[xiv]

5K 448 16
                                    

"Lee jisung...hyung syg kamu" ujar jaemin yg sukses membuat hati jisung berdegup dengan cepat,tapi jisung berfikir lagi,gk mungkin hyung ny dengan secepat itu mengucapkan sayang ke jisung,padahal dengan jelas jaemin bicara tentangan ke iriannya pada jisung dan sorot matanya untuk jisung,jadi gak mungkin secepat itu hyung nya mengucapkan sayang kepadannya

Kalopun itu benar terjadi,jisung sangat bersyukur karna jaemin sudah menerima keberadaan jisung,dan jisung sudah pasti sangat amat bahagia,ia akan mendapatkan kasih sayang dari jaemin

"Jisungie..." ucap jaemin
Tangan jaemin yg berada di kedua pundak jisung,ia alihkan dan ia tepatkan di kedua pipi kurus jisung
Jaemin mengelus lembut pipi jisung dan mentap nya,tatapan yg membuat jisung bergidik ngeri karna sentuhan lembut tangan jaemin yang berada pada pipinya

"Apa kau tau ucapan ku tadi hanya lelucon untuk menghibur diriku hahahhaha"ucap jaemin dengan tawa yg seakan akan sangat bahagia karna memenangkan lotre.Jaemin melepaskan tgn kiri ny dari pipi jisung dan beralih pada pundak jisung,dan tgn kananya ia gunakan untuk menekan kedua pipi jisung hingga membuat jisung merasa sangat kesakitan,jaemin menekan kedua pipi jisung sangat kencang hingga jisung meringis dan ingin rasanya jisung menangis saat itu  juga

"Epmmm hyungg ini sa-sakit hyungg"ujar jisung,kedua mata mereka bertemu dan jisung mencoba menatap mata jaemin dan memohon untuk berhenti melukai dirinya,jisung sangat lelah dengan ini semua,mata jisung sudah mulai berkaca kaca dan siap untuk menangis,jaemin yg melihat itu langsung meremas pundak jisung dengan cukup kencang,dan bertambahlah rasa sakit yang jisung hadapi

Pertama ucapan jaemin berbohong padahal jisung sudah bahagia,ia sudah berada pada langit ke tujuh saat jaemin mengucapkan kata sayang ke jisung,tapi saat tau kalo itu hanya lelucon seketika tubuh jisung terjatuh begitu saja dan bahkan ia merasa bahwa ia telah dipendam setelah jatuh dari ketinggian.

Kedua genggaman jaemin pada pipi jisung yg membuat jisung makin merasakan sakit,mungkin saja pipinya sekarang sudah berwarna merah dan berbekas genggaman orang lain
Dan yg ketiga cengkraman nya pada pundak jisung,sakit nya makin bertambah rasanya jisung sudah tidak kuat untuk menghadapi semuanya ia sudah lemah,bahkan air matanya sudah mengalir,entah kapan air mata itu mengalir jisung tdk tau,fisik dan juga tumbuh nya merasa sakit,apa ia bisa gila kalo seperti ini

"Apa kau menangis??"ucap jaemin,cengkraman tgn kiri jaemin yg berada di pundak jisung melonggar,dan juga cengkraman tgn jaemin di pipi jisung juga agak longgaran.Jaemin mendekati wajah nya ke wajah jisung dan skrng wajah mereka sangat dekat,jaemin menatap mata jisung denga tatapan kasihan dan jisung hanya menunduk kan kepala nya takut

"Hey knp kau menunduk"ujar jaemin dengan satu jari yg mencoba mendongakan kepala jisung,cengkraman tangan jaemin pada wajah jisung sudah terlepas dan benar saja cengkraman itu berbekas

Jaemin terus menatap mata jisung dengan fokus dan ia mulai memiringkan kepalanya,dan membisikan sesuatu di telinga jisung sedangkan jisung sudah memenjamkan matanya karena merasa takut dan geli dari bisikan jaemin

Tubuh jisung tiba tiba menegang karna bisikan kata dari jaemin yg membuat jisung sangat kaget dan air matanya kembali turun

"Hey berhentilah menangis,aku tidak kasar dengan mu,kenapa kau menangis??"ujar jaemin dengan smirk yg membuat jisung makin sakit hati

"Berhentilah hyung...aku lelah hyung...aku lelah hikss...sa-sangat lelah hiks...ini sangat me-menyakitkan hyung...hiksss"jisung menjatuh kan dirinya dan terduduk di lantai,rasanya ia ingin mengakhiri ini semuanya

Jaemin berjongkok dan menjajarkan tubuh ny dengan jisung,jaemin menepuk pundak jisung dan memegang pucuk kepala jisung
"Kau tahu jisungie...bahwa aku sangat bahagia melihat dirimu seperti ini..."ujar jaemin dengan senyum yg ia tampilkan,jaemin kembali berdiri dan pergi meninggalkan kamar jisung dengan senyum yg tak luntur dari wajah nya"good Night jisungie,have nice dream ya saeng"ucap jaemin sebelum menutup pintu kamar jisung

"Hiksss...eomma...a-aku sangat lelah eomma hiksss..."jisung terus saja menangis dengan posisi yang masih sama,ia benar benar sangat lelah,kenapa takdir selalu saja membawanya buruk,jisung ingin sekali menyusul eomma ingin sekali
"Ke-kenapa kau tdk sekalian membunuh ku hy-hyung...hiksss a-apa harus aku sendiri yang melakukannya hiksss...kenapa hyung kenapaaa hiksss..."tangis jisung makin menjadi jadi ketika ia mengingat ucapan jaemin di telinganya

Jisung bangkit dari posisi duduk nya dan berjalan ke arah kamar mandi,ingin rasanya ia menangis di bawah pancuran shower yg membuat ia menghilangkan penat nya walaupun cuman sedikit

Jisung memasuki kamar mandi dan mengunci pintu nya,ia berdiri di depan cermin wastafel dan memandang dirinya yg sangat acak acakan,rambut nya begitu acak acakan mata yg sembab,tubuh yang kurus,wajah yang pucat,benar benar sangat buruk "Lee jisung kenapa kau terlihat sangat buruk,bahkan diriku saja tdk suka melihat Lee jisung di depan cermin"ucap jisung berbicara pada bayangan nya di cermin
"Apa aku sudah gila berbicara pada bayangan ku di cermin"

Jisung kembali berjalan ke arah shower ,ia mulai menyalakan shower nya,ketika air nya menyala ia mulai menangis lagi,dirinya benar benar hancur sekarang,ia sangat lelah,ia cape "eomma...apa eomma mengizinkan ku untuk bertemu dengan eomma....hiksss"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Tbc]

MIAN[PARK JISUNG] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang