Hak cipta dilindungi oleh Allah SWT
************************
"terkadang keberadaan seseorang baru terasa berharga jika ia sudah hilang......"
dan yak....!
sekarang aku disini, di perjalanan menuju jakarta.dari bandung kita berangkat sekitar pukul 15.00, dan baru sampai jakarta pukul 19.00. kebayangkan gimana macetnya kesini? ampun deh.
selama tinggal di jakarta aku akan tinggal bersama keluarganya pak dedi, kakak kandung papa. aku biasanya memanggilnya pak de karena aturannya memang begitu kalau ditelusuri dari silsilah keluarga, lalu memanggil isttinya bu de. mereka punya satu orang anak perempuan namanya dena usianya dua tahun diatasku. Jadi aku memanggilnya mba dena.
Terakhir kali kami bertemu tiga tahun yang lalu, tapi tetap akrab dan saling sapa lewat sosial media. dan kira kira nanti kita juga akan satu sekolah. bedanya dia SMA sedangkan aku di SMKnya. pak de seorang kontraktor, sedangkan istrinya ibu rumah tangga tulen.kedatangan kami disambut hangat oleh keluarga pak de. mereka terlihat sumringah mendengar bahwa aku akan dititipkan disana. senang kalau rumah semakin ramai katanya. Setelah basa basi dan diselipi adengan tangis mengenang semasa hidup papa kami lanjut makan malam bersama lalu dipersilahkan naik untuk beristirahat.
Mba dena selain cantik anaknya juga baik, asik lagi. Sangat terlihat sekali gaulnya jakarta.
"na anterin mara ke kamar, kasian udah pengen rebahan kayaknya" titah bu de yang kusambut senyum lebar selebar lebarnya
"yuk "
"duluan ya semuanya"
kamarku dilantai dua, paling pojok. sebelahnya lagi baru kamar mba dena.
"welcome to your room" sambutnya girang
"yeah " aku langsung ambruk ke kasur,
"gak nyangka bakal satu rumah sama selebgram" kataku,
"ah biasa aja, yang kamu liat Cuma indahnya. Hattersnya engga" pungkasnya
"hahahaha mau dong jadi hatters"
"capek banget ya ? Kangen maen ke bandung ih....disana cowoknya ganteng ganteng ya?"
"biasa aja sih mba, gantengan juga anak jakarta kali"
"yang ganteng banyak, Cuma yang setia aja hampir punah"
Kami tertawa bersama,
"siapa pacarnya sekarang?"
Mba dena berguling menghadapku"jomblo aku tuh"
"halah"
nadanya tak percaya"beneran mba, anak baik baik aku mah"
"terus kalo pacaran anak nakal gitu?"
Aku hanya tertawa mendengar pertanyaan sarkas itu."kalo mba dena pacarnya siapa? Ada 5 ya? udah nebak sih" tebakku mendahului.
karena setahuku selama ini mba dena sering bergonta ganti pacar, teman dekat laki-lakinya juga banyak.
Wajar saja, siapa sih yang tidak kepincut dengan mba dena yang montok ini?"udah tobat gue"
"halah, lebih gak percaya sih nih aku"
lalu kita bercerita banyak hal sampai tak terasa sudah pukul 11 malam. padahal tadi aku lelah sekali, ingin cepat cepat tidur tapi ketika bertemu mba dena mataku langsung cerah bagai tersiram perasan lemon. karena memang seasik itu mengobrol dengannya.
"besok kalo sekolah jangan pake aku kamu, pake aja lo gue"
"kenapa mba? norak ya?"
"yaa engga sih, formal banget gitu kalo pake aku kamu"
"pasti jadi bahan ledekan ya?" tanyaku serius
"enggak juga, cumakan kita mah jarang pake bahasa begitu"
"oh, oke kalo gitu" jawabku setuju.
kamar itu tak seluas kamarku dibandung tapi desainnya lebih terlihat santai, Ada satu jendela yang menghadap ke danau, satu meja rias dengan kaca besar, lemari pakaian, meja belajar dan sebuah single bed. Aku mulai membongkar isi koper, lalu memindahkan barang barang bawaanku ketempatnya masing masing. Yang aku bawa tak banyak, seperlunya saja.
Terakhir foto keluarga. Difoto itu masih ada papa disana. Papa tengah menggendongku. Sejenak aku pandangi foto itu, tak terasa air bening mengalir dari pelupuk mata tanpa aba aba. Tanpa berpikir panjang aku meletakkan foto itu kembali kedalam koper, tak jadi digantung.
Pagi pagi sekali mama dan om seno langsung berpamitan untuk kembali ke bandung mempersiapkan keberangkatan ke china besok. Sebelum pergi mama memelukku. Kami cukup lama berpelukan karena untuk pertama kalinya kami berpisah dalam waktu yang lama. terdengar lirih tangis mama, akupun tak kuasa menahan tangis tapi aku tetap berusaha terlihat baik baik saja karena aku ingin mama pergi dengan tenang.
"Aku gak papa kok mah"
Tak ada jawaban, hanya isak tangis yang semakin menggema ditelingaku"mama jangan sedih, kita pasti ketemu lagi. Mama bantu selesaikan urusan om seno disana, sembari beri aku waktu untuk terima om seno jadi papa"
Kataku menenangkan mama.Setelah kalimat itu baru mama melepaskan pelukannya, lalu mengecup pipi dan keningku, ikut mengusap air mata yang ternyata gagal ku sembunyikan.
"Jaga diri baik baik, mama mau kamu bahagia"
entah kenapa sekarang baru terasa kalau aku tidak mau ditinggal mama. Tapi mau bagaimana lagi? Tepung sudah menjadi bakwan. Aku sudah memilih untuk tinggal disini, mau tidak mau, suka tidak suka harus tetap dijalani.
Pagi itu aku berangkat sekolah dengan sendu, yang seharusnya senang karena menjadi anak baru. Sepanjang perjalanan hanya kenangan kenangan bersama mama yang terlintas. Baruku sadari ternyata aku sangat kehilangan.
pengorbanan mama selama ini. setelah papa pergi meninggalkan kami, mama menjadi tulang punggung keluarga. mama sibuk dengan pekerjaannya, aku juga sibuk dengan duniaku. aku selalu menuntut agar mama punya banyak waktu, tapi aku tidak sadar dan tidak mau tau tentang roda perekonomian kita.
Aku menyesali sikapku selama ini yang membuat mama jengkel. Aku belum mampu berbakti kepada mama, tapi mama sudah terlanjur jauh.
Dan sekarang aku harus menghadapi kenyataan bahwa aku sendiri, harus menjalani kehidupan ini sendiri entah sampai kapan. Aku tak punya lagi tempat merengek, tak punya tempat ngambek ngambekan lagi.
"maah......" rintihku pelan
************************
ok sampai disini gimana guys? comentnya dan vote ya biar author makin rajin hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Al- Mar'atus sholihah
Teen Fictioncoba baca dulu.... kira kira deskripsi apa yang cocok untuk cerita ini? Note : Cerita ini akan update setiap hari kamis pukul 22.00 WIB, So.... please tinggalin jejak kalian dengan follow + vote + komen disetiap bab, biar author tetep yakin untuk l...