Pernah membayangkan cowok paling keren di seluruh penjuru sekolah tiba-tiba saja membenci kalian tanpa sebab?
Itulah yang dirasakan Syakilla saat Marco tiba-tiba membencinya tanpa alasan, bahkan di hari pertama ia menginjakkan kaki di SMA Komet. Bah...
"Benci jadi cinta? Salah satu kata ajaib yang bisa terjadi kepada siapa saja."
*** 800 vote + 800 komen untuk next❤️❤️
***
Syakilla terdiam dengan mulut sedikit ternganga. Mendapati kehadiran Marco di depan pintu apartemennya. Menimbulkan beberapa pertanyaan di benak Syakilla, mengapa Marco bisa tahu nomor apartemennya dan yang kedua ...
untuk apa Marco mengajaknya jalan-jalan?
"Woi, gue nanya." Marco menjentikkan jarinya ke wajah Syakilla. Membuat gadis itu berkedip.
"Eh?" Syakilla menatap Marco, gadis itu tersadar. "Nggak mau!"
Marco mengenyit, tidak pernah mendapat penolakan di dalam hidupnya. Harga diri Marco rasanya terluka sekarang. Seorang Nicholas Marcosamy, seorang cowok tampan dan kaya 10 turunan, 8 tanjakan, 5 tikungan baru saja ditolak!
"Gue nggak pernah ditolak," ucap Marco, cowok itu menatap Syakilla dengan ekspresi menggemaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa muka lo gitu?" tanya Syakilla. Terbiasa melihat wajah Marco yang datar dan terkadang galak, gadis itu tidak pernah melihat ekspresi lain dari Marco yang lucu.
"Muka gue gini-gini aja, ganteng," sahut Marco, kedua alisnya bertaut.
Syakilla memutar bola matanya malas. "Terserah. Intinya gue nggak mau jalan-jalan sekarang."
"Yaudah!" Marco melengos begitu saja masuk ke dalam apartemen Syakilla, "lo nggak mau jalan sama gue, berarti gue bakal diem di sini."
Syakilla membuka mulutnya lebar. Gadis itu menoleh, pada Marco yang kini sedang duduk santai di apartemennya.
Gadis itu menghampiri Marco. "Lo ngapain masuk?! Keluar nggak?"
Marco menggelengkan kepalanya. "Kalau gue keluar, lo harus jalan-jalan sama gue."
"Gue nggak mau jalan-jalan, Marco!"
"Yaudah kalau gitu gue diem di sini sampai gue bosen," ujar Marco.
"Lo gila? Apa kata orang?" Syakilla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Lo kerasukan apa, sih? Bukannya lo benci sama gue?"
"Mau hari ini gue benci sama lo, mau besok gue biasa aja sama lo. Hati punya gue, terserah gue," ujar Marco seraya memasang wajah angkuhnya.
"Sumpah lo ngeselin, ya." Geram Syakilla, gadis itu mendekat ke arah Marco. Menarik tangan cowok itu untuk membawanya keluar dari apartemennya. "Keluar!"
Marco memutar bola matanya. Posisi cowok itu tidak bergeming walaupun Syakilla menariknya sangat kuat. "Lo terlalu lemah kalau mau narik gue."