Setelah dr. Rafa pergi, dr. Bara pun segera menelaah penyakit dr. Rafa. Ternyata itu bukanlah tumor tapi kanker paru-paru stadium dua. dr. Bara pun segera menuju ruangan dr. Rafa. Ia pun masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Apa kamu gak bisa ketuk pintu dulu??" Ucap dr. Rafa.
"Kamu bilang ini tumor paru-paru..?", Ucap dr. Bara.
"Ini kanker paru-paru stadium dua.. tingkatkan kesembuhan 70 %.. jadi jangan khawatir..", ucap dr. Bara.
"Aku setuju… tapi ini tetaplah kanker.. bisakah kamu setidaknya pura-pura mengkhawatirkan saya??", Ucap dr. Rafa.
"Kenapa saya..?? Minta dokter Hisyam yang mengoperasi kamu…dia dokter spesialis kanker paru-paru.. ia lebih baik dari saya..", ucap dr. Bara.
"Saya gak mau… saya ingin kamu yang operasi saya..", ucap dr. Rafa.
"Oke… kalau begitu.. operasi nya besok pagi..", ucap dr. Bara.
"Sepuluh hari lagi .. jangan besok.. saya harus selesaikan jadwal operasi saya..", ucap dr. Rafa.
"Oke..", ucap dr. Bara lalu pergi.
Keesokan harinya dr. Bara dan dokter juniornya mengontrol keadaan pasien yang terpaksa diangkat syaraf vokalnya.
"Hmm bagaimana keadaan anda..", ucap dr. Bara.
"Saya baik-baik saja sekarang…saya sudah siapkan hati saya..", ucap pasien.
"Saya minta maaf..", ucap dr. Bara.
"Tidak.. sayalah yang memutuskannya..saya sudah cukup bernyanyi, di usia ini sebagai ganti suaraku.. aku ingin habiskan waktu dengan keluarga yang selama ini terabaikan…", ucap pasien dengan suara yang begitu berat.
Mereka pun keluar dari ruangan pasien dan memberitahu atur jadwal operasi kembali. Mendengar perintah dr. Bara, Tania begitu senang bahwa dokter yang sangat ia kagumi telah kembali lagi. Dan kali ini melakukan operasi dengan sangat lancar.
Keluar dari ruang operasi, Tania menyampaikan kondisi-kondisi para pasien. Akan tetapi dr. Bara tak memberi respon sedikit pun, ia terus saja berjalan dan menganggap Tania tak ada.
Tania yang merasa tak dianggap pun diam tak mengikutinya lagi. Ia pun pergi ke UGD membiarkan dr. Bara berjalan sendiri, mereka pun berjalan berlawanan arah. Tapi langkah dr. Bara terhenti, ia tersadar bahwa Tania tak berjalan di belakangnya lagi. dr. Bara terus memerhatikan Tania yang berjalan tak bersemangat.
Ia pergi ke UGD dan mengambil suntikan untuknya. Ini memang jadwalnya ia di suntik. Ketika sedang akan menyuntik dirinya, dr. Rafa pun datang menghampiri.
"Apa itu??", Tanya dr. Rafa.
"Bukan apa-apa… saya cuman lelah dok..", ucap Tania.
"Sini saya suntikan..", ucap dr. Rafa.
"Kami sakit apa??", Tanya dr. Rafa.
"Hmmm ..", ucap Tania.
"Oke… kamu gak suka bilang kamu sakit ya…??", Ucap dr. Rafa.
"Apa dr. Bara melakukan operasi dengan lancar hari ini??", Ucap dr. Rafa sambil bersiap menyuntik Tania.
"Iya… dia kembali ke dr. Bara yang asli Seolah-olah tak terjadi apa-apa dan menyelesaikannya dengan sempurna…", ucap Tania.
"Kamu suka sama dr. Bara?? kelihatannya kaya gitu… saya gak terlalu suka san dr. Bara.. saya lebih suka Gilang.. itu nama dr. Bara saat di adopsi om saya.. lakukan dengan benar. . Kalian serasi ..", Tanya dr. Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Tania (COMPLETED)
RomanceMenceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa kecil dan setelah menjalani operasi jantung Tania memutuskan untuk mengejar mimpinya untuk menjadi Dokter. Dia lulusan dari sebuah fakultas k...