Benerin kalo ada typo yaa, guys....
_______________Bianca, melangkahkan kakinya malas menuju lapangan upacara, pasalnya hari ini adalah hari senin, dimana ia harus berpanas-panasan meski memakai topi ditambah celotehan panjang kali lebar dari kepala sekolah yang muter tentang bullying dan kebersihan.
Aku berdiri bersampingan dengan sahabatku dari awal masuk SMA.
"Panas astaga, sumpah!! Kapan selesai sih?!!" Gerutu Kiara, Kiara Amelia Parida, sang gameer.
Aku mendengus "Udah lah, nikmatin aja."
Setelah melewati panas dan mengabaikan amanat kepsek, murid di perintahkan untuk segera ke kelas masing-masing. Aku menuju kelas 11Ips2 yang terdapat di lantai dua.
"Gue ga liat si Olif s sama Luna deh?"Tanya Kiara, dua sahabatku lagi yang entah sudah dimana.
"Udah dikelas kali."
Kami sampai di kelas dan melihat kedua sahabatku sedang berkumpul dengan yang lain. Aku langsung duduk di sebelah Olif yang memang satu bangku dengan ku.
"Thanks yaa, lif." Ucapku setelah meneguk air milik Olif.
Olif mendelik kan matanya."Dih, najiss, bilang minta kaga maen serobot aja."
Pertama kalian harus ingat, bahwa si Olif ini punya muka flat, jutek, tapi aslinya baik, dan sama gilanya dengan Luna, aku berada ditengah, Kiara dia kalem-kalem bawel gitu dan kadang lemot, tapi orangnya update tentang gosip baru, baik didalam sekolah atau luar sekolah, mangkanya dia sering dijuluki lambe-turehnya SMA SkyHigh.
"Pelit banget sama sahabat sendiri, dih."
"Be, Bian datang!!" Bisik Luna yang sedari tadi melihat pintu kelas menunggu Pujaannya datang, disusul Farell, Devan, sahabat Bian.
Aku lihat pintu kelas, terdapat Bian bersampingan dengan Devan, Bian berjalan dengan tangan dalam saku celananya, penampilan rapih, serta dasi bertengger, dengan baju yang dikeluarkan, itu menambah nilai plus dari wajahnya yang tampan. "Waahh!! Mau pose gimana juga dia tetep ganteng." Ucapku yang membuat ketiga temanku berseru dengan kebiasaan jika sudah melihat Bian.
Bian itu teman kecil waktu ku masih di Sekolah Dasar, dia baik, perhatian, tampan, dan pintar. Tapi, sebenarnya Bian adalah orang yang dingin, yang tidak tersentuh kecuali oleh sahabat, keluarganya, dan tentu saja... Aku.
Bian menghampiri ku, dan mengusap kepalaku."Pagi, Be."
"Iih, gausah pegang kepala!" Balasku dengan menyingkirkan tangan Bian di kepalaku, pasalnya semua orang juga tahu aku tidak suka di elus, atau di pegang kepalnya, apalagi sahabat-sahabatku yang ga ada akhlak sering meng-puk-puk kepalaku. Gaada alasan khusus, hanya kurang sopan mungkin.
"Masi pagi jangan ngegas. Pagi bep." Balas Devan, yang langsung menghampiri Luna, pasangan Couple.
"Kamu ngapain ke sini? Bentar lagi masuk, sana balik kelas."Usir Bianca pada Bian.
"Mau liat kamu lah, kelas aku di samping ko, ga ribet."
"Iya tau. Sana, belajar yang bener."
"Ngusir terus nih, yaudah aku balik. Semangat belajar."-Pamit Bian.
Bian ada di kelas unggulan, kelas terpintar katanya, tartib dan hening. Bersampingan dengan kelas Bianca yang rusuh dah berisik, kadang kali, kelas kami selalu kena tegur oleh guru yang mengajar dikelas Bian.
Perpasan Bian pergi, Bu Asih Guru B.Indonesia datang dan memulai pelajaran, yang terdengar seperti dongeng.
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
Beating Heart
Teen FictionSemua manusia tau, jika ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dan semua orang pasti mengalaminya, entah perpisahan untuk selamanya, atau perpisahan untuk hanya mencari pertemuan lagi. Seperti yang aku alami, mengalami perpisahan dengan orang yang kita...