku tak kuat menahan tawa.
"Kamu pikir itu lelucon?",bentak mama.
"Bahkan ini lebih lucu dari sekedar lelucon!"

Di Atas NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang