1.Sekolah baru.

130 24 7
                                    

Pagi ini menunjukan pukul 06.57, Afifah berlari dengan secepat cepatnya mengejar angkutan umum yang mengarah ke sekolah barunya. "SMA Kusuma" itu nama sekolah baru Afifah, terlihat dari jauh gerbang akan segera ditutup Afifah berlari dengan sisa tenaga yang dimilikinya. Namun sial gerbang sudah ditutup saat Afifah tepat sampai digerbang.

"Yah pak, tolong bukain ya saya juga gak telat sampe 5menit kok." Ucap Afifah kepada Pak satpam.

"Maaf ya neng, ini udah peraturan sekolah jadi saya harus tutup gerbangnya." Jawab Pak satpam.

Muka Afifah semakin melas setelah berulang kali memohon tetapi tetap tidak diizikan masuk. Seroang lelaki dari arah parkiran mendekat ke arah mereka.

"Bukain aja pak kasian dia juga kayaknya anak baru." Ujar lelaki tersebut.

"Tapi mas ini kan udah pera-"

Omongan Pak satpam terpotong karna ada salah satu guru BP yang datang lalu berbicara dengan nada tinggi.

"Kamu kenapa belum masuk?!"

"Liat nih bu, masa orang mau sekolah gak di bolehin masuk sama Pak satpamnya anak baru lagi." Jawab lelaki yang membela Afifah sedari tadi.

"Kenapa kamu bisa telat?" Pandangan Bu Riska pun beralih ke Afifah.

"Ma..maaf bu saya tadi telat bangun karena pindahan kemarin, tapi saya telat gak lebih dari 5menit kok bu." Ujar Afifah.

"Buka saja pak, dia baru pindah ke sekolah dan masih dimaklumi." Ucap Bu Riska.

Pak satpam pun membukakan pintu gerbang sekolah tersebut. Afifah berterima kasih lalu pamit pergi menuju kelasnya. Lelaki yang membelanya hanya memperhatikan Afifah yang sangat bergegas masuk ke dalam sekolah.

"Kamu ngapain masih disini? masuk sana upacara akan segera dimulai!!" Ucapan Bu Riska membuatnya tersentak kaget dan langsung bergegas meninggalkan gerbang depan sekolah.

Upacara telah berlalu kini Afifah berada di kelasnya dan kebetulan bangku sebelahnya kosong entah siapa yang mendudukinya, tak lama guru datang dan menyuruh Afifah untuk memperkenalkan diri.

"Hai, saya Afifah Zakiya Putri. Saya pindahan dari kota Surabaya."

Teman kelasnya pun menyambut ramah. "Ada yang mau bertanya soal Afifah ini?" Ucap Bu sinta, ia adalah wali kelas dari kelas XII Ipa3 tentu saja kelas baru Afifah.

"Minta nomer wa nya boleh?" Ucap Fito menggoda Afifah.

"Halah kamu mah modus terus yah Fito." Sahut Bu Sinta. "Baik Afifah kamu boleh kembali duduk." Afifah mengangguk dan kembali menuju tempat duduknya.

"Baik anak-anak kita mulai pelaja-"

"Bu bu bu.. maaf bu saya telat dan di hukum tadi." Suara perempuan yang terdengar dari ambang pintu.

"Haduh kamu ini sudah sana duduk."

Ia pun langsung cepat-cepat duduk ketempatnya dan kaget dengan seseorang yang ada di samping bangkunya. "Hai, gue Afifah." Sambil terseyum.

"Asik nih gue punya temen baru." Sahut perempuan itu sambil menaruh tasnya dan duduk. "Gue Kayla, salam kenal ya." Lanjutnya dengan senang hati.

• • •

Bel istirahat berbunyi, Kayla mengajak Afifah ke kantin dan sekaligus memperkenalkan lingkungan sekolah yang belum di ketahuinya.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Kayla.

"Em apa ya, gue belum tau menu di sini ada apa aja, jadi samain aja deh."
"Okeh lo tunggu dan jagain tempat gue okeh." Afifah hanya mengangguk iya.

Tidak memakan waktu cukup lama Kayla membawakan makanan berupa batagor kacang, kebetulan itu makanan kesukaan Afifah.

"Wah pas banget ini ke sukaan gue." Ucap Afifah.

Kayla hanya tersenyum manis dengan lesung pipinya yang khas. Mereka makan dengan lahap karna sedari kelasnya sudah sangat menahan lapar.

• • •

Hari dengan cuaca yang cukup bagus tepat saat bel pulang berbunyi ada sekumpulan orang yang tengah asik melihat aksi saling memukul di area halaman sekolah. Kayla, Afifah dan Dinda teman lama Kayla yang berbeda kelas pun ikut serta menonton aksi tersebut. Saat melihat siapa yang sedang bertengkar di tengah kerumunan Afifah terpaku pada seseorang yang tadi membantunya karena terlambat.

"Hei kamu berdua sudah-sudah. Yang lain bubar cepat!! Bukannya di pisahin malah jadi bahan tontonan." Ucap Pak Dedi guru kesiswaan dan termasuk ke dalam guru kiler."Ayo kalian berdua ikut bapak ke ruang BP sekarang!" Lanjut Pak Dedi.

"Kamu ya Galvin gak ada kapoknya nyari masalah terus." Ujar Bu Riska.
"Kamu juga Satya."

Bu Riska segera menyelesaikan permasalahan terhadap mereka berdua.

~~~

Afifah masih penasaran dengan orang yang tadi membuat ulah di halaman sekolah, tentu saja Afifah kepikiran karena salah satu diantaranya sudah membantu saat ia terlambat datang.

"Em kalian tau gak siapa yang tadi berantem itu?" Tanya Afifah.

"Galvin sama Satya mereka emang gak pernah akur dan selalu dapet masalah, buat lo ya fah gue peringatin jangan pernah berurusan sama mereka terutama sama Galvin, gue tuh sekelas sama dia sumpah ya nyebelin banget!" Jelas panjang lebar Dinda.

"Ih apaan si Din, Galvin itu baik, cool, ganteng, cowok idaman di sekolah pula." Puja Kayla.

"What? denger ya Kay. Kalo emang bener Galvin kaya gitu, gue kuras air laut." Kekeh Dinda.

"Tadi gue sempet di bantu sama salah satu dari mereka tapi kalian cuma sebut nama gue jadi gak tau jelas." Ucap Afifah dalam sela-sela keributan Kayla dan Dinda.

"Emang yang lo maksud gimana orangnya?" Tanya Dinda.

"Dia tuh tinggi, sayangnya gue gak terlalu jelas liatnya." Perjelas Afifah.

"Kalo yang tinggi di antara mereka mah pasti Galvin, jangan-jangan dia lagi orang yang nolongin lo ih jadi pengen ditolong juga." Sahut Kayla.

Mereka terus berbincang sambil berjalan menuju gerbang depan sekolah. Kayla pulang bersama pacarnya sedangkan Dinda di jemput oleh Ayahnya. Afifah pun berjalan ke arah halte sendirian.

Saat sampai di halte dan menunggu angkutan umum, dua orang preman datang dan menggoda Afifah. Ia hanya diam dan tak memperdulikannya tapi preman tersebut semakin melunjak dan mulai menyentuh tubuh Afifah.

BUK-

Satu hantaman keras dari helm seorang lelaki mendarat tepat di kepala salah satu preman.

"Ayo fah!" Serunya.

"Loh lo kan yang tad-"

"Udah buruan naik."


HAI GUYS! INI CERITA KU YANG KE DUA YANG KEMARIN GAGAL BANGET JADI AKU HAPUS DEH HEHE.

TUNGGU KELANJUTAN CERITANYA YA!>_<

JANGAN LUPA KLIK BINTANG UNTUK VOTE CERITA. 💁

Time of Arrival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang