Aku pacarnya?

24 3 0
                                    

Nia mengambil hpnya dan memeriksa   pesan wa-nya. 357 pesan yang belum dibaca. 1 pesan dari Mark yang mengatakan kalau ia akan menjemput Nia pas pulang kantor, dan sisanya 356 berasal dari grup KBBZ. Grup wa teman sekompleks, para pendukung Vera.

Ia membaca pesan itu pelan pelan dan mulai tertawa. Mereka sedang membahas tentang Gungun ( anak lelaki dijun dan fengjiu dari novel the pillow book ). Nia kadang heran sendiri walaupun sekarang sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan mereka yang selalu melenceng dari pokok pembahasan. Seperti sekarang ini, mereka sedang membahas gungun dan entah bagaimana sekarang mereka berencana membuat petisi ke Tencent untuk meminta menayangkan adegan yang dipotong dari drama Elod (eternal love of dream). Nia menyesuaikan duduknya mencari posisi yang lebih nyaman dan mulai gabung dalam chatingan  mereka. Sesekali ia akan tertawa dan membuat beberapa rekan kerjanya menatapnya dengan tatapan aneh dan ingin tau.
"Aku hanya membaca chatingan lucu dari temanku." Jelas Nia tanpa ditujukan kepada siapapun.

Masih asyik dengan chatingannya, Nia sampai lupa kalau ini sudah waktunya pulang. Teman teman kantornya yang lain juga masih adem ditempat mereka masing-masing, belum ada yang berniat pulang. Pesan WA dari Mark yang mengatakan kalau ia sudah didepan membuat Nia sadar. Ia cepat cepat mengatur tas dan membereskan mejanya. Berlari kecil menuju mesin absen dan menempelkan jarinya di mesin kecil itu. Ia berjalan ke pintu keluar dan berhenti disitu sebentar sambil mengatur napas. "Tenang... Tenang... Dia hanya mengantarku pulang". Katanya sebelum mendorong pintu dan keluar.

Mark sudah menunggunya di tempat parkir sambil bersandar dimobilnya. Sebelah tangannya memegang hp ditelinga, sedang berbicara dengan seseorang. Nia menuju pintu penumpang dan Mark berjalan memutar untuk membukakan pintu mobil dan mengatur rok Nia sebelum menutup pintu mobil dan kembali memutar ke tempatnya. Ia masih berbicara di telepon. "Akan kuhubungi anda lagi besok." Mark menutup telepon dan menghadap kearah Nia.
"Kau ingin mampir ke suatu tempat sebelum kuantar pulang ? " Tanya Mark.
"Tidak. Aku ingin langsung pulang ke rumah."jawab Nia merasa gugup.
"Tenanglah ok.... Aku tidak akan menggigitmu". Kata Mark melihat kegugupan Nia. Dan kemudian ia menambahkan dengan suara yang lebih pelan."Setidaknya tidak sekarang."
Nia langsung menatap Mark, walaupun kalimat itu diucapkan dengan pelan, ia masih bisa mendengarnya. Mark terlihat tenang. Matanya lurus kedepan dan kedua tangannya berada dikemudi mobil. Nia berpikir apakah itu hanya halusinasinya. Kemudian memutuskan sendiri bahwa ia hanya salah dengar.

Mark menghentikan mobilnya di depan rumah Nia. Mobilnya belum berhenti sempurna tapi Nia sudah melompat turun dari mobil.
"Eh.. ehm.... Terima kasih sudah mengantarku pulang" kata Nia pelan. Mark sudah turun dari mobil dan berjalan ke arah  Nia. Mark meraih kedua bahu Nia dan berkata tegas "lain kali tunggu sampai kubukakan pintunya sebelum turun."
Nia hanya bisa menjawab "ok" seperti robot.

"Mulai sekarang jangan terlalu dekat dengan pria lain, apalagi memikirkan mereka."kata Mark
Nia tidak menjawab, hanya terus menatap bola mata Mark. Coklat tua dengan iris mata berwarna hitam. Ia tidak bisa berkedip. Tenggelam dikedalaman mata itu. "Apa yang barusan Mark katakan tadi ?"

"Nia... Apa kau mendengarku?"
Tanya Mark.
"Ya... Aku mendengarmu." Jawab Nia. Mata dan kedekatan tubuh Mark membuatnya tak bisa berpikir.
"Apa yang tadi kukatakan?" Tanya Mark.
"Apa ? Apa tadi kau bertanya padaku ? " Tanya Nia bingung.
Mark tertawa kecil
"Nia..."
"Ya...?"
"Kau bisa mendengarku?"
"Tentu saja aku tidak budek."
"Oke..." Kata Mark. Ia menundukkan wajahnya dan mencium Nia.

Sesuatu yang lembut dan kenyal menyentuh bibirnya dan membuat Nia sadar, secara reflek dia mendorong tubuh Mark menjauh.
"Apa yang kau lakukan ?" Tanya  Nia marah.
"Oke... Setelah sekarang kau sudah kembali ke bumi, dengarkan aku baik baik. Mulai sekarang jangan melihat pria lain. Apalagi memikirkannya. Kau adalah milikku. Sama seperti aku juga adalah milikmu. Kau mengerti?" Mark sudah melangkah mendekat dan memegang kedua bahu Nia lagi.
"Ya... Aku mengerti.. kau ingin menjadi pacarku." Kata Nia sambil menunduk.
Mark meletakkan jari telunjuknya didagu Nia, mengangkatnya dan kembali mencium Nia.
"Aku bukan ingin menjadi pacarmu. Aku adalah pacarmu." Tegas Mark.
"Masuklah... Aku akan menjemputmu besok siang untuk makan. Aku punya janji dengan seseorang. Kau boleh mengajak seorang teman mu kalau kau mau."
"Ok" jawab Nia dan berjalan ke arah mobil Mark
"Nia... Kau mau kemana ?" Tanya Mark bingung.
"Pulang" jawabnya singkat
Mark menarik napas dan berusaha mengatur raut wajahnya tetap netral. Ia berjalan ke arah Nia dan memutar tubuh gadis itu.
"Rumahmu ke arah sana." Kata Mark meluruskan.
Nia melihat bolak balik antara Mark dan rumahnya.
"Yah... Terima kasih." Kata Nia
"Masuklah kalau kau tidak ingin aku menciummu lagi."
Nia langsung terbang ke rumahnya. Mengambil kunci dan dengan cepat membuka pintunya. Ia langsung menutup pintu. Bersandar dan jatuh ke lantai.
"Oh my God... Huaaaa..."  Tanpa sadar Nia berteriak, berusaha menenangkan hatinya yang berdebar kencang.

Mark tertawa dan memutar mobilnya untuk pulang ke hotel. Ia tertawa lebih lebar setelah mendengar teriakan Nia.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang