HANYA PENDERITAAN

6.8K 416 7
                                    

Ify terbangun dari tidurnya saat jam dinding menunjukkan pukul enam pagi. Dia pun mendudukkan dirinya dan keningnya mengkerut bingung saat menyadari kalau ternyata Rio tak ada di sebelahnya. Tempat tidur di sampingnya itu kosong dan masih terlihat rapi. Pertanda kalau semalaman tidak ada yang menempatinya.

Semalam dia terlalu lelah dan langsung tidur. Makanya dia tidak tahu Rio ke kamar atau tidak. Diapun memutuskan untuk mencuci muka dan menggosok giginya terlebih dahulu. Lalu setelah itu barulah dia keluar dari kamar untuk menghampiri Rio. Siapa tahu saja Rio tertidur di ruang kerja karena terlalu sibuk bekerja, pikirnya

Tebakan Ify benar karena ternyata Rio masih ada di ruang kerjanya. Laki-laki itu tampak masih sibuk. Ifypun tak berniat untuk mengganggu. Dia memutuskan untuk pergi ke dapur dan memasak sarapan untuk mereka.

Ify tersenyum saat melihat isi kulkas yang penuh dengan makanan. Diapun mengambil ayam dan sayuran untuk di masak. Setelah itu dia memulai ritual masaknya dengan mencuci beras terlebih dahulu.

Ify tak merasa kesulitan untuk mencari bahan-bahan dan perlengkapan untuk memasak. Karena semuanya sudah tertata rapi. Untuk ukuran seorang laki-laki yang tinggal sendirian Ify merasa rumah ini cukup bersih dan rapi. Apalagi mengingat kulkas yang berisi penuh bahan makanan.

Setelah hampir satu jam berkutat dengan masakannya, akhirnya kini makanan itu sudah siap di atas meja makan. Dia tidak tahu makanan kesukaan Rio apa. Makanya dia hanya memasak nasi putih dengan lauk ayam goreng ditambah dengan tumisan capcay.

"Mas sarapan dulu" ujar Ify saat melihat Rio yang keluar dari ruang kerjanya.

"Kamu sarapan aja. Aku bisa nanti" jawab Rio acuh yang membuat Ify terdiam.

"Tapi aku sudah masak mas" kata Ify lagi.

Rio yang sudah melangkahkan kakinya pun berbalik menghadap Ify. Ditatapnya wajah Ify dengan tajam. "Aku bilang nanti ya nanti. Lagian kamu ga perlu repot-repot buat masakin aku. Aku bisa masak atau beli sendiri!"

"Sekarang ini aku istri kamu mas, nyiapin kamu makanan udah jadi tugas aku juga" kata Ify lagi.

"AKU BILANG GA PERLU, YA GAK PERLU!" bentak Rio yang membuat Ify terjengkit kaget. Ifypun memejamkan matanya karena takut. Dia tak menyangka kalau Rio akan membentaknya seperti ini. Padahal niatnya pun hanya untuk mengajak suaminya itu sarapan.

"Kamu silahkan masak untuk diri kamu sendiri. Ga perlu ngurusin aku. Aku bisa ngurus diri aku sendiri. Dan jangan pernah kamu coba-coba untuk mengurusi kehidupan aku" ujar Rio memperingati.

"Kamar yang kamu tempati sekarang itu milik kamu. Kamu ga boleh masuk ke kamar dan ruang kerja aku. Ngerti kamu?"

"Tapi kenapa gitu? Bukannya kita suami istri?"

"Suami istri?"

Rio tertawa sumbang karenanya. Dia menatap Ify dengan sinis. "Kamu pikir kenapa aku mau nikahin kamu? Aku cinta sama kamu gitu? Mimpi! Kamu sama sekali bukan tipe aku. Dan asal kamu tau aku sudah punya tunangan"

"Terus kenapa mas nikahin aku kalau ternyata mas sudah punya tunangan? Kenapa?" Tanya Ify menuntut penjelasan. Dia tak menyadari kalau air mata sudah membasahi pipinya. Katakanlah dia terlalu naif berharap Rio tiba-tiba jatuh cinta padanya makanya datang untuk melamar.

"Bukan saatnya kamu untuk tau. Yang jelas aku sama sekali tidak tertarik sama kamu! Aku hanya ingin kamu menderita. Itu aja!" Jawab Rio seraya tersenyum evil.

"Mas ga perlu nikahin aku kalau hanya untuk melihat aku menderita. Karena hidup aku sudah lebih dulu menderita sebelum itu!" Jerit Ify.

Tak cukupkah sakit yang Ify rasakan karena tak dianggap keluarganya sendiri. Dan kini dia harus dihadapkan pada kenyataan lain. Dimana laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya menikahinya hanya karena ingin membuat hidupnya menderita.

Rio mendekati Ify. Dia mencengkram dagu Ify dan mendongakkan wajahnya agar bisa menatapnya. "Bagus, karena aku akan semakin membuat kamu menderita lagi" ujar Rio tak berperasaan. Dia pun melepaskan tangannya dari dagu Ify dan berlalu meninggalkannya sendirian.

Ify hanya bisa menangis di tempatnya. Dia merenungi apa kesalahan yang sudah dia perbuat hingga tak pernah ada kebahagian untuknya. Di rumah dia diperlakukan tak layak, lalu di sini pun dia juga diperlakukan sama tak layak juga.

"Apa salah aku Tuhan?" Lirih Ify pilu. Tak habis-habis penderitaan yang dia alami. Entah kapan dia akan merasakan bahagia. Atau jangan-jangan tak akan pernah?

Ify menghapus air matanya saat sudah lelah menangis. Dia tak boleh lemah. Menghadapi mama dan kakaknya saja dia sanggup. Apalagi hanya menghadapi laki-laki asing yang sialnya adalah suaminya itu. Dan bodohnya lagi dia bahkan rasanya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Rio.

Ify bergegas masuk ke kamar dan mandi. Hari ini dia ada jadwal kuliah siang. Dia tak ingin kuliahnya terbengkalai hanya karena masalah ini. Toh dulu dia bisa menghadapi apapun meskipun batinnya terasa sakit. Jadi harusnya apa yang dilakukan Rio pagi ini tidak ada apa-apanya.

"Aku harus kuat. Aku ga boleh nyerah" tekad Ify.

**********

Ify sudah pulang dari kampusnya menggunakan ojek online. Motornya dia tinggal di rumah mamanya. Dan dia memang tak ada keinginan membawa motor itu. Dia pun memasuki rumah tempat tinggalnya yang sekarang ini. Keningnya mengkerut bingung saat menemukan ada dua orang perempuan di ruang tamu. Pantas saja tafi ada mobil yang dia lihat di parkiran.

"Oh jadi ini perempuan yang Rio maksud? Ga banget!" Sinis wanita paruh baya yang masih terlihat muda. Dari pakaiannya tentu saja orang sudah bisa menilai kalau dia adalah orang kaya. Bahkan tas yang dia gunakan merek ternama dengan harga yang tentu saja selangit.

"Maaf, kalian siapa?" Tanya Ify berusaha sopan. Dia mengabaikan hinaan yang dilontarkan padanya tadi.

"Saya Renata, mamanya Rio. Dan ini Gisel, dia calon istri Rio" jawab wanita tua itu yang ternyata bernama Renata. Lalu pandangan Ify beralih pada wanita yang diperkenalkan sebagai calon istri Rio itu. Wanita itu terlihat cantik dengan dandan yang pas di wajahnya. Penampilannya juga modis dan tentunya menggunakan barang-barang bermerek juga. Dan jangan lupakan bodynya seksi.

Sangat jauh berbeda dengan dirinya. Dia bahkan sama sekali tak pandai berdandan. Pakaiannya pun biasa saja dan tergolong murah.

"Merasa kalah saing eh? Ya jelas aja. Mana mau Rio sama lo" ujar wanita itu tersenyum sinis kepada Ify.

"Udahlah ga usah diladeni sayang. Perempuan kayak dia mah ga ada apa-apanya. Kamu ga pelu takut Rio akan berpaling sama dia" kata Renata.

"Buruan sana masuk, dan jangan lupa bikinin kita minum!" Suruh Renata tak berperasaan. Ify pun dengan terpaksa masuk ke dalam. Dia membuatkan minuman sesuai suruhan mertuanya itu. Lalu setelah selesai dia membawanya ke depan.

"Benar-benar cocok jadi babu ya tante" kata Gisel seraya tertawa mengejek. Dia meraih minuman yang di bawa oleh Ify. Namun kemudian dia meludahkan minuman itu sembarang.

"Apaan nih, ga enak banget. Lo sengaja mau racunin gue?" Tanya Gisel tajam. Dia bahkan tanpa sungkan menumpahkan minuman itu ke pakaian Ify.

"Rasain tuh" sinis Gisel lagi.

Ify hanya bisa menghela napasnya. Lagi-dan lagi dia diperlakukan seperti ini.

*******
TBC

Repost

07-01-2021

UNDESIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang