Hingga saat ini, sudah tak terhitung berapa banyak tetes air mata yang ku keluarkan dengan dia sebagai alasannya.
Terutama dimasa-masa sekarang. Saat dia sudah tau dengan jelas isi hatiku, dan teman-teman di sekitarku juga sudah banyak yang tahu.Belum lagi datang seorang anak baru yang dulunya adalah tetanggaku, dan ternyata dia juga menyukai doi. Entah mengapa, aku jadi malas berkomunikasi dengannya, padahal kita sama sekali tak ada masalah apapun. Sebalnya lagi, dia anak di mesin tepat sebelah mesinku. Aku suka bete jika sudah harus berurusan dengannya.
Aku tau dia menyukai doi, tapi dia sama sekali tak tau jika aku juga menyukai doi. Mungkin kalau dia tau, dia akan lebih sebal padaku. Hmm, entahlah.Beberapa chat dengan temanku yang pernah jadi teman semesin doi terkadang membuatku ingin sekali segera move on. Tapi entah mengapa, selalu terjadi tarik-ulur. Aku sudah bertekad kuat untuk menghindarinya, tapi kita malah bertemu dan berkomunikasi. Muncul harapan, tapi sesaat kemudian, harapan itu musnah begitu saja. Aku pun bertekad lagi untuk segera move on dan menghindarinya.
Hingga si teman kerjaku memberitahuku obrolannya dengan doi tentang aku. Ternyata dia tak punya perasaan apapun padaku.
Jujur saja, serasa disambar petir. Semua harapanku sia-sia sekali. Aku menangis beberapa kali tanpa sepengetahuan orang tuaku. Tak menyangka, sesakit ini ternyata mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.
Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Menyukai seseorang sampai berusaha sekali agar dilihat olehnya. Bahkan mendoakannya. Apalagi sampai memiliki harapan yang begitu besar untuk bersama dengannya.
Walau begitu aku sadar, jodoh itu diatur Allah. Dan aku rasa, dia bukan jodohku.Ada banyak sekali pertanda tentang itu dari awal aku memendam rasa padanya. Aku saja yang bandel tetap berharap.
Jelasnya sekarang, aku harus segera melupakannya. Sudah tersusun rencana agar aku tak bertemu dengannya. Dan di waktu yang tepat aku akan melaksanakannya. Atas izin Allah, Insyaallah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati
Teen FictionKisah ini tak serahasia cinta Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib. Tapi sekuat tenaga aku sembunyikan dari orang-orang di sekitarku, terutama darinya. Terlalu banyak ketakutan dan keraguan untuk mengungkapkannya. Sampai kadang a...