Bab 4 : Siapa?

30 1 0
                                    

Hak cipta dilindungi oleh Allah SWT

                                                                         **********************

sepulang sekolah aku melihat rumah terbuka, dan salamkupun tidak ada yang menjawab.
kulihat bu de sedang begitu serius mengurusi sayur sayuran didapur. terbesitlah sebuah ide

DOORRRR.....!

"astagfirullah" wanita paruh baya itu terlonjak, sambil memegangi dadanya

"ya allah mar, ngagetin aja. hampir copot nyawa bu de" keluhnya.

"tes jantung aja bu de"

"dena mana?"

"katanya ada tugas kelompok"

"oiya katanya kenapa tugas kelompok karena dia udah kelas tiga jadi harus banyak belajar" sebelum bu de menjawab, dengan cepat aku melanjutkan lagi...

begitulah mba dena berpesan tadi, katanya aku harus cepat-cepat memberi tahu kenapa alasan mba dena pergi tugas kelompok, katanya pasti bu de akan bertanya seperti itu.

"ke atas dulu ya bu de"

"jangan lupa turun makan siang ya"
pintanya, lalu kembali berkutat dengan bumbu bumbu dapur.

setelah berganti pakaian, aku langsung ambruk dikasur. menatap langit langit kamar sambil merenungi hal hal yang terjadi hari ini.

Untukku hari ini tidak terlalu buruk, pikirku menjadi anak baru akan sulit, tapi ternyata tidak sesulit itu. tapi tidak tahu kedepannya, semoga tidak ya...

aku mengingat-ingat nama orang yang berkenalan denganku hari ini, tapi hanya beberapa saja. yang paling aku ingat adalah suci si gadis baik hati, yoga si cowok modus, nindie, pevita, luna, mayang dan oji.

menurut penuturan suci cewek berlima itu satu genk dari MOS dulu. itu terbukti juga saat mereka pergi kemana mana mereka hanya berlima dan mereka lebih sering berinteraksi bersama ketimbang dengan teman yang lain.

oji alias fauziah adalah cewek tomboi, rambutnya dipotong bob dan menggunakan celana, bukan rok. tapi kata suci dia tetap menyimpan rok didalam tasnya untuk berjaga jaga.

Nindie si paling  pintar satu kelas, bahkan saking pintarnya dia seperti tidak belajar juga pasti mendapat nilai bagus, sanjung suci tadi.

Mayang adalah gadis bermulut pedas, luna gadis yang sedikit lamban, sedangkan pevita gadis tercantik di kelas.
itu sedikit biodata mereka dari suci.

Hari ini hari sabtu, sangat tidak menyenangkan karena besok sudah harus libur sekolah padahal hari ini baru pertama kalinya aku masuk.
Aku belum berencana ingin pergi ke manapun, mungkin dirumah saja menonton drachin sambil luluran.

senyap senyap aku mendengar bu de sedang berbicara, ternyata mba dena yang menjadi jama'ahnya sore ini.
Bu de itu wanita berhijab, selalu mengingatkan akhirat kepada mba dena bahkan menurutku bu de sangat keras soal masalah agama.

Melihat mba dena yang sedang diceramahi aku hendak kembali ke kamar tapi terlambat, karena mba dena tengah melotot ke arahku seperti meneriakkan :

" tolong gue...."

dan terpaksa aku harus jadi jama'ahnya bu de juga kali ini.

"kamu tuh sebentar lagi lulus den, jangan main-main terus. kemarin mama dapet telepon dari wali kelas kalo kamu bolos pas jam pelajaran ipa. kamu juga pernah bolos jam terakhir kelas sejarah, masuk sering telat........"

Dan masih panjang lagi kasus kasus kriminal mba dena yang bu de bongkar secara blak blakkan didepanku.

sang empu hanya duduk lesu dengan wajah melasnya. aku pura pura sibuk meyiapkan piring, sesekali ikut mengangguk angguk berpihak pada bu de, membuat tokoh utama siang ini makin menekuk wajah.

"kamu juga mar, selama sekolah disini jangan aneh aneh, jadilah anak sekolah yang wajar. masuk tepat waktu, pulang tepat waktu, ngerjaiin PR. gak berprestasi juga gak gapapa yang penting rajin"

kata bu de tak kalah sewotnya, akhirnya aku kena ceramah juga.

aku hanya mengangguk takzim.
mba dena mringis, seperti senang karena punya teman omelan.

"udah makan makan"

walau begitu bu de tetap menyendokkan nasi untuk kami, lalu beralih mengobrol tentang keadaan anak zaman sekarang, dan tiba tiba sampai pada pembahasan

"menutup aurat"



**

tok tok tok....

"siapa?"

"aku mba" teriakku dari luar

"masuk pak eko"

"permisi....punten mbah"
kataku sambil nunduk yang spontan mendapat lemparan bantal

"kemana mba melam minggu?"
tanyaku ikut nimbrung dikasur

"tadi gak denger apa ceramah mama dedeh barusan" jawabnya jutek.

aku tertawa mendengar ucapan mba dena, sepertinya moodnya sedang hancur setelah mendapat petuah petuah tadi.

"ga enak banget sekolah hari pertama hari sabtu, baru masuk eh udah libur aja" curhatku

"iya sih....kalo maksain keluar jalan jalan, bisa bisa dicoret dari KK"

lalu kami sama-sama meratapi nasib.
aku yang bingung ingin melakukan apa malam minggu ini, sedangkan mba dena yang bingung bagaimana caranya bisa keluar malam ini....

tok tok tok....

itu bu de, kepalanya muncul dari balik pintu.

"iya mah? aku engga keluar" kata mba dena cepat

"siapa yang nyariin kamu....
mar itu temennya dibawah"

aku dan mba dena langsung saling tatap, otak kita seperti saling terkoneksi...

"siapa?"

pertanyaan itu hanya menggema dalam kepala....









********
Mungkin cerita ini cukup disini aja ya,
Soalnya coment sama votenya masih sedikit 😭

Al- Mar'atus sholihahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang