Part 8

77 18 4
                                    


Hihihi. I'm comeback!!!!!
jangan lupa komen, yang ga komen tangan nya buriq! Canda aelah:v

Jadi mana yang lebih melelahkan?
Kaki yang mengejar atau hati yang terlalu berharap.

Viona membeku di tempat ia tak tau harus berkata apa. Jantung nya bergerak dengan cepat, desiran aneh muncul di tubuh nya.

Kenapa gue deg - deg kan"batin Viona"

Devan pun kembali fokus ke jalan agar tidak terjadi hal yang tidak di ingin kan, terbentuk ambang senyuman di wajah Viona yang sangat manis.

Kalo mau senyum jangan di tahan, nanti jelek loh"ucap Devan yang masih fokus pada jalan"

Wajah Viona pun kini memerah karna ucapan Devan barusan. Sudah di pungkiri wajah nya bagaikan kepiting rebus mungkin lebih itu.

Mobil Devan pun berhenti di dufan  yang cukup terkenal ia memarkirkan mobil nya.

Viona pun turun dari mobil milik Devan, tanpa aba - aba Devan pun langsung memegang tangan milik Viona yang membuat Viona terkejut.

Njirrr dia pegang tangan gue"teriak nya dalam hati"

Rasa nya Viona saat ini ingin terjun dari monas namun ia masih ingin menikah terlebih dahalu baru dia akan tiada.

Dan tak terasa hari pun telah sore, matahari pun dengan perlahan pergi meninggalkan langit, dan menggantinya dengan malam yang sangat indah dan juga sinar bulan purnama yang amat terang.

**************

Kini Viona telah sampai di depan rumah yang cukup megah. Ternyata di ambang pintu sana sudah ada ferdi yang berdiri tegak di samping pintu
Dengan susah payah Viona meneguk savilla nya.

Papah, sejak kapan di sana?" Tanya Viona dengan hati"
Sejak 2 menit yang lalu"Jawab ferdi singkat."

Devan pun kini merasa takut, entah kenapa saat ini ia merasakan ketakutan yang luar biasa.

Mampus lo Devan"ucapnya dengan pelan, dan kini keringat dingin pun membasahi pelipis nya"

Hei om"sapa dengan dengan melambaikan tangan nya"

Saya mau pamit pulang dulu ya om"ucap Devan yang lalu mencium tangan om Ferdi"

Jangan takut sama om, om gak jahat kok"bisik nya"
Yaudah sana kamu pulang"ucap om ferdi yang masih setia di berdiri di depan pintu"

Devan pun pamit pada Om Ferdi" ya udah kalo gitu om,Devan pamit pulang ya om. Assalamualaikum"ucap nya sambil mencium tangan om Ferdi"

"Waalaikumsalam"



~~~~

Hai hai hai!
Makasih banyak buat kalian yang masih setia sama cerita aku.

Dan maaf kalo aku update nya lama.

Oh ya jangan lupa kasih komentar yang banyak dan kasih vote yang banyak.

Tinggalkan jejak kalian di cerita ku.

 







cinta ku tak selebar jidat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang