Ruang dansa tengah dipenuhi oleh pemain musik dan empat orang yang sedang berlatih berdansa. Sang Ratu juga ikut untuk mengajari mereka cara berdansa yang baik. Sudah kewajiban bagi mereka untuk mahir dalam berdansa."Latihan hari ini sudah cukup. Segera bersiap untuk makan malam. Ada makanan kesukaan kalian," ujar Ratu Lilian sambil terkekeh.
"Apa hari yang kunantikan datang, Bu? Hari sapi bakar?"
"Ya, tentu. Hari sapi bakar."
Ratu Lilian tertawa mendengar pertanyaan, Charles, anak bungsunya."Ibu, bolehkah aku tinggal sebentar di sini? Sebentar saja, aku ingin menari lagi," pinta Alumina.
"Boleh, Mina. Tetapi jangan sampai terlambat untuk makan malam. Jangan sampai kau tidak kebagian daging bakar karena kakak dan adikmu sudah menghabiskannya lebih dulu."
"Kami tidak rakus, Ibu!" Sephora menyahut dengan wajah cemberut.
Mereka akhirnya meninggalkan Alumina seorang diri di dalam ruangan dansa. Ia menyiapkan kotak musik miliknya lalu memutar kuncinya.
Alunan musik yang sama setiap harinya mengisi ruang dansa. Alumina menari ditengah ruang kosong itu.
Gerakannya indah mengikuti irama lagu membuat siapa saja yang melihatnya terkagum, seperti yang dirasakan Mark saat ini. Ia sangat mengagumi tarian gadis itu.
Mengamati tarian Putri Alumina adalah salah satu kegemarannya. Ia tidak bosan meski lagu dari kotak musik itu tidak berubah.
"Aku ingin mengirim sebuah lagu untuk mengiringi tariannya," gumam Mark dari balik pintu ruangan.
Post Pigeon adalah sebutan
untuk penggunaan burung
merpati sebagai
pengantar surat.Played by :
Mark Griffin
Alumina Winslow
Sephora Winslow
Daniel Winslow
Charles Winslow
KAMU SEDANG MEMBACA
Pigeon Post
Fanfic"Salam dari dunia yang ada di dekatmu. Kupersembahkan lagu ini untuk mengiringi tarianmu."