Part 9

70 15 6
                                    

Tertawa bersama teman lebih asyik di banding tertawa sendiri

Pagi - pagi seperti ini Devan sudah kedatangan para sahabatnya yang sableng dan membuat mood Devan berubah.

Pasti loh semua kerumah gue mau numpang wifi gratis kan"Tanya Devan yang curiga pada teman nya"

Enak aja loh emang tampang kita kayak orang miskin apa"Balas Reza yang tak terima dengan perkataan Devan"

Tau nih orang kita dateng itu niat nya baik kok, ya ga mal"Tanya Alek pada Jamal"

"Menurut Jamal Wokay, jagonya meramal"
"Orang kaya"Ucap mereka dengan kompak"
"Apa yang di katakan oleh Devan itu benar,kita ke sini mau numpang wifi gratis sama numpang makan juga"

Alex dan juga Reza begitu kesal pada teman nya yang satu ini, diri nya terlalu polos untuk di ajak kerja sama.
Devan yang melihat semua itu pun tertawa terbahak - bahak"yaudah skuy masuk ke rumah anak sultan"

Mereka pun mulai kumpul bersama sudah tidak di herankan lagi bagi  mereka, kalau sudah bertemu pasti jiwa kegoblokan mereka meronta - ronta.

"Van"

"Apa"

"Van"

"APAAN WOI"

Mereka semua tampak bahagia melihat teman nya murka, bagi mereka kemurkaan Devan adalah surga duniawi.
Dan dengan polos nya mereka berkata"cuma mau bilang, TENGGOROKAN GUE BUTUH MINUM"ucap mereka dengan kompak.

Devan pun mengedus kesal pada teman nya"apa gue terkena kutukan penyihir jahat ya, masa iya teman gue pada gak waras semua"

********

"Apa mau mu hah?"

Ku mohon jangan tinggalkan aku"lirik sang istri"

Aku tak sudi untuk hidup birsamamu lagi, eh salah maksud nya bersamamu "kata sang suami"

Cut.... cut..."ucap sang sutradara"

"Devan kamu gak pantas menjadi seorang aktor"

Devan pun keluar dengan perasaan sedih. Di rumah Devan tengah  melakukan cuplikan ulang dari film azab yang di produksi oleh REZA dimana ALEX menjadi istri durhaka dan Devan menjadi suami yang laknat. Dan di sutradarai oleh  JAMAL  

Mereka tak akan pernah lepas dari nama nya tertawa, bagi mereka tertawa bersama adalah kenikmatan tuhan dari pada harus tertawa sendiri.

cinta ku tak selebar jidat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang