Saat sedang menyisir rambut, seekor merpati masuk melalui jendela dan menghampiri Alumina di meja riasnya."Hai, kau manis sekali. Apa yang membawamu kemari?" tanya Alumina yang menyadari kedatangan burung itu. Ia melihat ada sesuatu yang terikat di kaki burung merpati itu secarik kertas kecil. Sepertinya ada yang ingin memberinya pesan.
Alumina mengambil kertas itu dan kemudian membaca tulisan yang tertera di atasnya.
"Salam, Putri
Dari dunia yang berada di dekatmuSaya ingin mempersembahkan lagu
ini untuk menemani tarian indahmu,
Putri Alumina.Tchaikovsky - Waltz of the Flower
Alunan ini menunggu tarianmu. Sama
halnya denganku."
Aneh. Surat itu tak memiliki nama pengirim. Apa ada pengintai di sekitar istana? Ataukah surat ini dikirim oleh salah satu dari rakyatnya? Alumina tidak yakin.
Alumina kemudian membebaskan merpati itu, membiarkannya terbang kembali pada pemiliknya. Ia berpikir untuk menunjukkan surat itu pada saudara-saudaranya.
Setelah sarapan, keempat bersaudara langsung berjalan menuju ruang perpustakaan. Mereka diharuskan untuk mempelajari segala sesuatu tentang kerajaan mereka.
Namun, saat ini Alumina tidak bisa fokus pada buku di depannya. Ia sedari tadi memandangi surat yang ia dapat tadi pagi.
"Apa yang ada dipikiranmu, Mina?" tanya Daniel yang memperhatikan tingkah Alumina yang sedang gelisah. Mendengar panggilan kakaknya, Alumina pun tersadar dari lamunannya.
"Oh? Ah, iya ini. Aku ingin menceritakan sesuatu pada kalian."
"Ceritakan saja pada kami. Kami akan siap untuk mendengarnya," Sephora menanggapi dengan antusias.
"Um, begini. Tadi pagi saat aku bersiap untuk sarapan, ada merpati pos yang menghampiri kamarku. Seseorang mengirimkan pesan untukku namun tidak tertulis nama dari pengirimnya. Hal itu membuatku sedikit takut,"
"Memang apa isi surat itu? Apakah isinya sebuah ancaman atau seperti teka-teki? Apa dia akan menyerang kita?" tanya Charles ketakutan.
"Tidak, Charles. Ia menulis bahwa ia ingin mempersembahkan sebuah lagu untukku, untuk mengiringi tarianku. Kira-kira siapa?"
"Belum bisa dipastikan siapa pengirimnya. Namun, setidaknya kita tahu satu petunjuk bahwa si pengirim pasti sudah pernah melihatmu menari," jawab Daniel.
Alumina mengangguk setuju. Ia terdiam dan melanjutkan kegiatan belajarnya yang sempat tertunda. Namun, pikirannya tentang surat itu masih mengganggunya.
Siang ini, keempat bersaudara harus berlatih berdansa lagi. Alumina masih memikirkan surat itu. Mungkin ada seseorang yang mengamatinya di ruang dansa? Alumina berdansa sambil mengamati seluruh sudut ruangan, berharap ia dapat menemukan si pengirim surat.
Namun, Alumina tidak menemukan siapapun.
Latihan pun berakhir tanpa ia sadari. Seperti biasa, Alumina tinggal sebentar di dalam ruang dansa untuk menari dengan diiringi kotak musik miliknya. Saat ia mendekati kotak musiknya, Alumina melihat sebuah rol musik dan sebuah kertas disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pigeon Post
Fanfiction"Salam dari dunia yang ada di dekatmu. Kupersembahkan lagu ini untuk mengiringi tarianmu."