4. Aku Adalah Hujan

100 10 4
                                    

Assalamu'alaikum gaes...

Up lagi nih, gue mah gitu, di awal awal cerita pasti gue kebut nulisnya wkwk... Tapi kalau udah 20part ke atas pasti ngarett wkwk...

Ya udah langsung aja yuk,...

Kalau ada typo bilang yah...

Happy Reading, boskuh...

"Astagfirullah ... Bener-bener nih si Alan," Husen yang sudah menunggu hampir 2 jam di kamar menggelengkan kepalanya,"kemana sih tuh anak, lama banget ... Mana tadi tas dia berat banget lagi, sabar Sen sabar, ini ujian," gerutu Husen sambil mengelus dadanya.

Tiba-tiba datang seseorang mengucap salam, "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab Husen sedikit terkejut. Dia kira itu Alan yang datang ternyata santri lain. Penghuni kamar ini.

"Sampean santri Anyar?" tanya santri tersebut. Logatnya sangat medok sekali, sepertinya dia orang pribumi. Kulitnya sawo matang namun bersih, ia memakai sarung beserta baju koko lengkap dengan peci hitamnya.

"Maaf, Anyar itu apa?" Tanya Husen polos. Dia sama sekali tidak mengerti bahasa Jawa, karena dia berasal tanggerang-Banten.

Santri itu terkekeh, "oh iyo! Lali aku," ujar santri itu, ia mengulurkan tangannya, "Aku Dodi, sampean yang namanya Alan opo Husen?" Tanyanya dengan kemedokan jawanya.

"Kok kamu bisa tahu aku Husen atau Alan?"

Santri itu terkekeh lagi, "yo wong Ustadz Fikri yang ngasih tau."

Husen mengangguk paham. Terlintas di benaknya ia masih memikirkan Alan. Kemana dia? Kenapa masih belum kembali jug, ini sudah semakin siang.

"Jadi? Sampean iki sopo? Husen atau Alan?" Tanya santri itu lagi, di setiap katanya ia selalu tersenyum ramah.

"Eh iya, Aku Husen," jawabnya dengan senyum tak kalah ramah.

"Oh Husen toh." santri itu menganggukan kepalanya seraya paham. "Tapi ... sek sek sek, ngko dipit! Terus, Alan-e neng ndi?"

*****

RSUD Tidar - Kota Magelang

Terlihat Santri Senior itu berjalan mondar-mandir di depan ruang Instalasi Gawat Darurat. Dia menggigit jarinya, wajahnya cemas dan berungkali dia mengucap istighfar dengan pelan.

Sedangkan Alan hanya duduk di kursi yang tersedia di lorong rumah sakit. Kedua bola matanya mengikuti laju tubuh Pria yang sudah seperti setrikaan tersebut. Bahkan sampe detik ini Alan belum tahu nama dari Santri senior itu dan Alan pun tidak ingin tahu akan hal itu.

Alan teringat sesuatu, daripada dia memikirkan Kang Santri aneh yang sampe sekarang mondar-mandir dengan wajah cemasnya, mending dia membuka buku Hitam kecil milik Hafa, dia penasaran apa isi buku itu.

Alan berencana akan mengembalikan buku itu setelah ia selesai membaca isinya. Iya, itu memang tidak sopan, tapi mau bagaimana? Pria seperti Alan selalu mementingkan rasa ingin tahunya. Apalagi rasa ingin tahunya terhadap sesuatu hal yang ia sukai.

Akhirnya Alan membuka halaman pertama. Ada 8 kata disana, dan 8 kata tersebut berhasil membuat Alan membeku. 8 kata itu adalah...

"Aku adalah Hujan, kalau tidak suka silahkan berteduh"

🌼Hafa Al-Fathunnisa🌼

Tentu saja dia terkejut, ini adalah kalimat singkat yang maknanya sangat memukul hati Alan. Halaman pertama ini serasa memukul mundur keras keinginan Alan untuk mengenal Hafa.

HAFALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang